Orde baru sebagai era pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto berlangsung selama 32 tahun untuk menggantikan masa pemerintahan Soekarno sebagai Presiden yang kerap disebut sebagai era Orde Lama. Tujuan orde baru dibentuk untuk kembali menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila serta UUD 1945 setelah sebelumnya situasi negara berada di ambang keruntuhan karena berbagai kekacauan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Soekarno.
Sejak dimulainya era orde baru, pemerintah berusaha memperbaiki kondisi negara dengan berbagai ciri pokok orde baru dan berbagai kebijakan orde baru yang diharapkan akan dapat meluruskan penyimpangan pada masa orde lama yang terjadi. Beberapa peristiwa penting pada masa orde baru yang masih diingat hingga sekarang dan turut menyumbang kepada perjalanan sejarah era orde baru bisa Anda simak dalam pembahasan berikut ini.
1. Supersemar
Surat Perintah Sebelas Maret yang diterbitkan pada 11 Maret 1966 diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto yang merupakan Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu guna memulihkan keadaan dan memulihkan wibawa pemerintah RI. Supersemar diberikan di Istana Bogor dan menjadi landasan untuk mengesahkan jabatan Soeharto sebagai Presiden RI kedua menggantikan Soekarno.
2. Sidang Umum MPRS
MPRS menyelenggarakan Sidang Umum keempat pada 17 Juni 1966 yang menghasilkan beberapa ketetapan untuk memperkokoh tegaknya Orde Baru. Beberapa ketetapan tersebut adalah:
- Ketetapan MPRS no. IX mengenai Pengukuhan Surat Perintah Sebelas Maret.
- Ketetapan MPRS no. XXV mengenai pembubaran PKI dan ormas – ormasnya serta larangan untuk menyebarkan ajaran Marxisme dan Komunisme di Indonesia.
- Ketetapan MPRS no. XXIII mengenai pembaruan untuk landasan kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan.
- Ketetapan MPRS no.XIII mengenai pembentukan Kabinet Ampera yang ditugaskan kepada Pengemban Tap MPRS no. IX.
3. Nawaksara
Salah satu peristiwa pada masa Orde Baru adalah Nawaksara, yaitu pidato pertanggung jawaban Presiden Soekarno pada Sidang Umum MPRS 1966 atas pemberontakan G30S PKI, juga kemerosotan ekonomi dan moral bangsa. Pada 22 Juni 1966 Presiden Soekarno menyampaikan amanatnya yang diberi judul Nawaksara atau Sembilan Pasal. MPRS melihat amanat tersebut tidak memenuhi harapan rakyat karena kebijakan Presiden tidak dimuat secara jelas dan meminta Soekarno untuk melengkapinya. Pelengkap Nawaksara yang diberikan Presiden Soekarno pada 10 Januari 1967 tetap tidak membawa kepuasan pada banyak pihak sehingga DPRGR mengajukan resolusi dan memorandum pada tanggal 9 Februari 1967 yang menolak Nawaksara beserta pelengkapnya. DPR GR kemudian mengusulkan kepada MPRS untuk mengadakan Sidang Istimewa untuk memberhentikan Presiden Soeharto dari jabatan Presiden/Mandataris MPRS, dan mengangkat Pejabat Presiden sebagai gantinya.
4. Pemilihan Umum
Pemilu adalah peristiwa pada masa Orde Baru yang penting, dilaksanakan pertama kalinya pada 3 Juli 1971 dengan diikuti oleh 10 partai politik. Parpol tersebut adalah PKRI, NU, Parmusi, Parkindo, Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Nasional Indonesia (PNI), Perti, Ikatan Pendukungan Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan Golongan Karya (Golkar). Golkar menjadi partai pemenang pemilu pertama pada era orde baru dan pemenang pada pemilu – pemilu berikut yang selanjutnya dilaksanakan pada tahun 1977, 1982, 1987,1992, 1997. Pada tahun 1977 – 1997 hanya ada tiga partai politik orde baru yaitu Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
6. Sidang MPR 1973
Sidang MPR juga menjadi peristiwa pada masa Orde Baru yang penting. Pada bulan Maret 1973 diadakan sidang MPR yang menghasilkan beberapa keputusan yaitu:
- Tap no. IV/MPR/1973 mengenai Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk pengganti Manipol (Manifestasi Politik) di era orde lama.
- Tap no.IX/MPR/1973 mengenai pemilihan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI.
- Tap no.XI/MPR/1973 mengenai pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Wakil Presiden RI.
7. Peristiwa Malari 1974
Sejarah Peristiwa Malari 1974 atau Malapetaka Lima Belas Januari terjadi pada tanggal 15 Januari 1974 pada masa orde baru. Peristiwa yang berlangsung sekitar 45 tahun lalu ini berawal dari gerakan demonstrasi mahasiswa yang berkembang menjadi peristiwa kerusuhan sosial. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Jakarta pada saat itu turun ke jalan untuk menyuarakan kritik mengenai kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Soeharto yang dianggap terlalu berpihak kepada investasi asing oleh banyak kalangan. Mereka berdemo untuk menentang penanaman modal asing di Indonesia, berbarengan dengan kedatangan Kakuei Tanaka, PM. Jepang yang akan bertemu Presiden Soeharto di Jakarta. Aksi yang pada awalnya berjalan dengan damai lalu berubah menjadi kerusuhan yang mengakibatkan sejumlah gedung dan kendaraan berbau Jepang dirusak.
8. Kerusuhan Medan 1998
Berdasarkan berbagai sumber, salah satu peristiwa pada masa Orde Baru yang paling diingat adalah insiden kerusuhan di Medan pada tahun 1998. Medan adalah salah satu kota pertama yang mencetuskan api reformasi pada bulan Mei 1998 sehingga mengalami kerusuhan yang hampir melumpuhkan pada tanggal 6 Mei 1998. Pada saat itu sejumlah ratusan toko dirusak, sejumlah kendaraan dibakar, memakan korban lima orang tewas dan puluhan korban luka – luka karena aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan tersebut.
9. Tragedi Gejayan
Peristiwa pada masa Orde Baru ini juga berupa kerusuhan yang terjadi karena demonstrasi menuntut reformasi. Pada tanggal 8 Mei 1998, ratusan mahasiswa Yogyakarta turun ke jalan untuk melakukan aksi unjuk rasa menuntut reformasi dan menuntut agar Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Aksi yang berlangsung sampai malam hari ini sempat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan sehingga mengakibatkan satu orang mahasiswa tewas dan puluhan lainnya mengalami luka – luka.
10. Peristiwa Trisakti 1998
Pada masa akhir pemerintahan orde baru berbagai aksi dilakukan secara serentak di sejumlah daerah seperti Surakarta, Bandung dan Medan, termasuk juga di Jakarta. Para mahasiswa di Jakarta juga turut menyerukan tuntutan mereka akan reformasi dan penurunan Soeharto sebagai Presiden. Aksi demonstrasi terjadi di depan kampus Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mendapatkan perlawanan dari aparat TNI dan Polri sehingga menewaskan empat mahasiswa Trisakti. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendrawan Sie yang tewas karena tertembak peluru tajam dalam sejarah peristiwa Trisakti tersebut.
11. Kerusuhan 1998
Setelah terjadinya berbagai peristiwa berdarah di berbagai daerah termasuk ibukota, kondisi Jakarta kemudian mengalami situasi yang mencekam pada tanggal 13 – 15 Mei 1998. Terjadi penjarahan dan pembakaran kios – kios di beberapa wilayah di Jakarta. Tidak hanya itu, sasaran kerusuhan juga mengincar rakyat yang berasal dari etnis Tionghoa. Para wanita etnis Tionghoa diketahui banyak yang mengalami pelecehan dan pemerkosaan dengan cara yang sadis. Belum lagi dikabarkan sebanyak ratusan orang hilang dan tewas dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998 ini, hingga sekarang masih banyak orang yang belum diketahui keberadaannya.
Peristiwa pada masa Orde Baru yang penting juga berasal dari beberapa kebijakan politik orde baru yang dilakukan oleh pemerintah. Pada saat ini hubungan dengan Malaysia dipulihkan pada tanggal 11 Agustus 1966, dan membuka hubungan diplomatik dalam tingkat Kedutaan Besar pada 31 Agustus 1967. Indonesia juga kembali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1966 setelah keluar pada tanggal 1 Januari 1965. Selain itu juga ikut menjadi pelopor organisasi kerjasama di kawasan Asia Tenggara bernama ASEAN pada 8 Agustus 1967. Secara keseluruhan era pemerintahan orde baru berjalan dengan baik dan lancar walaupun cenderung otoriter dan rakyat tidak memiliki kebebasan berpendapat. Akan tetapi tingkat ekonomi negara naik pesat dan inflasi berkurang sehingga kondisi negara stabil, hingga tahun 1997 terjadi krisis finansial Asia yang mempengaruhi Indonesia sehingga mengalami krisis moneter dan menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya orde baru.