Jawa Barat memiliki banyak tempat bersejarah yang mempunyai makna historis. Tempat bersejarah di Jawa Barat tersebut menjadi saksi peristiwa-peristiwa penting di Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kita semestinya memahami sejarah di balik tempat-tempat bersejarah di Jawa Barat. Dua belas tempat bersejarah di Jawa Barat tersebut adalah:
- Istana Bogor
Salah satu tempat bersejarah yang yang berada di Jawa Barat adalah Istana Bogor. Sejarah Istana Bogor adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan Republik Indonesia. Istana Kepresidenan ini memiliki keunikan tersendiri berdasarkan sejarah, kebudayaan, dan fauna di sekitarnya. Istana Bogor memiliki luas sekitar 28,86 hektar pada ketinggian 290 meter dpl. Awalnya gedung ini terletak di pusat kota Bogor dan digunakan sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rusa-rusa yang didatangkan dari Nepal menjadi ciri khas istana ini.
- Taman Sari Gua Sunyaragi
Taman Sari Gua Sunyaragi merupakan tempat bersejarah di Jawa Barat yang berlokasi di Kota Cirebon. Taman ini dibangun sebagai tempat peristirahatan dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Kompleks taman ini memiliki luas sekitar 15 hektare dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan di taman ini dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar rias, kamar mandi, ruang ibadah, dan dikelilingi oleh taman lengkap serta kolam. Bangunan gua-guanya berbentuk gunung-gunungan yang dilengkapi dengan terowongan penguhubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luarnya bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbangnya berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa. Baca juga sejarah Museum Linggarjati, silsilah Kerajaan Cirebon, dan peninggalan Kerajaan Cirebon.
- Gedung Juang Tambun
Gedung Juang Tambun berlokasi di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Bangunan ini, sebelum Revolusi Nasional, bernama Landhuis Tamboen atau Gedung Tinggi. Bangunan ini merupakan pusat tanah partikelir miliki keluarga Khouw van Tamboen. Gedung ini dan Stasiun Tambun yang telah dihancurkan yang berada di belakang gedung ini, keduanya bergaya Art Deco. Gedung Juang ini dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah. Gedung Juang ini juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang, tentara Jepang mengambil alih gedung ini dan dijadikan salah satu pusat kekuatan dalam menjajah Indonesia. Gedung Juang Tambun pernah difungsikan sebagai kantor Kabupaten Jatinegara, sekretariat Pemilu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, hingga kini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemadam Kebakaran.
- Kampung Naga
Kampung Naga merupakan tempat bersejarah yang terletak di Desa Neglasari, Kabupaten Tasikmalaya. Kampung ini dihuni oleh sekelompok masyarakat yang masih kuat memegang adat Sunda. Kampung yang berada di Tasikmalaya ini merupakan objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda untuk masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam. Tidak ada kejelasan mengenai asal usul Kampung Naga. Warga kampung ini menyebut sejarah desanya dengan istilah Pareum Obor yang berarti matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan terbakarnya arsip/ sejarah mereka saat pembakaran kampung oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. Keinginan DI/TII untuk mendirikan Negara Islam Indonesia tidak didukung oleh warga Kampung Naga. DI/TII pun membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.
- Situs Gunung Pandang
Situs Gunung Pandang berlokasi di perbatasa Desa Gunungpandang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Tempat bersejarah ini merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Kompleks utama situs ini memiliki luas kurang lebih 900 meter2, terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha. Hal ini menjadikannya sebagai kompleks punden berunda terbesar di Asia Tenggara.
Situs Gunung Pandang dikelilingi oleh lemabah-lembah yang dalam. Situs ini sebelumnya telah dikeramatkan oleh warga sekitar. Mereka menganggap situs ini sebagai tempat Prabu Siliwangi, Raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam. Baca juga sejarah Kerajaan Pajajaran dan sejarah Kerajaan Banten. Situs ini diduga sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM. Hasil penelitian dari Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.
- Situs Karangkamulyan
Situs Karangkamulyan berlokasi di Desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Situs tersebut merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh yang bercorak Hindu-Budha. Situs bersejarah ini berhubungan dengan Ciung Wanara yang kelak akan menjadi penerus resmi Kerajaan Galuh yang adil dan bijaksana.
Situs ini memiliki luas kurang lebih 25 Ha dan menyimpan berbagai benda-benda yang diduga mengandung sejarah tentang Kerajaan Gakuh yang sebagaian besar berbentuk batu. Terdapat tempat yang disebut Sanghyang Bedil yang merupakan suau ruangan yang dikelilingi tembok berukuran 6.20 x 6 meter. Selain itu, terdapat tempat penyabungan ayam yang terletak di sebelah selatan dari lokasi Sanghyang Bedil. Di tempat ini juga terdapat batu lambang peribadatan, Panyandaran, Cikahuripan, dan Makam Adipati Panaekan.
- Situs Tapak Gajah
Situs Tapak Gajah merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Situs Tapak Gajah atau Prasasti Tapak Gajah menampilkan ukiran tapak kaki gajah. Gajah tersebut diduga merupakan tunggangan Raja Purnawarman yang disamakan dengan gajah Airawata, yakni wahana Dewa Indra. Prasasti Tapak Gajah disebut juga Prasasti Kebon Kopi I dan berlokasi di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti tersebut ditemukan pada aba ke-19. Saat itu dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi, sehingga prasasti tersebut dinamai Prasasti Kebon Kopi I.
- Pemakaman Belanda Ereveld Pandu
Pemakaman Belanda Ereveld Pandu ialah sebuah kompleks pemakaman Belanda yang berlokasi di Jalan Pandu No. 32, Pamoyanan, Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Terdapat sebanyak 4.000 makam di erevald ini. yang sebagian besar adalah tokoh militer dan korban perang yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang hingga saat kejatuhan Jepang tahun 1945. Terdapat 2 monumen di kompleks pemakaman ini. Monumen pertama untuk penduduk sipil yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya. Monumen lainnya adalah untuk prajurit yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya. Baca juga bangunan bersejarah di Bandung, sejarah Museum KAA, sejarah Museum Pos Indonesia, dan sejarah Museum Geologi Bandung secara singkat.
- Situs Purbakala Cipari
Situs Purbakala Cipari ialah situs peninggalan megalitik yang berada di Kampung Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Situs tersebut diduga sebagai sebuah situs desa permukiman purbakala dengan karakteristik peninggalan bangunan megalitik. Situs ini berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut, yakni tepat di kaki Gunung Ciremai.
Situs Purbakala Cipari ini ditemukan pada tahun 1972 dengan adanya sebuah peti kubur batu yang menjadi satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Penelitian arkeologi secara sistematis dilakukan di bawah pimpinan Teguh Asmar yang dilakukan mulai tahun 1975. Penelitian tersebut menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, gerabah, perunggu, dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs purbakala ini terbilang cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
- Candi Cangkuang
Candi Cangkuang merupakan candi Hindu yang berada di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut. Candi ini merupakan candi pertama yang ditemukan di Tatar Sunda dan juga merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi Hindu ini terletak berdampingan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad. Makam tersebut adalah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.
Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yakni Gunung Kaledong, Gunung Haruman, Gunung Mandalawangi, dan Gunung Guntur. Nama candi diambil dari nama desa tempat candi berada. Cangkuang sendiri berarti tanaman sejenis pandan yang banyak terdapat di sekitar makam Embah Dalem Arief Muhammad. Baca juga sejarah Candi Cangkuang dan candi di Sidoarjo.
- Monumen Rawagede
Monumen Rawagede berada di Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, Karawang. Monumen ini dibangun untuk mengenang peristiwa pembantaian warga oleh Tentara Belanda. Peristiwa pembantaian di Rawagede terjadi pada tanggal 9 Desember 1946 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk saat hujan turun dengan lebatnya.
Setiap yang ditemukan terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang dan ditanyai keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Pembantaian pun terjadi karena tidak ada satupun warga yang menjawab. Oleh karena itu, demi mengenan peristiwa tragis ini maka dibanguna Monumen Rawagede mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1966.
- Terowongan Lampegan
Terowongan Lampegan adalah terowongan pertama di Jawa Barat yang dibangun di desa Cibokor tahun 1879 -1882. Terowongan ini terletak di pasir Gunung Keneng, Cianjur. Nama Lampegan berasal dari kata yang sering disebutkan oleh Beckman saat memeriksa hasil pekerjaan pegawainya. Beckman sering berteriak mengingatkan kepada pegawainya untuk tetap membawa lampu agar lebih aman dari bahaya kurangnya zat asam. Beliau sering berkata “Lamp pegang…, lamp pegang”, yakni campuran Bahasa Belanda dan Indonesia. Hal ini adalah supaya pegawai membawa lampu. Saat itu, udaranya masih lembap karena lubang terowongan yang hanya ada satu. Terowongan ini pun akhirnya disebut Terowongan Lampegan.
Inilah uraian mengenai 12 tempat bersejarah di Jawa Barat dan penjelasannya. Baca juga bangunan bersejarah di Jawa Barat dan peninggalan bersejarah di Jawa Barat. Semoga uraian ini bermanfaat.