Bagi anda yang tertarik dengan sejarah, geologi, dan arkeologi, sangat penting untuk mengunjungi Museum Karst Wonogiri. Museum ini terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Letaknya yang jauh dari kota Wonogiri bukan tanpa alasan. Pasalnya, di sekitar desa Gebangharjo, terdapat barisan karst yang berderet rapi dan indah. Letak museum karst harus dekat dengan karst juga, tentunya. Baca juga mengenai Sejarah Museum Kota Tua.
Sejarah Museum Karst Wonogiri
Berdirinya Museum Karst Wonogiri diinisiasi oleh Departemen Energi & Sumber Daya Mineral dan Badan Geologi pada tahun 2008. Hal ini sebagai respon atas instruksi presiden untuk pengembangan potensi wisata di kawasan karst. Pada akhirnya, Museum Karst Wonogiri diresmikan pada tanggal 30 Juni 2009 oleh Presiden RI saat itu. Menariknya, museum ini merupakan museum karst terbesar di Asia Tenggara. Museum ini didirikan untuk menunjang kawasan Eco Karst dan Gunung Sewu Global Geopark. Baca juga mengenai Sejarah Museum Geopark Batur.
Karena berada di kawasan Eco Karst, pengunjung dapat melihat-lihat karst asli di luar museum. Goa karst tentu tidak jauh dari kawasan museum ini, sehingga pengunjung bisa sedikit berjalan kaki. Hal ini pun membuat pengunjung bisa belajar indoor di dalam museum maupun outdoor di karst Gunung Sewu. Hal ini tentu membuat wisata edukasi pengunjung lebih mengasyikkan lagi.
Koleksi Museum Karst Wonogiri
Di museum ini, pengunjung dapat menjumpai berbagai karst yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, seperti karst Ciampea, Ciseeng, Gudawang, Gunung Sewu, Maros-Pangkep, Gombong, Sangkulirang-Tanjung Mangkaliat-Tapin, Wawolesea, Padang, Muna, hingga karst Papua. Ada banyak sekali pengetahuan tentang karst di museum ini, yakni bagaimana proses terbentuknya karst, fenomena karst di Indonesia, hingga hubungan karst dengan kehidupan manusia. Lantas, ada apa saja di Museum Karst Wonogiri?
1. Lantai 1 (Karst Untuk Kehidupan)
Di lantai 1, ruang peragaan koleksinya bertemakan “karst untuk kehidupan”. Pengunjung dapat menjumpai berbagai panel mengenai konservasi dan pengelolaan kawasan karst, macam-macam flora dan fauna yang hidup di karst, dan sebagainya. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat maket dan diorama mengenai karst. Intinya, semua tentang karst yang berkaitan dengan kehidupan manusia, fauna, maupun flora ada di lantai 1 ini. Baca juga mengenai Sejarah Museum Jendral Sudirman Magelang.
- Panel konservasi dan pengelolaan kawasan karst
Konservasi dan pengelolaan kawasan karst menjadi sangat penting, mengingat karst dapat menunjang kehidupan manusia. Hal yang perlu diperhatikan dalam konservasi kawasan karst adalah aspek geologis dan non-geologisnya.
- Panel aneka ragam nilai kawasan karst
Di panel ini, pengunjung dapat mengetahui bahwa karst memiliki nilai yang tinggi, baik dari segi ekonomi yaitu sebagai bahan untuk membuat semen maupun dari segi konservasinya. Bahkan, kawasan karst disebut-sebut sebagai warisan dunia. Hal ini tidak mengherankan. Pasalnya, kawasan karst merupakan tempat tinggal bagi manusia prasejarah. Selain itu, kawasan ini juga memang memiliki keindahan yang tiada duanya
- Panel kondisi budaya masa lalu
Pengunjung dapat melihat kondisi zaman prasejarah di panel ini. seperti yang kita ketahui bersama, manusia prasejarah tinggal di kawasan karst. Para penemu juga menemukan bukti di sini. Misalnya, terdapat cangkang purba ditemukan di Goa Pawon, diperkirakan digunakan untuk memotong makanan. Baca juga mengenai Sejarah Museum Jogja Kembali.
- Panel keragaman flora dan fauna di kawasan karst
Flora dan fauna di kawasan karst sangatlah beragam. Untuk flora sendiri, terdapat anggrek, paku-pakuan, mahoni, dan masih banyak lagi. Sedangkan fauna di kawasan karst yaitu kepiting gua, udang gua, gelatik jawa, macan kumbang, dan lainnya.
- Panel air tanah kawasan karst
Kawasan karst mengalirkan air tanah ke daerah di bawahnya. Aliran air tersebut didapatkan dari sungai bawah tanah yang ada di kawasan karst. Air ini tentu sangat berguna bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Baca juga mengenai Peninggalan Bersejarah di Indonesia.
- Diorama kehidupan manusia purba di gua karst
Di sini, pengunjung dapat melihat bagaimana gua karst ditinggali oleh manusia purba. Aktivitas manusia purba pun digambarkan dengan apik. Di diorama ini, salah satu manusia purba diceritakan sedang membakar hewan hasil buruan, sedangkan 2 orang lainnya duduk menunggu. Sangat keren, bukan?
2. Lantai 2 (Karst Untuk Pengetahuan)
Di lantai 2, ruangan bertema karst untuk pengetahuan. Pengunjung akan memperoleh ilmu baru mengenai karst. Tentunya, ini sangat bermanfaat bagi peningkatan edukasi tentang karst di Indonesia. Ada apa saja di Sejarah Museum Karst Wonogiri ini ?
- Sebaran dan bentuk-bentuk karst di dunia
Kawasan karst tersebar cukup luas di dunia, yakni benua Amerika, Eropa, dan Asia. Bentu-bentuk dari karst memiliki keunikan tersendiri berdasarkan daerahnya. Misal karst yang ada di Eropa berbeda dengan yang ada di Asia karena berbagai perbedaan pada keadaan alamnya. Di panel ini, pengunjung akan mengetahui lebih detail mengenai hal ini.
- Proses terjadinya batu gamping
Batu gamping atau karst terbuat dari fosil cangkang hewan laut, seperti siput laut. Hewan bercangkang yang mati akan mengeluarkan kalsium karbonat di cangkangnya, kemudian membuatnya mengeras, hingga menjadi batu gamping. Proses ini terjadi sekitar jutaan tahun yang lalu. Baca juga mengenai Candi di Dieng Jawa Tengah Sebagai Tempat Wisata.
- Tipe dan sebaran karst di Indonesia
Ada 2 tipe karst di Indonesia , yakni Merokarst dan Karst transisi. Merokarst merupakan karst yang tidak sempurna karena bentuknya lebih tipis dan sudah tercampur dengan unsur-unsur lain. Merokarst terdapat di kawasan Rengel, Kabupaten Tuban. Sedangkan, karst transisi memiiki bentuk yang lebih tebal, namun tidak menancap dalam ke bawah tanah seperti Holokarst. Tipe karst ini terdapat di kawasan karst Gunung Sewu, Karangbolong, dan Maros.
- Mineral pembentuk batu gamping (Kalsit dan Dolomit)
Unsur mineral yang membentuk batu gamping adalah kalsit dan dolomit. Kalsit adalah mineral karbonat yang mempunyai rumus kimia CaCO3. Sedangkan, dolomit adalah mineral karbonat yang memiliki rumus kimia CaMg(CO3)2.
3. Lantai 3 (Auditorium)
Di lantai 3 Sejarah Museum Karst Wonogiri, terdapat auditorium yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti rapat, presentasi, maupun pemutaran film. Museum ini sangat komplit, bukan?
Untuk memasuki Museum Karst Wonogiri, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun. Tapi, sebelum memasuki museum, pengunjung akan memasuki kawasan karst Gunung Sewu terlebih dahulu. Nah, pengunjung yang masuk di kawasan karst Gunung Sewu ini perlu merogoh kocek hanya sebesar Rp 3.100 di hari biasa atau Rp 4.100 di hari libur.
Sangat terjangkau, bukan? Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan untuk belajar tentang karst saat berkunjung ke Wonogiri. Di sini, tidak hanya ada museum indoor, tetapi juga pengunjung dapat melihat karst secara outdoor. Wah, belajar sekaligus wisata alam nih. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, berkunjung ke Museum Karst di Wonogiri !