Belajar tak hanya di sekolah, kira-kira itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kebutuhan belajar sekarang ini. Anda dapat belajar mengenai apapun dan dimanapun. Jika Anda ingin belajar mengenai sejarah berdirinya agama islam, Anda dapat pergi ke perpustakaan atau toko buku untuk menambah khasanah pengetahuan tentang Islam. Jika yang ingin Anda pelajari adalah sejarah berdirinya gereja katederal Jakarta, mengunjungi gerejanya secara langsung dapat menjadi pilihan yang layak dicoba. Begitu juga jika Anda ingin mempelajari sejarah kota tua Jakarta, sejarah candi Muara Takus, sejarah candi Sewu, candi peninggalan Hindu dan candi peninggalan Buddha. Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih utuh jika berkunjung secara langsung ke tempat-tempat tersebut.
Namun bagaimana jika Anda ingin mempelajari ilmu eksak seperti biologi? Melihat secara langsung objek biologi mungkin dapat menjadi cara belajar yang lebih efektif dibandingkan hanya melihat objek dari gambar di buku saja. Tetapi bagaimana caranya Anda dapat mengamati objek biologi secara langsung? Mengunjungi museum Biologi lah salah satu metode pembelajaran biologi yang patut dicoba. Untuk dapat memahami lebih jauh apa saja yang dapat diperoleh dari museum biologi, artikel ini akan mencoba menjelaskan mengenai sejarah museum Biologi serta koleksi-koleksi yang ada di museum tersebut.
Sejarah Museum Biologi
Awalnya, museum yang terletak di Jl. Sultan Agung Nno. 22 ini dirintis sejak terbentuknya museum Zoologicum pada tahun 1964. Museum Zoologicum tersebut menempati salah satu ruangan di Sekip, Sleman, Yogyakarta di dalam kampus UGM dan dipimpin oleh Prof. drg. R. G. Indrojono. Koleksi herbarium menempati sebagian gedung di Jl. Sultan Agung No. 22 ini, pemimpinnya adalah Prof. If. Moeso Suryowinoto.
Sejak tahun 1956, kedua museum ini berada di bawah Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta yang saat itu masih terletak di Ndalem, Mangkubumen, Ngasem. Fakultas ini terkenal dengan nama Fakultas Kompleks Ngasem.
Pada perkembangan selanjutnya, berkat prakarsa dari Dekan Fakultas Biologi, Ir. Soeryo Adisewoyo, bertepatan dengan Dies Natalis atau hari jadi Fakultas Biologi UGM, pada tanggal 20 september 1969, museum yang terletak di Jl. Sultan Agung No. 22 ini telah diresmikan. Peresmian dilakukan oleh rekto UGM yaitu Prof. Dr. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A. Museum Biologi baru dibuka untuk umum sejak 1 Januari 1970. Pelajari juga mengenai Sejarah Museum Benteng Heritage.
Pada tahun 1969 hingga 2001, pengelolaan museum berada di bawah Drs. Anthon Sukahar sebagai ketua pelaksana dan direktur museum Biologi yang pertama. Kepala museum selanjutnya adalah dosen-dosen Biologi yang ditunjuk oleh Dekan UGM melalui surat keputusan Dekan.
Koleksi Museum Biologi
Museum Biologi adalah museum khusus, lebih tepatnya museum khusus pendidikan dengan fokus pendidikan hayati. Koleksi museum Biologi terdiri dari koleksi flora dan fauna. Koleksi fauna museum Biologi berupa awetan basah, taksidermi dan kerangka. Sebagian besar koleksi fauna berasal dari Indonesia. Ada juga koleksi fauna yang merupakan sumbangan dari luar negeri, dosen, peneliti dan masyarakat. Beberapa koleksi fauna museum termasuk dalam kategori dilindungi, contohnya adalah Harimau, Beruang Madu, Trenggiling, burung Cendrawasih dan burung Elang. Sebagian koleksi fauna ditampilkan dalam diorama di habitat mereka yang sebenarnya. Pelajari juga mengenai Sejarah Museum Batik Yogyakarta.
Koleksi flora museum Biologi ditampilkan dalam bentuk herbarium basah dan kering. Simplisia berupa biji-bijian lokal dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga menjadi koleksi flora di museum ini. Secara umum, jika mengutip dari laman resmi museum Biologi, koleksi museum dibagi ke dalam empat jenis, yaitu koleksi biologika, historika, arkeologika dan etnografi. Koleksi biologika jumlahnya 1383 buah, koleksi historika 1 buah, koleksi arkeologika 14 buah dan koleksi etnografi 1 buah. Berikut adalah beberapa contohnya:
Koleksi Biologika
- Panthera trigis (jenis koleksi taksidermi)
- Eretnochelys imbricata (jenis koleksi taksidermi)
- Pelecanus conspilicillatus (jenis koleksi taksidermi)
- Charadius dubius (jenis koleksi taksidermi)
- Tringa stagnatilis (jenis koleksi taksidermi)
- Pluvialis squatarola (jenis koleksi taksidermi)
- Eretnochelys imbricata (jenis koleksi taksidermi)
- Delphinus delphis (jenis koleksi taksidermi)
- Catopuma (pardofelis) temminckii (jenis koleksi taksidermi)
- Pongo pygmaeus (jenis koleksi taksidermi)
- Todirhamphus chloris (jenis koleksi taksidermi)
- Paradoxurus hermaphroditus (jenis koleksi taksidermi)
- Copsychus saularis pluto (jenis koleksi taksidermi)
- Amaurornis phoenicurus (jenis koleksi taksidermi)
- Goura scheepmakeri (jenis koleksi taksidermi)
- Paradisaea minor (jenis koleksi taksidermi)
- Buceros Rhinoceros (jenis koleksi taksidermi)
- Anhinga melanogaster (jenis koleksi taksidermi)
- Dendrocygna arcuata (jenis koleksi taksidermi)
- Porphyrio porphyrio (jenis koleksi taksidermi)
- Metopidius Indicus (jenis koleksi taksidermi)
- Gallicrex cenerea (jenis koleksi taksidermi)
- Egretta garzetta (jenis koleksi taksidermi)
- Todirhamphus chloris (jenis koleksi taksidermi)
- Ptyas mocosus (jenis koleksi taksidermi)
- Ardea Purpurea (jenis koleksi taksidermi)
- Ardea cinerea (jenis koleksi taksidermi)
- Bubulcus ibis (jenis koleksi taksidermi)
- Bubalus depressicornis (jenis koleksi taksidermi)
- Macaca fascicularis (jenis koleksi taksidermi)
- Geoffroyus geoffroyi (jenis koleksi taksidermi)
- Paradisaea minor (jenis koleksi taksidermi)
- Eudynamys scolopacea (jenis koleksi taksidermi)
- Phaenicophaeus curvirostris (jenis koleksi taksidermi)
- Centropus sinensis (jenis koleksi taksidermi)
Koleksi Historika
- Foto bangunan museum (jenis koleksi foto)
Koleksi Arkeologika
- Fosil Elephas (jenis koleksi foto)
Koleksi Etnografi
- Foto mayat yang dikeringkan (jenis koleksi foto)
Berkunjung ke Museum Biologi
Museum Biologi buka setiap hari Senin sampai Jum’at pukul 07.30 sampai 16.00. Khusus hari Jum’at, waktu tutupnya satu jam lebih cepat yaitu dari pukul 07.30 sampai 15.00. Hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya museum tutup. Museum dapat dibuka pada hari-hari libur atau hari-hari besar lainnya jika sebelumnya telah menghubungi pihak museum terlebih dahulu. Pelajari juga mengenai Sejarah Museum Aceh.
Harga tiket masuk (HTM):
- Pelajar : Rp 5.000
- Umum : Rp 7.000
- Wisatawan Asing : Rp 15.000
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah museum Biologi. Sebelum diresmikan menjadi museum Biologi, dahulu museum ini merupakan museum Zoologicum. Museum Biologi baru dibukan untuk umum sejak 1 Januari 1970. Berarti, umur museum saat ini sudah sekitar 50 tahunan. Berkunjung ke museum Biologi dapat menjadi pilihan yang tepat untuk berekreasi. Koleksi museum yang terbilang lengkap (lebih dari 1300 koleksi) dan harga tiket masuk yang murah dapat menjadi daya tarik tersendiri dari museum ini. Koleksinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga yang berasal dari sumbangan dosen, peneliti dan masyarakat. Pelajari juga mengenai Sejarah Museum Asia Afrika Di Bandung.
Jika Anda mengunjungi UGM, jangan lupa untuk mampir ke museum ini. Tetapi jangan berkunjung ke museum pada hari-hari besar atau hari-hari libur. Karena museum tutup pada waktu-waktu tersebut. Kelemahan dari museum Biologi adalah pencahayaan yang kurang di beberapa ruangan. Selain itu, beberapa pengunjung juga mengeluhkan tata pamer museum yang kurang menarik. Namun di luar semua itu, museum Biologi tetap layak dikunjungi. Apalagi jika Anda tertarik untuk mendalami bidang biologi, karena kelengkapan informasinya.