Agama – Sejarah Lengkap Sejarahwan Sat, 18 Jan 2020 05:28:43 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.8.3 Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dalam Islam /agama/islam/sejarah-berdirinya-dinasti-abbasiyah-dalam-islam Sat, 18 Jan 2020 05:28:41 +0000 /?p=5484 Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Pada masanya kekhalifahan Abbasiyah berkembang pesat dan menjadikan Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekuasaannya dimulai setelah…

The post Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dalam Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Pada masanya kekhalifahan Abbasiyah berkembang pesat dan menjadikan Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.

Kekuasaannya dimulai setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menaklukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah merujuk kepada keturunan paman termuda Nabi Muhammad seperti yang diceritakan dalam sejarah peristiwa isra miraj, Abbas bin Abdul Muthalib (566 – 652) dan itu sebabnya juga masih termasuk kepada Bani Hasyim.

Anggota dari bani Umayyah yang selamat melarikan diri dari Damaskus dan menuju Spanyol dengan menyeberangi Laut Tengah lalu mendirikan Kekhalifahan Umayyah. Keturunan bani Umayyah yang selamat memerintah Spanyol untuk waktu yang lama.

Bani Abbasiyah menjadi dinasti kekhalifahan terlama sepanjang sejarah berdirinya agama Islam yang berkuasa mulai tahun 750 M – 1258 M (132 H – 656 H), dan ibukota pemerintahan dipindahkan ke Baghdad dari Damaskus pada 762 M. Dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah, mereka memerintah seluruh Asia Barat dan Afrika Utara.

Bani Abbasiyah lebih fokus kepada dataran Irak dan Iran daripada wilayah pesisir seperti Israel, Suriah, Lebanon dan Mesir. Baghdad dengan cepat berkembang menjadi kota besar dan maju dihuni oleh sekitar hampir setengah juta orang pada tahun 800-an masehi.

Banyak kelompok bangsa berbeda yang tinggal di Baghdad seperti Arab, Persia, Yahudi dan Yunani, dengan bahasa Arab, Aram dan Persia. Selain Islam yang menjadi agama mayoritas, ada juga penganut agama lain seperti Kristen, Yahudi dan Zoroaster.

Pemerintahan Abbasiyah berkembang selama tiga abad dan mulai meredup setelah bangsa Turki yang sebelumnya menjadi bagian dari tentara kekhalifahan bernama Mamluk mulai naik daun. Hingga sekarang, keturunan dari Bani Abbasiyah termasuk suku al – Abbasi banyak tinggal di timur laut Tikrit, Irak.

Awal Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah berdiri setelah mereka berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah. Keturunan Al-Abbas menjadi pendiri dinasti Abbasiyah, yaitu Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas.

Kelompok Abbasiyah merasa lebih layak memegang tonggak kekuasaan daripada Bani Umayyah karena mereka berasal dari Bani Hasyim yang lebih dekat garis keturunannya dengan Nabi Muhammad. Saat itulah sejarah runtuhnya bani Umayyah.

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah tidak dapat dilepaskan dari peperangan yang berdarah dan bergejolak. Pada awalnya, cicit dari Abbas bernama Muhammad bin Ali berkampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di Parsi ketika Umar bin Abdul Aziz masih memerintah. Pertentangan semakin memuncak pada masa pemerintahan khalifah Marwan II.

Menjelang berakhirnya dinasti Umayyah, ada kelompok dari Bani Hasyim yang teraniaya sehingga melakukan perlawanan. Kelompok Bani Hasyim keturunan Ali dipimpin oleh Abu Salamah dan keturunan Abbas dipimpin oleh Ibrahim Al- Iman.

Selain itu juga ikut kelompok keturunan bangsa Persia, pimpinan Abu Musli al-Khurasany bekerja sama menaklukkan dinasti Umayyah. Pada akhirnya kaum Abbasiyah berhasil menaklukkan pemimpin terakhir Umayyah, yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas al-Saffah berhasil meruntuhkan Bani Umayyah dan diangkat sebagai khalifah.

Selama tiga abad bani Abbasiyah memegang kekuasaan kekhalifahan, mengusung kepemimpinan gaya Islam dan menyuburkan kembali ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya di Timur Tengah.

Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah memasuki masa kejayaannya dengan menerapkan pola pemerintahan yang berbeda – beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Pusat pemerintahan saat itu terletak di Kuffah. Kepemimpinan kemudian digantikan oleh Abu Jafar al-Mansur mulai 750 – 775 M, saudara dari Abu Abbas.

Ia membangun kota baru yang diberi nama Baghdad, dimana terdapat istana bernama Madinat as-Salam. Pada periode awal sekitar 750 – 847 M, kegiatan perluasan wilayah masih diutamakan dinasti Abbasiyah dan membuat pondasi sistem pemerintahan yang akan menjadi panduan bagi kepemimpinan selanjutnya.

Setelah Abu Jafar, Abbasiyah dipimpin oleh Harun al-Rasyid mulai 789 – 809 M. Ia mendirikan perpustakaan terbesar pada zamannya bernama Baitul Hikmah, sehingga orang – orang terpelajar dari kalangan Barat dan Muslim datang ke Baghdad untuk mendalami ilmu pengetahuan.

Setelah itu Abbasiyah dipimpin oleh al-Amin dan al-Makmun al-Rasyid, putra Harun al-Rasyid. Al Makmun memimpin sejak 813 – 833 M dan memperluas Baitul Hikmah menjadi akademi ilmu pengetahuan pertama di dunia.

Ia juga mendirikan Majalis al-Munazharah yang mengadakan pengajian di rumah, masjid dan istana khalifah, dan menjadi tanda akan bangkitnya kekuatan penuh dari Timur dengan Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan puncak keemasan Islam.

Pada masa ini juga banyak diterjemahkan buku – buku karya kuno dari Yunani dan Syria kuno ke dalam bahasa Arab. Paham Muktazilah dianut al-Makmun sebagai mazhab negara, yaitu menggunakan akal sebagai dasar untuk memahami dan menyelesaikan persoalan teologi, yang merintis pembahasan teologi Islam secara detil dan filosofis sehingga muncul filsafat Islam.

Selanjutnya dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Khalifah al-Mutawakkil mulai 847 – 861 M. Ia berbeda dengan khalifah sebelumnya karena lebih cenderung ke cara berpikir ahlun sunnah.

Dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah, ia hidup pada satu zaman dengan para tokoh besar Islam seperti Abdul Malik bin Habib (imam Mazhab Maliki), Abdul Azis bin Yahya al-Ghul(murid Imam Syafi’i), Abu Utsman bin Manzini (pakar ilmu nahwu) dan Ibnu Kullab, seorang tokoh dalam bidang ilmu kalam.

Terjadi perselisihan mengenai penerus kekhalifahan setelah al-Mutawakkil karena sebelum dirinya wafat, ia hendak menurunkan mandat kepada anak – anaknya yaitu al-Muntashir, al-Mu’taz dan al-Muayyad. Tetapi ia kemudian mengubah susunan penerusnya menjadi al-Mu’taz lebih dulu , namun al- Muntashir tidak menerimanya.

Akibatnya posisi al-Muntashir langsung diturunkan dengan paksa, bersamaan dengan berlangsungnya ketidak senangan orang – orang Turki kepada al-Mutawakkil karena beberapa sebab. Al-Muntashir dan orang – orang Turki kemudian sepakat untuk membunuh al-Mutawakkil. Setelah ayahnya dibunuh, al-Muntashir menjadi pemimpin khalifah namun hanya selama enam bulan karena ia justru berbalik menjelekkan orang Turki dan dibunuh oleh mereka.

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah kemudian mengalami kemunduran sejak saat itu. Banyak pula faktor lain yang mempengaruhinya karena kurangnya perhatian pada persoalan politik, seperti pemisahan diri Afrika Utara untuk membentuk pemerintahan merdeka bernama Kekhalifahan Fathimiyah.

Para gubernur di berbagai propinsi seperti dinasti Samaniyah mulai bertindak lebih bebas, dan para jenderal Turki di pasukan Abbasiyah juga semakin lama semakin sulit dikendalikan oleh para khalifah.

Kesulitan komunikasi antara pusat pemerintahan sulit dilakukan pada masa itu karena wilayah kekuasaan yang sangat luas, bahkan tingkat kepercayaan antara penguasa dan para pelaksana pemerintahan sangat rendah.

Begitu juga keuangan negara yang sulit karena negara perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk angkatan bersenjata. Pemisahan – pemisahan wilayah pun mulai terjadi, sebagian besar karena perbedaan cara mengelola daerah kekuasaan yang berbeda dengan Bani Umayyah.

Pada masa Bani Umayyah, wilayah kekuasaannya tetap sejajar dengan batas – batas wilayah kekuasaan Islam. Namun pada masa pemerintahan Abbasiyah, kekuasaan mereka tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara kecuali sebagian kecil Mesir.

Dalam kenyataannya banyak wilayah berada dalam kekuasaan khalifah hanya dalam bentuk pengiriman upeti pajak dari gubernurnya masing – masing. Pada saat kekhalifahan Abbasiyah mulai menunjukkan kemunduran, propinsi – propinsi tersebut mulai melepaskan diri dan tidak lagi membayar pajak, bahkan berusaha menguasai kekhalifahan itu sendiri.

Sejarah perang uhud juga terjadi setelah kekhalifahan abbasiyah selesai, dan menjadikan kekuasaan bercampur tangan serta menimpulkan berbagai perang seperti dalam sejarah perang badar.

The post Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dalam Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
9 Prasasti Hindu Peninggalan Kerajaan di Indonesia /agama/hindu/9-prasasti-hindu-peninggalan-kerajaan-di-indonesia Sat, 18 Jan 2020 05:11:28 +0000 /?p=5481 Prasasti adalah sebuah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang berpermukaan keras dan dapat bertahan lama. Prasasti merupakan benda peninggalan sejarah yang isinya adalah tulisan dari masa lampau. Tulisan…

The post 9 Prasasti Hindu Peninggalan Kerajaan di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>

Prasasti adalah sebuah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang berpermukaan keras dan dapat bertahan lama. Prasasti merupakan benda peninggalan sejarah yang isinya adalah tulisan dari masa lampau. Tulisan tersebut bisa dicatat di atas batu, tanah liat, logam atau tanduk binatang.

Prasasti dianggap sebagai sumber sejarah terpenting diantara berbagai sumber sejarah kuno yang ada karena mampu memberikan kronologis dari suatu peristiwa di masa lalu. Selain memiliki unsur penanggalan, prasasti juga kerap mengungkap sejumlah nama serta alasan dibuatnya prasasti tersebut.

Kata Prasasti berasal dari bahasa Sansekerta yang arti sebenarnya adalah “pujian” kemudian mengalami pergeseran arti menjadi “piagam, maklumat, surat keputusan, undang – undang atau tulisan”.

Isi prasasti tidak selalu mengenai pujian terhadap para raja, melainkan mengenai penetapan status tanah perdikan, keputusan pengadilan, tanda kemenangan, utang piutang, juga tentang kutukan atau sumpah, juga asal usul tokoh lampau atau genealogi raja – raja. Sejarah masa lampau dari peninggalan agama Hindu juga bisa dilihat dari candi Hindu di Indonesia, candi peninggalan agama HIndu yang berasal dari kerajaan di Indonesia

Prasasti Peninggalan Agama Hindu

Prasasti peninggalan agama Hindu umumnya ditulis menggunakan huruf Pallawa dan dengan bahasa Sansekerta. Penemuan prasasti di sejumlah situs arkeologi kerap menandakan berakhirnya zaman prasejarah dan mulainya zaman sejarah ketika masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Berikut ini adalah beberapa prasasti yang berasal dari corak agama Hindu di Indonesia.

1. Prasasti Kutai (Kalimantan Timur)

Prasasti Kutai dikenal juga dengan nama Prasasti Mulawarman adalah peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai. Ada tujuh buah yupa yang berisi prasasti, akan tetapi baru empat buah yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa pra-nagari dan bahasa Sansekerta.

Diperkirakan bentuk dan jenisnya berasal dari masa kurang lebih sekitar 400 M, yang ditulis dalam bentuk puisi anustub. Isi prasasti ini menceritakan mengenai Raja Mulawarman yang menyumbang banyak sapi kepada kaum Brahmana.

Disini juga disebutkan bahwa Mulawarman adalah cucu dari Kudungga dan anak Aswawarman. Prasasti Hindu ini adalah yang tertua dari kerajaan Hindu di Indonesia dan ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai Mahakam.

2. Prasasti Ciaruteun (Bogor)

Prasasti Ciampea atau Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, dekat muara sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat. Prasasti Hindu ini adalah peninggalan kerajaan Tarumanegara.

Lokasi penemuan prasasti adalah sebuah bukit yang dalam bahasa Sunda disebut pasir, dimana bukit tersebut diapit oleh tiga sungai yaitu Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Tempat ini hingga abad ke 19 masih termasuk wilayah Ciampea dan masih disebut Pasir Muara.

Sekarang wilayah penemuan prasasti ini masuk ke dalam wilayaj Kecamatan Cibungbulang. Prasasti ini ditulis menggunakan aksara Pallawa dan bentuk seloka bahasa Sansekerta, menggunakan metrum anustubh yang terdiri dari tiga baris dan terdapat pahatan gambar ubi serta sulur – suluran atau pilin, sepasang telapak kaki dan gambar laba – laba.

3. Prasasti Canggal (Magelang)

Prasasti Hindu ini disebut juga sebagai Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya, berbentuk candra sengkala dengan angka tahun 654 saka atau 732 M. Ditemukan di halaman candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah dan ditulis pada stela batu. Isi prasasti ini diperkirakan sebagai pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai penguasa universal dari Mataram Kuno.

4. Prasasti Dinoyo (Malang)

Penemuan prasasti Hindu ini terjadi di Desa Dinoyo, bagian barat laut Kota Malang. Dengan angka tahun 760 M, prasasti ini bertuliskan huruf Kawi dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan bahwa pada abad ke 8 ada suatu kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan atau sekarang Desa Kejuron, dan rajanya bernama Dewasimha.

Dewasimha memiliki putra bernama Limwa yang mengganti namanya menjadi Gajayana setelah menggantikan ayahnya sebagai raja. Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Arca yang melukiskan Agastya diganti dengan arca batu berwarna hitam.

5. Prasasti Jambu (Bogor)

Ditemukan di daerah perkebunan sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti Jambu atau Pasir Kolengkak berasal dari Kerajaan Tarumanegara. Persisnya di wilayah kampung Pasir Gintung, desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Pada masa Belanda wilayah ini menjadi bagian dari perkebunan karet Sadeng – Djamboe, sekarang dikenal dengan PT. Perkebunan XI Cikasungka, Cigudeg, Bogor. Penemunya adalah Jonathan Rigg pada 1854 dan dilaporkan kepada Dinas Purbakala tahun 1947, dan pertama kali diteliti pada tahun 1954.

Isinya adalah dua baris aksara Pallawa, berbentuk seloka Sansekerta dan metrum Sragdhara. Menyebutkan nama Raja Purnawarman yang memerintah di negara Taruma, tanpa angka tahun namun diperkirakan berasal dari abad ke 5 M berdasarkan analisis palaeographis.

6. Prasasti Kebon Kopi (Bogor)

Prasasti Tapak Gajah atau Kebonkopi I juga peninggalan kerajaan Tarumanegara. Pada prasasti ini terdapat ukiran tapak kaki gajah yang diperkirakan sebagai tunggangan raja Purnawarman. Gajah itu disamakan dengan Airawata, tunggangan Dewa Indra.

Letak prasasti Hindu ini adalah di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Ditemukan pada abad ke 19 ketika penebangan hutan dilakukan untuk lahan perkebunan kopi.

Kemudian prasasti Pasir Muara atau prasasti Kebonkopi II merupakan prasasti tertua yang menyebutkan angka tahun pada 854 Saka (932 M), menjadi sejarah kerajaan Pajajaran di tanah Sunda.

7. Prasasti Cidanghiang (Pandeglang)

Salah satu prasasti Hindu yang berasal dari kerajaan Tarumanegara lagi. Letaknya di tepi sungai Ci Danghiyang di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. Toebagus Roesjan pertama kali melaporkannya kepada Dinas Purbakala pada 1947.

Isinya ditulis dalam bahasa Sansekerta menggunakan aksara Pallawa dan metrum anustubh yang menggambarkan keagungan Raja Purnawarman. Dari prasasti ini bisa diketahui bahwa Banten dulunya pernah menjadi wilayah kekuasaan Tarumanegara yang beragama Hindu Wisnu.

8. Prasasti Pasir Awi

Satu lagi prasasti Hindu peninggalan bersejarah di Indonesia dari kerajaan Tarumanegara adalah prasasti Pasir Awi atau Prasasti Cemperai. Lokasi ditemukannya ada di lereng selatan bukit pasir awi, di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, desa Sukamakmur, kecamatan Sukamakmur, kab. Bogor.

Peninggalan bersejarah di Jawa Barat ini ditemukan pada 1864 oleh N.W. Hoopermans dan berisi gambar pahatan telapak kaki menghadap ke utara dan timur. Isinya belum bisa dibaca karena menggunakan huruf ikal. 

9. Prasasti Tugu (Cilincing)

Prasasti Tugu juga berasal dari Kerajaan Tarumanegara. Isinya menerangkan mengenai penggalian sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian sungai Gomati oleh Purnawarman di tahun ke 22 pemerintahannya untuk membuat saluran di kedua sungai tersebut.

Penggalian dilakukan untuk menghindari bencana alam seperti banjir yang sering terjadi di masa pemerintahan Purnawarman, juga menghindari kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Lokasi ditemukannya berada di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu.

Sekarang lokasi ini menjadi Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Prasasti ini adalah prasasti terpanjang dalam peninggalan Tarumanegara dan sebagaimana peninggalan Tarumanegara lainnya tidak memiliki angka tahun yang pasti. Melalui analisis Palaeographis, prasasti diperkirakan berasal dari abad 5 M.

Kebanyakan prasasti Hindu ditemukan memang berasal dari Kerajaan Tarumanegara yang pernah berkuasa di barat pulau Jawa pada abad ke empat hingga tujuh Masehi. Sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, Tarumanegara banyak meninggalkan catatan sejarah yang menunjukkan bahwa aliran kerajaan tersebut adalah Hindu Wisnu melalui peninggalan benda bersejarah di Indonesia berupa prasasti.

The post 9 Prasasti Hindu Peninggalan Kerajaan di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Badar – Latar Belakang – Akibat /agama/islam/sejarah-perang-badar-2 Sat, 18 Jan 2020 04:49:51 +0000 /?p=5478 Terdapat beberapa perang besar dalam sejarah umat Islam yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, Perang Badar adalah salah satunya. Perang Badar dalam bahasa Arab disebut Ghazwat Badr terjadi pada…

The post Sejarah Perang Badar – Latar Belakang – Akibat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Terdapat beberapa perang besar dalam sejarah umat Islam yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, Perang Badar adalah salah satunya. Perang Badar dalam bahasa Arab disebut Ghazwat Badr terjadi pada 13 Maret tahun 624 M atau 17 Ramadhan Tahun 2 Hijriah.

Perang ini merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh – musuhnya. Lokasi pertempuran terletak di Kota Badar berjarak 80 mil barat daya Kota Madinah, di area Hijaz Arabia Barat yang sekarang dikenal sebagai Arab Saudi. Pihak – pihak yang terlibat dalam sejarah perang badar lengkap adalah umat muslim dari Madinah dan kaum Quraisy dari Mekkah.

Nabi Muhammad, Hamzah bin Abdul Muthalib serta Ali bin Abi Thalib adalah para pemimpin Muslim, sementara Abu Jahal adalah pemimpin dari kaum Quraisy. Pertempuran Badar merupakan pertempuran kunci yang berlangsung di awal Islam dan merupakan titik balik dari perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad untuk melawan kaum Quraisy.

Sejarah perang badar lengkap merupakan pertempuran yang menjadi bagian dari sejarah Islam sebagai suatu kemenangan yang didapatkan melalui bantuan langsung dari Allah, dan salah satu dari beberapa pertempuran yang dikisahkan dalam Al Qur’an.

Latar Belakang

Mekah pada masa itu adalah salah satu kota paling kaya dan paling kuat di jazirah Arabia. Mereka mampu membangun pasukan berjumlah tiga kali lebih besar daripada pasukan yang dimiliki pihak muslim.

Penyebab perang Badar kubra menjadi pertempuran besar pertama antara pasukan Muslim dan pasukan pimpinan Abu Jahal, walaupun di sepanjang akhir tahun 623 dan awal tahun 624 banyak juga terjadi beberapa pertempuran kecil antara keduanya. Beberapa masalah yang menjadi pemicu dalam sejarah perang badar singkat lengkap yaitu:

 Rasa Benci Abu Jahal

Penyebab perang Badar pertama adalah kebencian Abu Jahal kepada Nabi Muhammad yang berasal dari keluarga Bani Hasyim dan suku Quraisy. Pamannya, pemimpin Bani Hasyim dan suku Quraisy yaitu Abu Thalib kemudian melindungi perjalanan dakwah Nabi Muhammad sejak menerima wahyu di usia 40 tahun.

Abu Thalib meninggal pada tahun 619 M, setelah itu sayangnya kepemimpinan Bani Hasyim diteruskan oleh Amr bin Hisyam atau Abu Jahal. Ia adalah salah satu musuh Muhammad.

Posisi Abu Jahal sebagai penguasa Mekah terancam oleh kemunculan Nabi Muhammad dan kegiatan berdakwahnya. Sama halnya dengan kaum Quraisy lainnya yang melihat kaum muslim sebagai ancaman terhadap lingkungan dan kewibawaan mereka.

Perampasan dan pengusiran kaum muslim

Sejak Nabi Muhammad gencar berdakwah, orang – orang musyrik Mekah sudah menyatakan peperangan dengan menghalalkan darah kaum muhajirin, juga merebut paksa harta benda mereka. Perlindungan Abu Thalib yang hilang kemudian turut meningkatkan kekerasan terhadap kaum muslim di Mekkah.

Teror dan gangguan inilah lalu memaksa umat Islam untuk hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Namun mereka meninggalkan harta bendanya untuk hijrah sehingga harta benda tersebut menjadi sasaran untuk dirampas kaum kafir Quraisy seperti penyebab perang uhud, sejarah perang aleppo, sejarah perang uhud dan sejarah perang ain jalut.

Penindasan umat Islam

Perlakuan buruk terhadap kaum muslim tidak hanya berlangsung di Mekkah saja namun hingga ke Madinah. Kaum Quraisy meneror dengan menyerang dan menguasai harta benda kaum muslimin. Mereka takut banyak hasil perdagangan yang akan berpindah kepada kaum muslim.

Bahkan kaum Quraisy yang masuk agama Islam dikeluarkan dari sukunya, yang mana pada masa itu hal tersebut merupakan suatu penghinaan yang amat serius bagi seseorang sehingga memicu dari sejarah perang badar lengkap.

Memberi pelajaran kaum kafir

Dalam sejarah perang badar lengkap terjadi sebagai pemberi pelajaran kepada kaum kafir Quraisy. Pertempuran juga dilakukan untuk mengembalikan harta benda kaum muslim yang dirampas Quraisy. Hubungan antara kelompok masyarakat yang ada di Mekkah dan Madinah semakin tegang setelah hijrah.

Pada tahun 623 terjadi pertikaian ketika kaum muslimin memulai beberapa gerakan serangan yang disebut Ghazwat kepada rombongan dagang kaum Quraisy dari Mekkah. Serangan – serangan kecil terhadap kaum kafir Quraisy yang gagal biasanya berakibat kepada aksi balasan berupa perampasan harta benda kaum Muslim.

Penyerbuan ke Nakhlah

Pemicu sejarah perang badar lengkap juga berasal dari penyebuan di Nakhlah. Badar terletak diantara Madinah dan Laut Merah, dimana terdapat hamparan sebuah waduk besar dan beberapa sumur galian di tepiannya. Waduk yang ada juga dikeruk untuk menahan air dari sisa banjir yang terjadi ketika musim dingin.

Wilayah ini kemudian menjadi tempat persediaan air utama terutama ketika kafilah – kafilah dari Mekah menggunakannya sebagai tempat pemberhentian ketika pulang dari Damaskus.

Kaum muslimin menyerang kafilah Mekah pada Januari tahun 624 di dekat Nakhlah, sekitar 40 kilometer di luar kota Mekah sehingga membuat kaum kafir Quraisy sangat mendendam.

Mereka dendam karena penyerangan tersebut dilakukan pada bulan Rajab, bulan yang menurut kaum kafir Quraisy adalah bulan suci dimana seharusnya melakukan gencatan senjata dan tidak seharusnya berperang.

Akibat Perang Badar

Pasukan Abu Jahal mengalami kekalahan walaupun membawa jumlah pasukan yang sangat besar sekitar 1000 orang dan perlengkapannya. Mereka kalah dari pasukan muslimin yang hanya berjumlah 313 orang. Kekalahan tersebut terjadi karena para klan dalam pasukan Abu Jahal bertempur menggunakan taktik dan motivasi sendiri – sendiri, sedangkan pasukan muslim berada dalam satu komando disiplin bertempur dan dengan kemampuan yang terlatih.

Pasukan Quraisy kemudian melarikan diri setelah kalah, meninggalkan Abu Jahal dan Umayyah yang tewas. Kaum Quraisy yang tersisa dijadikan tawanan perang namun di bawah perintah Nabi Muhammad diperlakukan dengan baik.

Mereka kemudian dilepaskan dengan cara membayar tebusan seharga 120 dinar, sedangkan yang tidak mampu membayar diwajibkan mengajar baca dan tulis kepada penduduk Madinah. Kemenangan yang didapatkan Muslim pada pertempuran Badar memberikan berbagai akibat tersendiri bagi umat Islam maupun kaum kafir Quraisy di Mekah yaitu:

  • Kekuatan Islam di Madinah semakin solid dan telah muncul tokoh pemimpin baru yaitu Nabi Muhammad. Sebelumnya Nabi dianggap sebagai orang buangan dari Mekah.
  • Suku – suku Arab lainnya harus menganggap serius kekuatan Islam sebagai salah satu kekuatan baru selain kekuatan dominasi kaum Quraisy.
  • Nabi Muhammad memperkuat dan memantapkan posisinya sendiri di Madinah sehingga mampu mengeluarkan klan Bani Qainuqa dari Madinah, salah satu klan Yahudi yang sering mengancam kelancaran perjalanan dakwahnya di Madinah.
  • Para penentang Nabi Muhammad dalam berdakwah kehilangan pengaruhnya karena posisi politik mereka sudah melemah akibat kekalahan perang. Bahkan Abu Sufyan, pemimpin kaum Quraisy setelah Abu Jahal tewas, diangkat sebagai pejabat berpangkat tinggi dalam Kekalifahan Islam enam tahun kemudian ketika pasukan Nabi Muhammad memasuki Mekah. Anak Abu Sufyan kemudian melanjutkan dengan mendirikan Kekalifahan Umayyah.

Sejarah perang badar lengkap yang terjadi selama bertahun – tahun menjadi jalan bagi Nabi Muhammad untuk memantapkan kepemimpinan dan pemerintahannya di Madinah. Kemenangan dalam Perang Badar merupakan kemenangan militer pertama umat Islam, dan semangat jihad yang dikobarkan pada masa itu sangat memberi pengaruh besar terhadap berjalannya dakwah Islam di masa berikutnya.

Al Qur’an telah menggambarkan kekuatan serangan dan kekuatan kaum Muslim dalam banyak ayat yang diturunkan sesudahnya, termasuk ribuan malaikat yang berperan untuk membantu perjuangan kaum Muslim.

The post Sejarah Perang Badar – Latar Belakang – Akibat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
7 Dampak Perjanjian Aqabah 2 Bagi Islam /agama/islam/dampak-perjanjian-aqabah Tue, 10 Dec 2019 06:40:04 +0000 /?p=5460 Bai’at Aqabah adalah sebutan untuk perjanjian yang dilakukan oleh penduduk Yastrib bagi Rasulullah SAW. Kedua bai’at ini menjadi awal dari proses hijrah Nabi Muhammad dan kaum muslim dari Mekkah. Aqabah…

The post 7 Dampak Perjanjian Aqabah 2 Bagi Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Bai’at Aqabah adalah sebutan untuk perjanjian yang dilakukan oleh penduduk Yastrib bagi Rasulullah SAW. Kedua bai’at ini menjadi awal dari proses hijrah Nabi Muhammad dan kaum muslim dari Mekkah. Aqabah jika dilihat secara etimologi berarti ‘jalur gunung’, yaitu jalan yang harus dilalui untuk mencapai puncaknya. Kedua bai’at yang dilakukan penduduk Yastrib untuk Nabi Muhammad berlangsung di jalur gunung yang terletak di antara Mina dan Mekah sehingga perjanjian ini dikenal dengan nama bai’at Aqabah.

Jarak lokasi pada sejarah perjanjian Aqabah sekitar lima kilometer. Setelah berlangsungnya perjanjian Aqabah yang pertama, agama Islam terus berkembang di tengah rakyat Yastrib. Pada tahun berikutnya Mush’ab bin Umair yang ditunjuk sebagai mubaligh di Yastrib oleh Nabi datang ke Mekkah untuk bertemu Rasulullah bersama sekelompok orang yang belum beriman.

Orang – orang inilah yang kemudian menjadi peserta bai’at pada perjanjian Aqabah yang kedua. Perjanjian aqabah II dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada 622 SM terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita yang berasal dari Yastrib pada waktu tengah malam. Kedua wanita dari Yastrib tersebut bernama Nusaibah binti Ka’ab dan Asma’ binti ‘Amr bin ‘Adiy. Perjanjian Aqabah II terjadi pada tahun kenabian ketiga belas, setahun setelah perjanjian Aqabah 1. Mereka menemui Rasulullah di Aqabah pada satu malam hari. Nabi datang ke Aqabah bersama pamannya bernama Al Abbas bin Abdil Muthalib. Al Abbas ketika itu belum memeluk Islam, namun ia ingin meminta jaminan kepada orang- orang Yastrib tersebut bahwa keponakannya Nabi Muhammad akan selamat dan aman. Isi dari perjanjian aqabah kedua adalah:

  • Penduduk Yastrib menyatakan siap untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.
  • Penduduk Yastrib ikut serta untuk berjuang dengan harta dan jiwanya.
  • Penduduk Yastrib akan ikut dalam usaha untuk memajukan agama Islam dan berusaha menyiarkan agama Islam kepada sanak saudara mereka.
  • Para penduduk Yastrib menyatakan siap untuk  menerima segala resiko dan tantangan.

Setelah melakukan baiat sebagai bagian dari ritual perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad kembali ke Mekkah untuk terus berdakwah dan memilih Mus’ab bin Umair sebagai mubaligh bagi umat Islam di Yastrib. Namun dakwah beliau diganggu oleh kaum musyrik. Nabi kemudian memerintahkan kepada pengikutnya untuk  hijrah ke Yastrib. Hijrah bisa dilakukan sendiri maupun berkelompok. Hijrah kemudian dilakukan dengan diam – diam agar kaum musyrik tidak mengetahui kepindahan tersebut.

Abu Salamah bin Abdil Asad adalah orang pertama yang berhijrah, bersama Mush’ab bin Umair, juga Amr bin Ummi Maktum. Kemudian menyusul Bilal bin Rabah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Ammar bin Yasir dan Umar bin Khatab dalam rombongan berjumlah 20 orang. Beberapa sejarah yang berkaitan dengan Islam dapat disimak dalam artikel penyebab perang badar kubra, sejarah perang ain jalut, sejarah runtuhnya bani ummayah dan sejarah istana al hamra.

Hikmah Perjanjian Aqabah 2

Setelah bai’at, ada sebagian kaum Anshar yang takut jika mereka membela Rasulullah, setelah kemenangan Nabi akan kembali ke kaumnya sendiri dan membiarkan mereka. Nabi Muhammad menerima dua belas orang dari kaum Anshar sebagai perwakilan dan penanggung jawab urusan kaum Anshar. Beberapa dampak perjanjian Aqabah 2 yaitu:

  1. Kaum Anshar akhirnya benar – benar menyadari dan memahami bahwa mereka perlu siap untuk melindungi Rasulullah SAW dan akan berhadapan pada permusuhan dengan kaum Yahudi dan kaum musyrikin yang menjadi musuh Muhammad SAW. Dampak perjanjian Aqabah 2 bisa diartikan sebagai jihad walaupun tidak disebutkan secara jelas didalamnya.
  2. Para pembesar suku Quraisy berusaha menangkap kaum muslim setelah mengetahui adanya usaha untuk mengatur penjagaan terhadap Rasulullah. Dampak perjanjian Aqabah 2 ini menunjukkan bahwa iman akan selalu dimusuhi oleh syirik dan kekufuran.
  3. Peristiwa bai’at yang dirahasiakan ini menunjukkan perlunya kehati – hatian dalam menghadapi banyak perkara terutama jika berkaitan dengan kelangsungan dakwah agama Islam.
  4. Dampak perjanjian Aqabah 2 yaitu bahwa bai’at menjadi dasar bagi kaum muslim untuk hijrah ke Madinah.
  5. Agama Islam memiliki pengaruh besar dan berjaya di Madinah sehingga orang – orang yang pernah menyembunyikan diri sebagai seorang muslim bisa dengan bebas menampakkannya di Madinah.
  6. Orang – orang kafir di Mekkah melakukan penindasan kepada kaum muslim setelah mengetahui bahwa Rasulullah memiliki hubungan dengan para muslimin di Madinah. Dampak perjanjian Aqabah 2 adalah hijrahnya Rasulullah serta para pengikutnya ke Madinah.
  7. Bai’at dalam perjanjian Aqabah 2 melandasi berdirinya Daulah Islamiyah di Madinah. Selanjutnya Madinah menjadi pusat penyebaran agama Islam ke seluruh dunia. Ketahui juga mengenai sejarah perjanjian Hudaibiyah, sejarah hari asyura, sejarah perang uhud dan sejarah peristiwa karbala.

Pengertian Bai’at

Bai’at artinya suatu perjanjian atau ikrar bagi penerima yang sanggup menanggung atau melakukan sesuatu yang disebutkan dalam perjanjian tersebut. Istilah baiat biasa digunakan bilamana seorang Syekh akan menerima murid yang akan menerima petunjuk – petunjuk tertentu berdasarkan pada baiat sebagai amanah dari Syekh tersebut. Istilah baiat juga digunakan dalam ajaran Islam dalam bidang yang lebih luas dan lebih jauh, terutama dalam  menegakkan pelaksanaan syariat Islam itu sendiri. Dalam Risalatul Ta’alim karangan Hassan Al Banna terdapat beberapa pengertian mengenai istilah baiat sehubungan dengan dakwah Islam yaitu:

  1. Baiat untuk memahami Islam dengan sebenar – benarnya, karena tanpa pemahaman tersebut maka praktek keagamaan tidak akan sesuai dengan tata cara Islam dan tidak dapat dihitung sebagai amal dalam ajaran Islam.
  2. Baiat memerlukan sikap ikhlas. Tanpa keikhlasan maka amal seseorang tidak akan diterima oleh Allah dan proses beramal juga tidak akan benar.
  3. Baiat untuk beramal ditentukan awal dan akhirnya yang jelas.
  4. Baiat untuk menjalani jihad.
  5. Perjanjian untuk berkorban demi mendapatkan surga.
  6. Ikrar untuk taat, patuh dan mengikuti kepercayaannya sesuai dengan tingkat masing – masing.
  7. Baiat untuk menjadi setia dan berpegang padanya di setiap situasi.
  8. Baiat didasarkan pada dakwah dan untuk mencurahkan keikhlasan.
  9. Baiat untuk pengikat persaudaraan.
  10. Baiat sebagai dasar kepercayaan pada kepemimpinan dan gerakan atau sesama jamaah.

Mengapa Yastrib Dipilih

Ada beberapa faktor yang membuat Rasulullah SAW memilih Yastrib sebagai tempat untuk hijrah para umat Islam dan terlibat dalam perjanjian Aqabah. Faktor – faktor tersebut antara lain:

  • Kota Yastrib merupakan tempat yang paling dekat dengan Mekkah.
  • Rasulullah telah memiliki hubungan baik dengan penduduk Yastrib sebelum menjadi Nabi. Hubungan tersebut adalah ikatan persaudaraan melalui kakeknya yang beristri orang Yastrib. Ayah Nabi Muhammad juga dimakamkan disana.
  • Nabi sudah mengenal penduduk Yastrib sebagai orang – orang yang berbudi pekerti lembut dan sifat – sifat baik lainnya.
  • Hijrah merupakan keharusan bagi Nabi karena perintah dari Allah SWT.

Alasan pemilihan Yastrib sebagai bagian dari perjanjian Aqabah ini menunjukkan bahwa Nabi telah merencanakan dengan matang berbagai langkah strategisnya untuk berdakwah. Proses hijrah juga telah disiapkan dengan sangat matang. Hijrah mendapat dukungan dari penduduk Yastrib, dan juga karena secara fisik dan mental Rasulullah telah siap meninggalkan kota kelahirannya untuk meneruskan perjuangan menegakkan ajaran tauhid.

The post 7 Dampak Perjanjian Aqabah 2 Bagi Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Panjang Ibadah Haji Dalam Pandangan Islam /agama/islam/sejarah-haji Thu, 28 Nov 2019 07:51:48 +0000 /?p=822 Menurut pandangan Islam, bahwa sejarah Haji dimulai sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu pada masa Nabi Ibrahim as (1861 – 1686) Sebelum Masehi. Nabi Ibrahim as merupakan keturunan dari Sam…

The post Sejarah Panjang Ibadah Haji Dalam Pandangan Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Menurut pandangan Islam, bahwa sejarah Haji dimulai sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu pada masa Nabi Ibrahim as (1861 – 1686) Sebelum Masehi. Nabi Ibrahim as merupakan keturunan dari Sam Bin Nuh as (3900 – 2900) SM. Berdasarkan literatur  Islam, bahwa Nabi Ibrahim as lahir di Ur-Kasdim yang merupakan sebuah kota penting di Mesopotamia. Hingga beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim tinggal di sebuah lembah di negeri Syam.

Usia senja pun mulai tiba pada Nabi Ibrahim as, namun belum juga dikaruniai seorang anak pun. Hal ini membuat istrinya yang bernama Sarah bersedih, hingga ia memutuskan memberi saran kepada Nabi Ibrahim menikahi Hajar agar memperoleh keturunan. Nabi Ibrahim pun menyetujui dengan pertimbangan untuk memperoleh keturunan. Akhirnya, Nabi Ibrahim pun memperoleh keturunan dari hubungan suami istri dengan Hajar. Anaknya pun diberikan nama Ismail. Walaupun di balik kesenangan itu, terdapat Sarah yang bersedih karena tidak bisa memberikan keturunan.

Dengan adanya kesedihan Sarah, Ibrahim tak merasakannya. Ia meminta ijin kepada Allah untuk pergi menjauh dari Sarah dengan membawa Hajar dan putranya yang bernama Ismail.

“Ya Allah, kemana aku harus membawa keluargaku?” Tanya Nabi Ibrahim kepada Allah SWT.

Allah berfirman kepada Ibrahim as, “Bawalah ke tanah Haram-Ku dan pengawasan-Ku, yang merupakan daratan pertama Aku ciptakan di permukaan bumi yaitu Mekkah.”

Dengan adanya firman tersebut, maka Ibrahim as, istrinya dan Ismail, dibawalah mereka oleh malaikat Jibril. Saat itu, malaikat Jibril turun ke bumi dan membawa mereka sekeluarga dengan menggunakan kendaraan cepat. Di tengah perjalanan, setiap Ibrahim melihat ladang yang segar dan dipenuhi dengan perkebunan kurma, Nabi Ibrahim as selalu meminta untuk mampir sejenak. Tapi, malaikat Jibril pun lekas menjawabnya, “Teruskan lagi.” Dan “Teruskan lagi.”

Hingga tanpa mampir-mampir, tibalah mereka diposisi Ka’bah yaitu di bawah sebuah pohon yang cukup untuk melindungi Hajar dan Ismail dari teriknya matahari.

Baca juga: Sejarah Olahraga di Indonesia

Kemudian, Nabi Ibrahim as ingin pulang kembali ke negeri Syam untuk menemui Sarah istrinya yang pertama. Dengan keinginan Nabi Ibrahim tersebut, sebenarnya Sarah sangat sedih karena harus ditinggalkan oleh suami tercintanya.

“Mengapa menempatkan kami di sini? Tempat yang sunyi dari manusia, hanya gurun pasir, tiada air dan tiada tumbuh-tumbuhan?” tanya Hajar sambil memeluk erat Ismail yang masih bayi.

Ibrahim pun menjawab pertanyaan Hajar, “Sesungguhnya Allah yang memerintahkanku menempatkan kalian di sini.”

Kemudian, Ibrahim as pun beranjak pergi meninggalkan Hajar dan Ismail. Setiba di sebuah bukit Kuday yang memiliki lembah, Ibrahim memutuskan untuk berhenti sejenak. Ia melihat Hajar dan Ismail yang ditinggal di gurun pasir yang tandus tersebut. Lalu ia berdoa (Doa ini diabadikan di dalam Al-Qur’an, QS. Ibrahim:37).

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Ismail dan Hajar

Setelah Ibrahim pergi, tinggal seorang diri Hajar bersama bayinya yang bernama Ismail. Hingga ketika sinar matahari mulai menyengat Ismail, Ismail pun menangis karena kehausan. Hajar pun panik untuk mencari minum untuk Ismail. Nalurinya sebagai Ibu, sangatlah gigih dalam mencari air untuk bayinya. Ketika ia ke bukit Shafa, ia tak menemukan air, pergi ke bukit Marwa pun juga tak menemukan air. Hajar mulai bertambah paniknya, sampai-sampai ia tak sadar kalau sudah tujuh kali keliling bolak-balik antara bukit Shafa dan bukit Marwa. Tetap saja, ia tak menemukan air juga.

Ketika Hajar berada di bukit Marwa, ia heran melihat Ismail yang tiba-tiba berhenti menangis. Ternyata, yang menyebabkan Ismail menangis adalah air yang tiba-tiba muncul dan mengalir di bawah kaki Ismail. Hajar pun lari kegirangan karena melihat air itu, ia langsung berlari ke arah Ismail. Karena terlalu senangnya, ia pun berusaha menggali pasir itu, membendung air yang mengalir sambil melafazkan kalimat, “Zam… Zam…” kalimat tersebut yang artinya adalah ‘Menampung’. Di sinilah sejarah air zam-zam terjadi.

Hingga beberapa waktu kemudian, lewatlah Kabilah Jurhum di sekitar tempat tersebut. Saat mereka berjalan ke bukit Arafah, mereka melihat kerumunan burung terbang di atas udara. Mereka meyakinkan bahwa itu tanda adanya sumber air.

Setelah tiba di tempat burung-burung beterbangan, mereka terkesima ketika melihat seorang wanita bersama bayinya di bawah pohon dengan aliran air yang begitu banyak. Tak lain itu adalah Hajar dan Ismail. Mereka pun mendekati Hajar dan Ismail.

“Siapakah Anda dan siapakah bayi mungil yang ada dalam gendongan Anda itu? Tanya kepala suku Jurhum kepada Hajar.

Hajar pun menjawab, “Saya adalah Ibu dari bayi ini. Ia anak kandung dari Ibrahim as yang diperintahkan oleh Tuhannya menempatkan kami di wadi ini.”

Dengan jawaban Hajar yang demikian, dan adanya sumber air di sekitar itu, kepala suku Jurhum pun meminta izin kepada Hajar untuk tinggal bersama rombongannya di seberang tempat Hajar bersinggah.

“Tunggulah sampai Ibrahim datang. Saya akan meminta izin kepadanya.” Hajar menjawab permohonan izin dari kepala Suku Jurhum.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah

Tiga hari kemudian, nabi Ibrahim as pun datang. Ia langsung melihat kondisi Ismail dan Hajar. Dan Hajar pun tak lupa langsung meminta izin kepada Ibrahim as supaya para Kabilah Jurhum untuk tinggal dan menjadi tetangganya. Nabi Ibrahim as mengizinkan Kabilah Jurhum untuk menjadi tetangganya. Hingga berselang beberapa waktu, dan pada kesempatan berziarah selanjutnya, Ibrahim melihat kondisi tempat itu, ternyata sudah mulai ramai oleh keturunan bangsa Jurhum. Nabi Ibrahim as pun merasa senang karena melihat perkembangan tempat tersebut. Hingga Ismail beranjak remaja, Hajar pun hidup bertetangga dengan bangsa Jurhum dengan tentram dan rukun.

Hingga Allah SWT memerintahkan kepada Ibrahim as untuk membangun Ka’bah di posisi Qubah yang sudah diturunkan Allah kepada Nabi Adam as pada masa dulu. Tapi, nabi Ibrahim tidak mengetahui posisi Qubah itu di mana. Karena, pada masa nabi Nuh as, dan peristiwa banjir besar datang, Allah telah mengangkat kembali Qubah tersebut. Jadi, saat itu, Ibrahim as tidak melihat Qubah itu sama sekali. Allah SWT pun mengutus malaikat Jibril untuk memberikan petunjuk kepada Ibrahim as di mana letak posisi Ka’bah harus dibangun. Dan Jibril mematuhi perintah Allah, ia datang dengan membawa beberapa bagian Ka’bah dari surga. Ismail yang saat itu berusia remaja membantu ayahnya untuk membangun Ka’bah.

Ka’bah Dibangun

Setelah Ka’bah dibangun oleh Ismail dan Ibrahim hingga mencapai 7 hasta, Jibril memberikan petunjuk di mana posisi Hajar Aswad diletakkan. Setelah Hajar Aswad diletakkan dengan benar, Ibrahim pun melanjutkan pembangunan tersebut dengan membuat 2 pintu Ka’bah, yang mana pintu pertama menghadap ke Timur dan pintu ke dua menghadap ke Barat.

Waktu demi waktu telah dilalui oleh Ismail dan Ibrahim dalam membangun Ka’bah. Hingga pada akhirnya Ka’bah tersebut telah rampung. Mereka pun melaksanakan ibadah Haji. Di waktu inilah, ibadah Haji pertama kali dilakukan.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, Jibril kembali turun ke bumi untuk menyampaikan pesan kepada Ibrahim as. Ibrahim diminta untuk mendistribusikan air zam-zam ke beberapa tempat sekitarnya seperti Mina dan Arafah. Sehingga, di sinilah hari tersebut dinamakan dengan hari ‘Tarawiyyah’. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah ‘pendistribusian air’.

Pembangunan Baitullah dan Pendistribusian Air Zam-zam telah usai, Ibrahim as pun berdoa kepada Allah yang diabadikan ke dalam Al Qur’an (QS. Al Baqarah;126).

Dan (ingatlah ketika Nabi Ibrahim berdoa;

Yaa Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.

Allah berfirman;

“Dan kepada orang yang kafir pun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

Sejak saat itulah, Ibadah Haji mulai dilakukan oleh kaum Muslimin dan Muslimah. Mereka berhaji dengan berziarah ke Ka’bah setiap tahunnya. Hal ini sebagai tanda cinta dan hormat kepada risalah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, serta para Nabi dan Rasul setelah keduanya. Karena mereka berdua terus melakukan ibadah ini di setiap tahunnya.

Namun, sayangnya pada periode tokoh Mekkah yaitu Ammar bin Luhay, ibadah haji seperti dikotori dengan kehadiran patung dan berhala. Hal ini sangat disayangkan oleh para kaum Muslimin dan Muslimah. Di masa Ammar bin Luhay, Ibrahim as sudah wafat.

Berhala di Sekitar Ka’bah

Ammar bin Luhay adalah orang yang mengotori sucinya ibadah Haji, ia yang menyebarkan pertama kali untuk menyembah berhala di seluruh Jazirah Arab. Yang awalnya penduduk Arab menganut ajaran tauhid, menjadi menyembah berhala, dalangnya adalah Ammar. Maka dari itu, sejak itu penduduk Arab berbondong-bondong meletakkan beberapa patung sebagai berhala yang dianggapnya sebagai Tuhan di sekitar Ka’bah. Bahkan saat itu, ada beberapa orang yang memutuskan untuk bekerja sebagai pemahat patung.

Para pengikut Ammar memperbolehkan pengikut Ibrahim untuk tetap beribadah haji ke Baitullah tanpa membedakan agama dan kepercayaan. Hingga para pemeluk agama tauhid dan juga agama Masehi tetap terus menjalankan ibadah Haji ke Ka’bah. Pada masa itu pun, Ka’bah dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Di dinding-dindingnya tertempel beberapa puisi dan lukisan bahkan terdapat lebih dari 360 berhala terpasang di sekitar Ka’bah. Sungguh ironis! Sehingga, sekitar Ka’bah seperti arena sirkus saat itu.

Baca juga: Sejarah Benua Atlantis

Hingga beberapa waktu kemudian, ritual haji menjadi amburadul. Laki-laki dan perempuan mengelilingi Ka’bah dengan tanpa pakaian sehelai pun atau telanjang bulat. Mereka berpikir bahwa menghadap ke Tuhan Allah dengan menampilkan diri layaknya lahir di dunia ini. Bahkan do’a mereka tak tulus seperti yang dulu, hingga doa berubah menjadi siulan, tepukan tangan, tiupan musik dan tari-tarian. Hal ini semua karena diselewengkan oleh umat Ammar.

Tak hanya itu, mereka juga menyelewengkan kalimat talbiah (Labbaika Allahumma Labbaik). Mereka menyelewengkan dengan menambahkan beberapa kalimat, hingga maknanya menjadi berubah. Terlebih dari itu, mereka menuangkan darah kurban ke dinding Ka’bah dan bahkan beberapa daging kurban digantung-gantungkan ke tiang sekitar Ka’bah. Mereka berpikir bahwa dengan melakukan hal demikian, Allah akan menerima pengurbanan mereka.

Dengan adanya fenomena tersebut, akhirnya Allah berfirman untuk mengingatkan kepada mereka. Firman Allah ini telah diabadikan ke dalam Al Qur’an yaitu Surah Al Haj ayat 37,

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketaqwaan dan kamulah yang dapat mencapainya.” 

Pada masa itu, para peziarah bukannya berdoa kepada Allah, mereka malah asyik bernyanyi, melakukan zina, minum-minuman arak, hingga melakukan perbuatan yang tercela lainnya. Dalam rangkaian haji saat itu, lomba puisi adalah acara intinya. Dalam lomba tersebut, para peziarah berusaha unjuk diri dengan memamerkan puisi-puisinya. Puisi-puisinya pun tak lain adalah pujian-pujian tentang keberanian dan kehebatan sukunya, dan cerita berlebihan seperti kepengecutan, kekikiran suku lainnya.

Tak hanya lomba puisi, dalam rangkaian kegiatan ritual haji pada masa itu, juga terdapat lomba ‘murah hati’, yang mana lomba tersebut diwarnai dengan memberikan kuali besar dan memberi makan kepada para peziarah, agar mereka dikenal sebagai orang yang murah hati.

Pada masa itu, penduduk Arab benar-benar menodai dan menyelewengkan ajaran Nabi Ibrahim as yang semata-semata hanya menyembah Allah. Telah diketahui, bahwa fenomena menyedihkan tersebut telah berlangsung hingga dua ribu tahun lamanya.

Haji dan Umrah Zaman Rasulullah SAW

Setelah melewati periode yang cukup panjang, doa Ibrahim as pun akhirnya terjawab di zaman Rasulullah SAW. Doanya telah diabadikan ke dalam kitab Al Qur’an yaitu surah Al Baqarah ayat 129.

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al Hikmah (As Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Di masa Muhammad SAW, beliau tidak hanya membersihkan Ka’bah dari kotoran-kotoran daging dan darah kurban yang menempel, melainkan beliau juga membersihkan noda dari ritual haji dan memurnikan kembali ibadah haji seperti sediakala yaitu sesuai tuntutan Allah SWA sejak jaman Nabi Ibrahim as.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Majapahit

Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjadi jawaban atas permohonan Nabi Ibrahim as. Hingga 23 tahun Nabi Muhammad SAW telah menyebarkan ajaran Tauhid ke berbagai pelosok. Pesan tauhid yang sama halnya dengan pesan yang telah disebarkan oleh nabi-nabi terdahulu untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi ini.

Bahkan, juga terdapat pesan khusus yang diturunkan untuk menghilangkan penyelewengan atau ajaran yang tidak benar mengenai ibadah haji. Pesan tersebut telah termaktub dalal Al Qur’an yaitu Surah Al Baqarah ayat 197.

“Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak diperbolehkan rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”

Dengan bekal pesan dari Allah SWT, Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para sahabatnya yang mampu (diutamakan adalah kaum Anshar atau pribumi Madinah dan tidak dikenali orang-orang Mekkah) untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim as.

Mereka melakukan ibadah haji sesuai dengan ajaran Ibrahim as tanpa menyembah berhala. Usai mengerjakan ibadah Haji, para sahabat Rasulullah SAW kembali dan melapor kepada Rasulullah SAW. Laporan sahabat kepada Muhammad adalah bahwa mereka sudah mulai melakukan sa’i, namun di dalam hati mereka masih ada keraguan yang mengganjal ibadah tersebut. Hal ini dikarenakan adanya dua berhala besar di antara mas’a (jalur sa’i) yaitu di antara Shafa dan Marwa. Kedua bukit tersebut adalah sejarah Hajar mencari air untuk Ismail pada zaman dulu. Dan dua berhala berhala besar itu adalah Asaf dan Na’ilah.

Dengan adanya pernyataan tersebut, maka Allah telah menurunkan wahyunya yang berbunyi: (Wahyu ini diabadikan ke dalam Al Qur’an di dalam surah Al Baqarah ayat 158.

“Sesungguhnya Shafa dan Marwa itu sebagian dari syiar-syiar Allah, maka barangsiapa berhaji ke baitullah atau berkunjung (umrah), tidak salah baginya untuk bolak-balik pada keduanya. Dan barangsiapa menambah kebaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pembalas Syukur lagi Maha Mengetahui.”

Sehingga, dengan adanya wahyu tersebut, maka wahyu tersebut sering dibacakan oleh para jamaah haji hingga sekarang.

Rasulullah pernah bermimpi di bulan April 628 M (Dzulkaidah 6H), bahwa beliau bermimpi sedang menunaikan umrah ke Mekkah. Sehingga, beliau ingin mewujudkan mimpi tersebut bersama para sahabat. Hingga akhirnya, Muhammad bersama 1500 sahabat berangkat menuju Mekkah untuk melakukan Umrah dengan pakaian ihram mereka. Mereka juga telah membawa beberapa hewan kurban untuk dikurbankan di sana.

Namun, perjalanan tak begitu mulus. Di mana ada jalan lurus, selalu ada rintangan yang menghadang sebagai uji keimanan. Saat Rasulullah SAW bersama 1500 sahabat berjalan menuju Mekkah, mereka tertahan oleh kaum musyrikin Quraisy di Hudaibiyyah (20km sebelah Barat Laut Mekkah). Kaum musyirikin Quraisy telah mengerahkan beberapa pasukannya untuk menghalangi rombongan Rasulullah.

Dalam hadangan tersebut, kaum Quraisy telah mengutus Suhail Ibn Amr untuk melakukan perundingan dengan Rasulullah. Dalam perundingan tersebut, Suhail meminta untuk gencatan senjata dan kaum muslimin harus menunda pemberangkatannya, sehingga diminta untuk kembali ke Madinah, dengan catatan kaum muslimin bebas melakukan Umrah di tahun depan dan tinggal selama 3 hari di Mekkah. Dengan segala kerendahan hati Rasulullah SAW, beliau pun menyetujui kesepakatan tersebut, walaupun banyak sahabat yang merasa kecewa dengan hasil kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini dikenal sebagai ‘Perjanjian Hudaibiyyah’.

Perjanjian Hudaibiyyah

Perjanjian Hudaibiyyah merupakan salah satu sejarah penting dalam sejarah Islam. Karena, secara tidak langsung, dalam perjanjian tersebut, bahwa kaum Quraisy telah mengakui kedaulatan Muslimin di Madinah untuk yang pertama kali.

Berikut ini adalah isi dari Perjanjian Hudaibiyyah yang diabadikan ke dalam Al Qur’an:

“Sungguh, Allah akan memenuhi mimpi RasulNya dengan sebenar-benarnya, bahwa kamu akan memasuki Masjidil Haram insya Allah dengan aman. Kamu akan mencukur kepalamu atau menggunting rambut (menyelesaikan umrah) dengan tidak merasa takut. Dia mengetahui apa yang tidak kau ketahui dan Dia menjadikan selain itu sebagai kemenangan yang dekat.” – Al Fath: 27 –

Perjanjian tersebut pun berjalan lancar, sesuai janji kaum Quraisy, Rasulullah SAW dan para sahabat pun dapat melakukan umrah ke Baitullah dengan lancar pada Maret 629 M (Zulkaidah 7 Hijriah). Pada tanggal tersebut merupakan pertama kalinya umrah dilakukan oleh kaum Muslimin.

Baca juga: Sejarah Museum Gunung Merapi

Di mana ada pohon yang tinggi, selalu ada angin kencang. Begitu pun juga dengan Rasulullah SAW dan para sahabat, ketika berhasil memasuki pelataran Ka’bah selalu ada yang syirik. Ketika Rasulullah SAW beserta 2000 sahabatnya memasuki pelataran Ka’bah, kaum Quraisy mengejek mereka dengan berteriak, “kamu Muslimin kelihatan letih dan pasti tidak kuat berkeliling tujuh putaran.”

Namun, kegigihan Rasulullah tidak bisa dibantah, beliau tetap mengajak para sahabatnya untuk berkeliling tujuh putaran dengan bersabda,

“Marilah, kutunjukkan kepada mereka bahwa kita kuat. Bahu kanan kita terbuka dari kain ihram, dan kita lakukan tawaf sambil berlari.”

Dengan adanya motivasi dari Rasulullah, para sahabat dan kaum Muslimin tetap kuat menjalani ibadah haji. Hingga kini, kaum Muslimin tetap menjalani ibadah Haji semampu mereka. Dengan penuh perjuangan dan kegigihan untuk melaksanakan ibadah haji.

Itulah sejarah singkat mengenai haji yang perlu kita ketahui sebagai wawasan kita dan membuka khasanah yang belum kita ketahui sebelumnya.

The post Sejarah Panjang Ibadah Haji Dalam Pandangan Islam appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Badar Singkat Zaman Nabi Muhammad SAW /agama/islam/sejarah-perang-badar Wed, 09 Oct 2019 08:33:54 +0000 /?p=5287 Seperti yang diketahui bersama, bahwa setiap peradaban pastinya memiliki sejarah mengenai pertempuran sejarah, yang telah memainkan peran penting dalam sejarahnya. Termasuk sejarah perang badar, dimana perang ini telah berlangsung pada…

The post Sejarah Perang Badar Singkat Zaman Nabi Muhammad SAW appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Seperti yang diketahui bersama, bahwa setiap peradaban pastinya memiliki sejarah mengenai pertempuran sejarah, yang telah memainkan peran penting dalam sejarahnya. Termasuk sejarah perang badar, dimana perang ini telah berlangsung pada 13 Maret 624 M (Bertepatan dengan 17 Ramadhan) di daerah Hijaz Arabia barat atau Arab Saudi. Pertempuran antara kaum islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW melawan kaum Musyrikin Quraisy yang dipimpin Amar bin Hisyam alias Abu Jahal di Lembah Badar (Makkah) ini sendiri telah digariskan dalam sejarah Islam sebagai kemenangan yang disebabkan oleh bantuan Allah, dan menjadi salah satu dari beberapa pertempuran yang secara khusus disebutkan dalam kitab suci umat Islam, yakni Al-Quran.

Penyebab Terjadinya Perang Badar

Dalam Sejarah Perang Badar sendiri telah mencatat, bahwa ada beberapa penyebab Perang Badar yang sangat mendasar, seperti sering adanya terror, penindasan dan perampasan rumah serta harta, bahkan hingga terjadinya pengusiran Kaum Muslimin di wilayah tersebut (Kota Makkah). Selain itu, Kaum Quraisy juga mendzalimi, menyiksa dan merebut barang dagangan kaum muslimin, sehingga Perang Badar ini terjadi untuk memberikan pelajaran atau pembalasan terhadap kaum Quraisy atas kekejamannya dan mengembalikan harta benda milik kaum muslim. Dan pernah suatu ketika, Seorang anak muda Quraisy melemparkan kotoran kedapa Rasulullah SAW.

Saat tiba di rumah anak perempuannya yang masih kecil yaitu Fatimah Azahra, melihat ayahnya yang berlumuran kotoran, Ia pun menangis. Sesegera mungkin Nabi berusaha menenangkan gadis kesayangannya tersebut, dan Rasulullah pun berkata, “Jangan menangis gadis kecilku, karena Allah akan melindungi ayahmu”.  Kalimat tersebut, kemudian ditambahkan oleh Nabi untuk dirinya sendiri : “Quraisy tak pernah memperlakukan Aku seburuk ini ketika Abu Tholib masih hidup”.

Rencana Pembunuhan Nabi Muhammad SAW

Puncaknya, pada September 622 M, dalam satu pertemuan yang melibatkan para pembesar Qurisy, Abu Jahal mengusulkan pembunuhan terhadap Nabi. Agar tidak menciptakan permusuhan di keluarga bani Hasyim, pembesar tersebut meminta setiap pemuda berpengaruh yang ada di bani-bani Quraisy turut terlibat, sehingga setiap bani akan bertanggung jawab memberikan yang ganti darah untuk memuaskan bani Hasyim. Namun, rencana tersebut telah diketahui oleh Malaikat Jibril, dan dengan cerdik, Nabi hijrah meninggalkan rumahnya bersama Abu Bakar menuju Yastrib (Madinah).

Di saat itulah, Ia mengizinkan Ali untuk mengisi tempat tidurnya guna mencegah para pemuda Quraisy yang telah mengepung rumahnya. Namun perjalanan ini sebagai pengamanan diri saja, bukan sejarah peristiwa isra mi’raj. Meskipun begitu, bukan berari pertikaian dengan Quraisy Mekkah telah reda. Kaum Muhajirin (penduduk Mekkah muslim yang ikut hijrah) mengalami kesusahan dalam mencari nafkah di Madinah, sehingga sebagian dari mereka menggantungkan hidupnya kepada penduduk islam di Madinah atau kaum Anshar.

Dan saat itulah, turun sebuah wahyu, Surat Al Hajj ayat 39-40 yang mengizinkan Nabi bersama pengikutnya memerangi orang yang memerangi mereka. ini ayat Al Quran yang berisi perintah jihad. Setelah adanya wahyu tersebut, Nabi bersama kaum Muhajirin telah menerapkan Ghazwu atau serangan demi bertahan hidup yang biasa dilakukan masyarakat Arab Nomaden. Namun, serangan yang dimulai sejak 623 ini kerap mengalami kegagalan karena umat islam memiliki sedikit informasi, baik mengenai waktu dan rute perjalanan musuh, sehingga tidak ada kerugian dan korban di pihak musuh.

Penyerbuan Terhadap Kaum Qurays Dengan Strategi Ghoswu

Dan pada September 623, rosulullah memutuskan untuk memimpin langsung kaum muslimin untuk penyerbuan rombongan dagang kaum Qurasy yang dipimpin Ummayah ( yang pernah menyiksa Abu Bakar), namun lagi-lagi usaha menyergap kafilah yang membawa 2.500 unta itu mengalami kegagalan.

Namun bukan semuanya dalam setrategi ghoswu mengalami kegagalan, karena pada Januari 624 insiden serius terjadi tepatnya pada akhir bulan Rajab yang dianggap suci. Kala itu satu dari pedagang Quraisy mekah yang sedang berkemah di lembah nakhlah (antara mekah dan toif) tewas terkena panah pasukan Abdullah bin jahsy dalam sebuah misi ghazwu. Sontak saja Peristiwa ini menimbulkan kemarahan dan dendam dikalangan qurasy mekah. Bagi mereka. hal ini bukan saja ancaman keamanan. Tapi juga dianggap penghinaan terhadap keyakinan masyarakat arab yang mensucikan bulan rojab dari peperangan.

Sampai disini perang besar pun dimulai antara kaum muslimin di madinah dengan kaum quraisy mekah. Pada 2 hijriah (maret 624) caravan dagang besar pimpinan Abu Sufyan hendak kembali dari suriah.dan nabi pun memimpin langsung aksi ghazwu dengan melibatkan sekitar 313 orang muslim, diriwayatkan 8 pedang. 6 baju perang. 70 ekor unta dan 2 kuda. Didalam pasukan tersebut juga terdapat paman nabi. Dan tiga calon khalifah. Yaitu Abu bakar.Umar bin khotob. Dan Ali bin abu tholib. Bertepatan peristiwa tersebut salah satu sahabat nabi dan juga calon khalifah yaitu ustman bin afan tidak ikut dan harus dirumah sebab istrinya ruqoyah lagi sakit.

Dan Orang orang quraisy murka. Dikarenakan mendengar rencana penyergapan nabi terhadap abu sufyan, dibawah komando abu jahal mereka mengerahkan seluruh klan dan menyiapkan pasukan menuju  lembah badar.untuk menghadang pasukan nabi yang akan menghadang caravan abu sufyan dan rombongan dagangnya yang akan melintasi di sekitar sumur terdekat di lembah badar. Dengan jumlah pasukan perag sekitar 1.000, 600 persenjataan lengkap. 700 unta. Dan 300 pasukan kuda yang siap untuk menghadapi pasukan rosulullah. Disaat yang sama, abu sufyan dengan cerdik merubah rute caravan dagangnya, melalui yanbu’ menyusuri pesisir laut merah.dan ia pun berhasil selamat.

14 Sahabat Nabi Yang Telah Gugur Dalam Perang Badar

Dengan demikian Sejarah Perang Badar tersebut telah menewaskan 14 sahabat Nabi, seperti Umair bin Abi Waqas, Safwan bin Wahab, Dhu-Shimalayn bin ‘Abdi, Mihja bin Shalih, ‘Aqil bin al-Bukayr, ‘Ubaydah bin Al-Harith, Sa’ad bin Khaythama, Mubashir bin ‘Abd al-Mundhir, ‘Haritsah ibn Suraqah, Rafi’ ‘ibn Muala, ‘Umayr ibn Humam, Yazid bin al-Harits, Mu’awidh ibn al-Harith dan ‘Awf ibn al-Harits. Sementara 70 orag dari pasukan Qurays terbunuh termasuk Abu Jahal.

Dan jangan lupa untuk mengetahui sejarah berdirinya agama islam juga untuk menambah tingkat keagamaan saudara. Selain itu, ada beberapa sejarah lainnya yang perlu diketahui juga seperti sejarah hari raya haji, sejarah perjanjian hudaibiyah, dan lain sebagainya.

The post Sejarah Perang Badar Singkat Zaman Nabi Muhammad SAW appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Uhud Singkat dan Lengkap /agama/islam/sejarah-perang-uhud Tue, 08 Oct 2019 07:17:27 +0000 /?p=5288 Berawal dari rasa kekecewaan dan dendam kaum kafir Quraisy kepada kaum Muslimin karena kekalahan mereka dalam perang badar pada bulan Ramadhan 624 Masehi. Abu Sufyan dalam versi penduduk Mekkah yang…

The post Sejarah Perang Uhud Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Berawal dari rasa kekecewaan dan dendam kaum kafir Quraisy kepada kaum Muslimin karena kekalahan mereka dalam perang badar pada bulan Ramadhan 624 Masehi. Abu Sufyan dalam versi penduduk Mekkah yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW, kekalahan dalam perang badar tersebut dianggap sebagai sebuah penyergapan yang memukul aktivitas utama kehidupan kota metropolis-perdagangan mereka.

Terkait hal ini, Abu Sufyan segera mendesak para penduduk Makkah untuk melancarkan serangan kembali sebagai balasan. Dan Abu Sufyan memimpin langsung pasukan perang Orang Quraisy kota Makkah untuk Menyerang kaum Muslimin. Dengan membawa Pasukan Sekitar 3.000 Orang terlatih Termasuk di dalamnya pasukan Berbaju Zirah. Tak Hanya itu mereka juga diperkuat 200 pasukan Kaveleri. Dan peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan sejarah perang ain jalut yang sudah beda cerita.

Sejarah Perang Uhud

Keberangkatan pasukan Orang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan terjadi setahun setelah Perang Badar, tepatnya pada 625 Masehi bulan Syawal tahun ke-tiga Hijriyah. Rombongan pasukan ini berjalan dari Makkah hingga tiba di dua mata air Lembah Sabkhah, dari saluran air di atas lembah yang menuju Madinah dan naasnya, pasukan Muslimin tidak mengetahui bahwa, ada pemukiman pasukan dari Makkah yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah berkemah dengan jarak tidak begitu jauh dari Madinah.

Baru sampai dua-tiga hari kemudian, Kaum Muslimin akhirnya mengetahui informasi, bahwa Kaum Muslimin Madinah sedang berada dalam ancaman. Hal ini diberitahukan oleh Abbas (Paman Nabi yang masih berada di Makkah) dengan diam-diam mengirimkan surat kepada keponakannya (Nabi Muhammad). Pada akhirnya, setelah informasi dari mata-mata yang dikirim Nabi untuk menandai musuh, Kaum Muslimin pun mengadakan sebuah pertemuan pada Jumat 6 Syawal, 3 Hijriyah.

Di dalam pertemuan tersebut, Nabi mengatakan untuk tetap bertahan di dalam Kota dengan membiarkan pasukan musuh menyerbu Kota, tentunya ini menjadi pilihan yang lebih bijak. Dengan harapan, strategi ini mampu memukul mundur pasukan musuh daripada harus meladeni pertempuran di tempat terbuka, mengingat musuh sudah berada sangat dekat dari Kota Madinah. Selain itu, disebabkan juga karena jumlah pasukan, pengalaman tempur dan persiapan musuh jauh lebih unggul dari Kaum Muslimin, sehingga kemungkinan kecil untuk mengalahkannya di medan terbuka. Strategi dan keajaiban dalam perang ini kurang lebih sama dengan sejarah perang badar.

Di dalam hal ini, Rasulullah juga melihat pada Kaum Muslimin masih terdapat Euforia kegemilangan pada Perang Badar, satu tahun sebelumnya. Beberapa diantaranya begitu bersemangat untuk menyambut kedatangan musuh di luar Kota Madinah. “Rasulullah, kami tidak ingin bertempur di jalan-jalan Madinah. Pada zaman Jahiliyah, kami selalu menjaga agar hal itu tidak terjadi. Ada baiknya, setelah kedatangan Islam, hal itu tetap dilestarikan” ujar seorang Anshar.

Mendengar pernyataan tersebut, Nabi tanpa bicara langsung mengenakan baju Zirah, dan mempersiapkan persenjataan untuk menuju ke medan perang. Melihat reaksi Nabi, membuat para sahabat lain merasa terkejut. Ada yang merasa bahwa, yang baru saja terjadi tidaklah pantas, karena terkesan seperti membangkang perintah Nabi. Terkait hal ini, mengakibatkan perdebatan kecil diantara mereka, “Bukankah Rasulullah sebenarnya telah menjelaskan sesuatu pada kalian, tetapi kalian menghendaki yang lain. Jadi, Hamzah temuilah Rasulullah dan katakan kepada beliau, segala keputusan kami serahkan kepada Rasulullah.” Ujar salah satu sahabat kepada Hamzah bin Abdul Mutholib (Paman Rasulullah).

Segera Hamza menemui Nabi dan menyampaikan pesan tersebut. Mendengar pesan demikian, Nabi bersabda, “Bukanlah seorang Nabi, bila Ia telah memakai baju Zirahnya, lalu menanggalkannya dan surut sebelum perang terlaksana”. Maka, dengan sabda tersebut, Kaum Muslimin berangkat dari Madinah ke pegunungan Uhud dengan jumlah pasukan yang hanya sepertiga dari pasukan Quraisy (1000). Rupanya, masih harus berkurang, karena ada perselisihan saat berada di perjalanan, dan ketika pasukan ini sampai di wilayah Syauth, Abdullah bin Ubay bin Salul bersama pasukannya yang berjumlah 300 orang memilih pulang ke Madinah. Mereka memiliki 2 alasan, pertama. Peperangan ini tidak mungkin terjadi karena perjalanan sudah cukup jauh tetapi mereka belum menemukan perkemahan musuh. Kedua, mereka tidak ingin bertempur di luar teritori Madinah.

Dengan pulangnya pasukan yang di pimpin oleh Ibnu Salul yang berjumlah 300 orang. Maka Rosulullah hanya memiliki 700 pasukan dan harus melawan pasukannya Orang Quraisy Madinah (pimpinan Abu Sufyan) dengan jumlah 3.000 Orang. Bukan hanya demikian, jumlah pasukan Kaum Muslimin pun kembali berkurang. Saat Nabi memulangkan beberapa pasukan di barisannya yang dianggap masih terlalu muda, diantaranya : Abdullah bin Amru, Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid dan masih banyak lagi, yang dijumlahkan ada sekitar 14 remaja.

Kekalahan Kaum Muslimin

Sesampainya di Bukit Uhud, Nabi Muhammad SAW mengatur pasukannya menjadi beberapa formasi, 50 untuk pemanah di bawah pimpinan Abdullah bin Jubair di posisi puncak Bukit, dan lainnya di bawah antara bukit untuk menyerang musuh. Dari riwayat Imam Muslim (terj. As-Sirah An-Nabawiyyah, 2005: 492), peperangan terjadi begitu dahsyat. Situasi awal pertempuran di dominasi oleh pasukan Rasulullah, terutama karena keberadaan pasukan pemanah di atas bukit yang bisa melihat pergerakan musuh di bawah, untuk membangkitkan semangat pasukan di tengah-tengah pertempuran.

Rasulullah mengambil sebilah pedang yang jatuh dan menawarkannya kepada pasukannya “Siapa yang akan mengambil pedang ini dariku?”, kemudian pasukan Nabi berebut untuk mengambilnya. “Aku ya Rasulullah, Akuu…”. Rasulullah pun melanjutkan kalimatnya, “Siapa yang mengambil pedang ini, dan menggunakannya dengan benar?”. Sontak para pasukan yang tadi berebutan terdiam. Hingga akhirnya, Abu Dujannah maju dan mengatakan bahwa dirinya akan mengambil pedang tersebut, “Aku akan mengambil pedang itu dan menggunakannya dengan benar”.

Namun, situasi menjadi berbalik ketika Kaum Muslimin di Bukit melihat kemenangan seperti sudah di ujung mata, Ashab bin Jabir berkata dari puncak bukit, “Mari kita ambil harta rampasannya!”. Ibnu Jubair (pemimpin pasukan pemanah) mencoba mengingatkan, “Apa kalian lupa pesan Nabi?”. Tanpa memperdulikan peringatan tersebut, mereka pun turun dari bukit. Sehingga, kemenangan di periode pertama di bukit Uhud pun hilang saat Kholid bin Walid bersama pasukan Kavalerinya menyadari kecerobohan pasukan pemanah Nabi dengan mengitari bukit, Kholid bin walid menyerang pasukan ini dari belakang.

Hal yang membuat kemudian lembah Uhud menjadi jebakan sempurna bagi Kaum Muslimin, kini menjadi membuat mereka terdesak dari arah depan dan belakang. Dengan begitu, para pasukan Nabi susah membedakan mana lawan dan kawan, sehingga mereka juga saling serang dan mengakibatkan memakan korban yang sangat banyak hingga 70-75 orang Muslim. Sementara korban Kaum Qurays hanya 22-37 orang. Selain itu, perlu diketahui beberapa sejarah lainnya tentang islam, seperti sejarah perang salib, penyebab perang Yaman dan Arab Saudi, serta masih banyak lagi lainnya.

The post Sejarah Perang Uhud Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Agama Budha di Indonesia Lengkap /agama/buddha/sejarah-agama-budha Tue, 08 Oct 2019 03:21:15 +0000 /?p=5257 Hampir tidak ada suatu hal yang terjadi secara instant di Dunia ini, sebagian besar yang ada dan diyakini hingga sekarang sekalipun juga melalui proses yang sudah ada sebelumnya. Misal seperti…

The post Sejarah Agama Budha di Indonesia Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Hampir tidak ada suatu hal yang terjadi secara instant di Dunia ini, sebagian besar yang ada dan diyakini hingga sekarang sekalipun juga melalui proses yang sudah ada sebelumnya. Misal seperti kehidupan, dimana sebelum ada kehidupan manusia, sudah ada beberapa makhluk hidup yang ada di bumi ini, beberapa diantaranya bisa diketahui pada ciri zaman mesozoikum. Dan setelah kepunahan para dinosaurus, barulah ada kehidupan manusia yang mengalami fase serta proses pertumbuhan secara bertahap.

Untuk kehidupan manusia ini sendiri ada berbagai macam ragamnya, seperti jenis manusia purba pithecanthropus, manusia purba sangiran, manusia purba meganthropus, dan masih banyak lagi lainnya. Nah, dalam pembahasan berikut akan disampaikan tentang agamanya, dimana memang belum ada pada zaman itu. Agama Budha baru muncul di abad ke 6 Sebelum Masehi. Di awal kemunculannya, agama ini masih terkesan erat dengan pendahulunya, yakni agama Hindu.

Sosok pembawa Sejarah Agama Budha ke bumi ini adalah Siddharta Buddha Gautama. Sebelum mendapatkan pencerahan, ia awalnya juga beragama Hindu sama seperti orang-orang lain di sekitarannya. Dan Siddhartha Buddha Gautama ini bukanlah orang biasa, melainkan seorang pangeran dari kerajaan Maghada. Pedoman dalam ajaran yang disampaikan terhadap pengikutnya yakni tentang tujuan akhir untuk melepaskan nafsu dan juga penderitaan dalam hidup manusia, sehingga dirinya bisa mencapai nirvana. Agama budha ini tidak bertolak terhadap tuhan ataupun alam semesta, melainkan bertitik tolak terhadap keadaan yang dihadapi oleh manusia seperti tata susila manusia agar terbebas dari lingkaran sukkha yang selalu mengiri kehidupannya.

Kelahiran Siddharta Buddha Gautama

Pencetus Sejarah Agama Budha ini juga merupakan sosok manusia, dimana ia lahir dari rahim seorang wanita. Siddharta dilahirkan pada tahun 560 S.M di Gana-Sangha, Kapilawastu, India Utara. Ia merupakan pangeran dari kerajaan setempat, dan Maya (sang ibu dari Siddharta) telah bercerita kalau saat sebelum mengandungnya, bermimpi ada seekor gajah putih yang masuk ke dalam rahimnya. Dan setelah mengalami mimpi aneh tersebut, sang raja langsung menanyakan kejadian ini kepada 44 orang brahmana terkenal di Negerinya.

Dan para Brahmana itupun menyebutkankalau raja akan segera memiliki keturunan. Dan peristiwa ini berujung kehamilan. Akan tetapi setelah 9 bulan berlalu, namun sang buah hati alias Siddharta tidak kunjung lahir juga. Dan ketika masuk usia 10 bulan usia kandungan, barulah anak ini lahir. Akan tetapi naas, 7 hari setelah proses kelahiran sang ibunda Siddartha meninggal dunia. Dan setelahnya, ia diasuh oleh bibinya. Walaupun demikian, Siddharta tetap bertumbuh dengan pesat dan luar biasanya, bahkan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Ia bahkan berhasil menulis sebelum diajari oleh sang gurunya.

Awalnya ia memang menganut agama Hindu, dan bahkan sang raja alias Ayahandanya melindungi Siddharta dengan kehidupan luar, agar keimanannya tidak terlemahkan oleh kehidupan luar. Untuk mencegahnya agar tidak penasaran dengan keadaan luar istana, Siddharta telah diperlakukan dengan manja dan dipenuhi oleh kemewahan. Akan tetapi sayang semua yang diberikan masih belum puas, dan malah bosan dengan kemewahan yang didapatkannya itu.

Siddharta Mulai Keluar dari Istana

Akhirnya Siddharta menemukan cinta sejatinya, Gopa. Dari hasil pernikahan itu dianugerahi seorang anak yang dinamakan Rahula. Dan perlu diketahui bahwa arti dari Rahula adalah belenggu, karena memang kehidupannya yang tidak terbebas dari istana. Akan tetapi di usia 29 tahun, ia berhasil keluar istana beberapa kali untuk melihat keadaan di luar sana. Dan ada 4 hal yang membuatnya ingin lebih banyak eksplorasi dunia luar, diantaranya yakni:

  • Ia melihat seorang kakek tua yang lemah, dan menyaksikan kalau usia tua menghancurkan ingatan, keindahan, dan juga keperkasaan.
  • Ia melihat adanya orang cacat tengah kesakitan, jelas ia kaget karena belum pernah melihat hal sedemikian di lingkungan istana.
  • Ia juga melihat ada orang tengah menangis dalam duka dan juga prosesi pemakaman. Perasaannya pada saat itu cukup terganggu karena kematian dari orang yang dikuburkan itu. Memang ibunya juga mengalami hal serupa, namun Siddharta pada saat itu masih kecil, sehingga belum tahu apa-apa.
  • Ia melihat pula orang suci yang tengah mengembara, perasaannya puas, gembira, dan tengah berkeliling dengan mangkok drema di tangannya. Dan ia berpikir kalau semua kesenangan hidup tidak berarti.

Ketika Siddharta Mendapatkan Pencerahan

Dikarenakan keempat peristiwa yang telah dilihatnya tadi, maka Siddharta semakin kuat untuk mencari pengetahuan akan kebenaran. Hingga pada akhirnya pada tengah malam ia meninggalkan istana bersama sang istrinya Gopa dan juga anaknya Rahula. Dalam perjalanan mencari kebenaran, Siddharta berguru kepada banyak pendeta Hindu yang tengah melakukan tapa di hutan selama beberapa tahun. Pertama, ia melatih konsentrasi dengan meditasi, kemudian hidup sangat miskin bersama 5 orang temannya. Namun pelajaran ini belum mampu memuaskannya.

Setelah itu diputuskanlah pergi ke suatu tempat yang bernama Bidhgaya, disana Siddharta kembali bermeditasi selama beberapa tahun untuk mencari ilham sejati guna memberikan tuntunan hidup. Pohon Bodhi menjadi tempatnya untuk berteduh sekaligus bermeditasi, dan disanalah memang dirinya mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran yang sejati. Dan 3 malam berikutnya, Siddharta pergi berdasarkan 3 tahap pencerahan untuk melawan godaan mara, roh jahat. Di malam pertamanya, seluruh kehidupan pertamanya melalui depan matanya. Kemudian di malam kedua, ia melihat lingkaran kelahiran, kehidupan, dan kematian serta hukum yang berkuasa. Dan yang ketiga akhirnya dimengerti tentang “Empat Kebenaran Mulia” (Keseluruhan Penderitaan, Asal-usul Penderitaan, Penyembuhan Penderitaan, dan jalan untuk menyembuhkan penderitaan tersebut).

Dan sejak peristiwa ini, akhirnya ia menggunakan gelar Buddha yang memiliki arti mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran yang sejati. Setelah itu, Siddharta juga dipanggil hingga 3x oleh Dewa tertinggi, Brahma. Ia diminta untuk membantu orang lain menerima pencerahan, sekaligus disebarkan ajaran itu selama 44 tahun, dan 5 orang pertama yang menjadi pengikutnya yakni teman-temannya yang dulu hidup bersama dalam kemiskinan. Dan setelah menyebarluaskan agama Budha selama 44 tahun, akhirnya Siddharta meninggal pada tahun 483 SM di Kusinagara. Selain Budha, ada agama lain yang bisa dipelajari sejarah terbentuknya, yakni seperti sejarah terbentuknya agama kristen dan sejarah berdirinya agama islam.

The post Sejarah Agama Budha di Indonesia Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Salib Singkat dari Awal Hingga Akhir /agama/kristen/sejarah-perang-salib Sat, 03 Aug 2019 05:33:36 +0000 /?p=4850 Salah satu perang paling dikenal sepanjang sejarah adalah Perang Salib. Perang Salib adalah rangkaian perang agama yang mendapatkan restu dari Gereja Latin di abad pertengahan. Perang ini menurut pengetahuan umum…

The post Sejarah Perang Salib Singkat dari Awal Hingga Akhir appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Salah satu perang paling dikenal sepanjang sejarah adalah Perang Salib. Perang Salib adalah rangkaian perang agama yang mendapatkan restu dari Gereja Latin di abad pertengahan. Perang ini menurut pengetahuan umum adalah perang – perang yang terjadi di kawasan timur Laut Tengah untuk merebut kembali Tanah Suci dari kekuasaan Islam. Tidak hanya ditujukan untuk memperebutkan Yerusalem yang dikenal sebagai kota suci, tetapi secara tersirat dalam sejarah perang salib juga dianggap sebagai perang suci antara dua agama besar, Islam dan Kristen. Walaupun demikian, istilah perang Salib ini juga dikenal sebagai istilah bagi perang – perang di kawasan lain yang mendapatkan restu Gereja. Berbagai alasan menjadi pemicu peperangan baik itu untuk pemberantasan ajaran sesat dan berhala, menyelesaikan pertikaian di antara sesama pihak Kristen Katolik, juga untuk mencapai maksud di bidang politik dan penguasaan wilayah.

Sejarah Perang Salib

Awal mula terjadinya perang salib antara pihak Timur yaitu Islam melawan pihak Barat yaitu Kristen. Penyebab Perang Salib disebabkan oleh banyak faktor seperti agama, politik, dan sosial ekonomi. Diawali pada tahun 1070 ketika Yerusalem direbut oleh Bani Saljuk dari Turki dan ketika Kaisar Yunani Diogenes dikalahkan dan ditawan di Mantzikert pada 1071. Sejak itu Asia Kecil dan seluruh Suriah dikuasai oleh Bani Saljuk. Disusul dengan menyerahnya Antiokhia di tahun 1084 hingga Kristen menguasai seluruh kota besar di Asia pada 1092.

Kondisi menjadi semakin parah ketika Bani Saljuk membatasi dan memperketat ziarah umat Kristen ke Yerusalem sehingga mendorong umat Kristen memperjuangkan kebebasannya dengan merebut Yerusalem dari kekuasaan Muslim. Kaisar Alexius Komnenus meminta kepada Paus Urbanus II di tahun 1095 untuk menyemangati umat Kristen di Eropa agar melakukan Perang Salib. Untuk menyatukan kekuatan, maka peperangan diumumkan untuk menundukkan gereja – gereja di wilayah Timur yang masih dikuasai oleh Islam. Pada umumnya ada beberapa tahap utama dalam Perang Salib  yang memberi dampak pada alur sejarah dunia seperti akan dibahas secara singkat berikut ini.

Perang Salib Pertama (1095 – 1101)

Bertempat di Konsili Piacenza pada Maret 1095, duta besar utusan Alexius Komnenus atau Alexius I, Kaisar Bizantium, meminta bantuan untuk mempertahankan wilayahnya dari kaum Turki Seljuk. Sementara itu Paus Urbanus II meminta seluruh umat Kristen untuk bergabung dan berperang melawan Turki Seljuk dengan jaminan bahwa siapapun yang ikut serta dalam sejarah Perang Salib dan mati maka akan masuk surga walaupun ia memiliki banyak dosa di masa lalu. Tentara salib berhasil mengalahkan dua pasukan Turki di Dorylaeum dan Antiokhia dan merebut Yerusalem pada 1099. Ketahuilah juga mengenai sejarah berdirinya gereja Katolik, sejarah berdirinya Gereja Kathedral jakarta dan sejarah terbentuknya agama Kristen.

Perang Salib Kedua (1145 – 1150)

Perang Salib kedua kembali terjadi setelah beberapa puluh tahun masa damai ketika Kristen dam Muslim hidup berdampingan di Yerusalem. Pada saat itu tentara Islam pimpinan Imad ad-Din Zengi merebut Aleppo dan Edessa. Kekalahan demi kekalahan yang dialami pihak Kristen membuat Paus Eugenius III menyerukan untuk melakukan Perang Salib kembali pada 1 Maret 1145, yang didukung oleh para pengkhotbah terutama Bernardus dari Clairvaux. Pada tahun 1147 tentara Prancis dan Jerman dipimpin Raja Louis VII dan Konrad III menyerbu Yerusalem tetapi tidak berhasil dan kembali ke negaranya dengan tangan kosong pada 1150.

Perang Salib Ketiga (1188 – 1192)

Awal dari sejarah Perang Salib ketiga terjadi ketika Salahuddin Al Ayyubi atau Saladin berhasil merebut Yerusalem pada 1187 setelah mengalahkan pasukan Salib di Pertempuran Hattin. Hal itu membuat Paus Gregorius VIII kembali menyerukan Perang Salib yang ketiga. Seruan perang disambut oleh Raja Richard I dari Inggris yang dikenal dengan Richard the Lionheart, Kaisar Romawi Suci Frederick I dan Raja Phillip II dari Perancis. Ketika itu tentara salib berhasil mengalahkan pasukan Muslim di dekat Arsuf dan mendekat ke Yerusalem, tetapi karena persediaan makanan dan air yang tidak memadai maka pasukan Kristen gagal merebut Yerusalem. Setelah gencatan senjata dengan Salahudin, Raja Richard meninggalkan peperangan yang juga dikenal dengan sebutan Perang Salib Raja. Sedangkan Paus Gregorius VIII tidak melihat akhir dari peperangan ini karena ia sudah meninggal dunia sebelumnya.

Perang Salib Keempat (1202 – 1204)

Paus Innosensius III memulai Perang Salib keempat untuk menginvasi Tanah Suci lewat kekuatan Mesir. Selain itu perang ini juga dimanfaatkan oleh Doge Enrico Dandolo dari Venesia untuk memperluas kekuasaan Venesia di Timur Dekat sekaligus melepaskan diri dari kekuasaan Bizantium. Tentara Salib mengadakan perjanjian dengan Dandolo tetapi mereka tidak memiliki dana untuk membayar armada dan syarat – syarat dalam kontrak sehingga Dandolo meminta untuk mengalihkan perang salib ke Bizantium menggunakan kota Zara sebagai jaminan awalnya. Penyerbuan yang gagal karena campur tangan Paus Innosensius diulangi kembali pada April 1204. Kali ini mereka berhasil menjarah Konstantinopel, merampok gereja – gereja dan membunuh banyak penduduk. Tentara Salib membagi kekaisaran menjagi beberapa wilayah Latin dan koloni Venesia, dan Perang Salib keempat berakhir ketika Bizantium terbagi menjadi dua bagian besar.

Perang Salib Kelima (1217)

Dewan Keempat Lateran kembali menyusun rencana untuk memulihkan Tanah Suci pada tahun 1215. Pertama – tama pada tahun 1217 pasukan Perang Salib dari Hongaria dan Austria bergabung dengan pasukan raja Yerusalem dan pasukan pangeran Antiokhia untuk merebut kembali Yerusalem. Kemudian pasukan perang salib berhasil mengepung Damietta di Mesir pada 1219, akan tetapi karena desakan seorang staf kepausan bernama Pelagius, mereka mengambil resiko menyerang Kairo sehingga kalah oleh blokade pasukan Sultan Ayyubiyah Al-Kamil dan mengadakan gencatan senjata. Ketahui juga mengenai sejarah terbentuknya alkitab , sejarah perjanjian baru dan sejarah perjanjian lama.

Perang Salib Keenam (1228 – 1229, 1239)

Kaisar Friedrich II yang berulangkali melanggar sumpah dalam sejarah Perang Salib dikucilkan oleh Paus Gregorius IX di tahun 1228. Tetapi ia tetap melakukan pelayaran dari Brindisi dan mendarat di Palestina. Dengan diplomasinya ia mendapatkan Yerusalem, Nazareth dan Bethlehem dari Al-Kamil setelah berdiplomasi selama sepuluh tahun. Sebagai imbalan dari kesepakatan tersebut, ia berjanji untuk melindungi Al-Kamil dari semua musuh termasuk dari umat Kristen.

Masa tenang berlangsung selama beberapa tahun sampai Raja Thibaut I dari Navarre memenuhi panggilan Paus Gregorius IX untuk mengumpulkan kembali para tentara salib di bulan Juli 1239 setelah berakhirnya gencatan senjata. Selain itu, Peter dari Dreux, Hugues IV dari Bourgogne serta para bangsawan Prancis lain ikut berpartisipasi dan tiba di Akko pada September 1239. Setelah mengalami kekalahan di Gaza pada bulan November, Thibaut kemudian mengatur perjanjian dengan kaum Ayyubiyah dari Damaskus dan dengan kaum Ayyubiyah yang berasal dari Mesir yang membuat sebagian bangsawan merasa tidak senang.

Perang Salib Ketujuh (1249 – 1254)

Kembali terjadinya Perang Salib ketujuh berawal dari konflik dengan Mesir pada 1243 karena adanya kepentingan kepausan yang diwakili para Templar atau Ksatria Salib. Setahun kemudian Yerusalem diserbu oleh pasukan Khwarezm yang dipanggil oleh Al-Adil, anak Al-Kamil. Tentara Salib yang bergabung dengan kaum Franka dan tentara bayaran dari Badui tetap mengalami kekalahan dari Pasukan Baibars yang berasal dari suu Khwarezmian hanya dalam waktu empat puluh delapan jam saja. Sehingga banyak ahli sejarah yang menganggap pertempuran ini menjadi tanda kematian bagi negara – negara Kristen. Hingga 1254, Louis IX dari Prancis tetap mengadakan perang salib melawan Mesir.

Perang Salib Kedelapan (1270)

Louis IX mengatur Perang Salib kedelapan pada 1270 dengan berlawar dari Aigues- Mortes untuk membantu sisa – sisa dari negara wilayah tentara Salib di Suriah. Akan tetapi perang justru dialihkan ke Tunis, dimana Raja menghabiskan waktu dua bulan sebelum kematiannya. Ia kemudian ditahbiskan menjadi seorang santo yaitu St. Louis, sesuai dengan nama kota di Amerika yang mengambil namanya.

Sebagai akibat dari sejarah Perang Salib ini, kekuasaan Kristen di Suriah menjadi hilang walaupun tetap diizinkan untuk hidup dengan damai di wilayah tersebut. Dengan pemaparan singkat ini sudah jelas bahwa sejarah dari Perang Salib memiliki pengaruh yang besar pada Abad Pertengahan di Eropa terutama dalam sejarah antara umat Islam dan Kristen, tidak hanya di bidang agama saja tetapi juga di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, kedokteran, arsitektur dan banyak lagi.

The post Sejarah Perang Salib Singkat dari Awal Hingga Akhir appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
3 Penyebab Perang Uhud dan Badar Terlengkap /agama/penyebab-perang-uhud Wed, 17 Jul 2019 06:36:37 +0000 /?p=4757 Perang Uhud merupakan salah satu perang terkenal yang terjadi antara kaum nabi Muhammad saw. dengan kaum musyrikin Mekah. Pasukan mulai mengambil tempat pada hari Jum’at, tanggal 6 Syawal 3 Hijriah…

The post 3 Penyebab Perang Uhud dan Badar Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Perang Uhud merupakan salah satu perang terkenal yang terjadi antara kaum nabi Muhammad saw. dengan kaum musyrikin Mekah. Pasukan mulai mengambil tempat pada hari Jum’at, tanggal 6 Syawal 3 Hijriah di sebelah bukit Uhud. Jadi nama perang uhud sendiri diambil dari nama tempat terjadinya peperangan yaitu bukit Uhud.

Perang uhud banyak menyisakan luka di hati kaum muslimin pada masa itu. meskipun begitu ada banyak juga hikmah dan pejaran yang bisa dipetik dari perang ini. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan peperangan ini terjadi? Simak ulasannya berikut ini! Baca juga sejarah berdirinya agama islam, sejarah kabah, dan sejarah peristiwa karbala.

Seperti yang telah disebutkan bahwa pada tanggal 6 Syawal 3 H pasukan sudah mulai berkumpul di sekitar bukit Uhud, lalu beberapa riwayat mengisahkan perang terjadi pada tanggal 7 Syawal 3 H, keesokan harinya. Nabi Muhammad saw. sendiri mengetahui kabar tersebut dari surat yang dikirimkan oleh pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib, ketika beliau berada di Quba. Ketika perang berlangsung, kaum Muslimin sebenarnya telah mengalami kemenangan di awal. Akan tetapi beberapa hal menyebabkan kemenangan tersebut berubah menjadi kekalahan yang begitu memilukan.

Penyebab Perang Uhud

Tidak ada peperangan yang terjadi tanpa sebab, apalagi menyangkut soal akidah. Begitupun yang terjadi pada masa nabi Muhammad saw. ketika berjuang menyerukan agama Islam. Tidak semua orang dengan mudah mau menyembah Allah swt. Setelah perang-perang yang terjadi sebelumnya, berikut adalah beberapa penyebab pecahnya perang Uhud.

  1. Rasa Dendam Kaum Quraisy

Kekalahan dalam perang badar menyisakan luka yang begitu mendalam di hati kaum Quraisyi Mekah. Tidak hanya berakhir dengan kekalahan yang tragis, banyak pembesar-pembesar mereka yang terbunuh dalam perang badar. Bahkan dalam suatu kisah disebutkan bahwa Quraisy melarang pengikutnya untuk menangisi korban yang terbunuh dan tidak ingin menebus tawanan perang secepatnya. Hal ini dilakukan agar kaum Muslimin tidak merasa besar kepala dengan melihat kepedihan yang mereka alami.

Satu-satunya cara untuk menuntaskan rasa sakit dan dendam akibat kekalahan dalam perang badar adalah melakukan seragangan secara besar-besaran terhadap kaum Muslimin. Oleh sebab itu kaum Quraisy benar-benar menyiapkan diri dan menyusun rencana dengan matang sebelum melancarkan perang lagi. Beberapa tokoh yang begitu antusias mempersiapkan diri dalam perang antara lain Abu Sufyan ibn Harb, Shafwan ibn Umayyah, Abudllah ibn Abu Rabi’ah, dan Ikrimah ibn Abu Jahal.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mempersiapkan perang adalah dengan mengumpulkan barang dagangan yang berhasil diselamatkan oleh Abu Sufyan. Kaum Quraisy mengatakan kepada pemilik barang-barang tersebut bahwa, “Sesungguhnya Muhammad telah menzalimi kalian, membunuh orang-orang terbaik kalian. Maka tolonglah kami dengan harta kalian ini untuk memeranginya, agar kita bisa menuntut balas.”

Dengan begitu Quraisy berhasil mengumpulkan seribu ekor unta serta lima ratus dinar. Tidak hanya itu mereka juga membuka pintu dengan lebar bagi siapapun yang ingin turut serta memerangi kaum Muslimin, baik itu dari Kinanah, Tihamah, dan Habasyah.  Baca juga sejarah perjanjian aqabah, penyebab perang badar kubra, dan sejarah perang ain jalut.

  1. Masalah Perekonomian

Tidak hanya dendam pasca perang badar yang terus bergejolak di dalam hati kaum Quraisy. Rasa sakit hati semakin membuncah ketika masalah perekonomian menimpa mereka. Hal itu terjadi ketika pasukan Zaid ibn Haritsah berhasil merampas kafilah dagang kaum Quraisy. Akibat yang ditimbulkan dari perampasan tersebut sudah tidak ditanya lagi. Kaum Quraisy menderita kerugian yang begitu besar.

Rasa sakit kaum Quraisy semakin berlapis akibat kejadian tersebut. Mereka semakin bersemangat untuk membuat perhitungan terhadap kaum Muslimin dengan jalan peperangan. Setidaknya satu tahun mempersiapkan perlawanan sudah cukup untuk kaum Quraisy. Diketahui ada sekitar 3.000 prajurit yang dipersiapkan untuk maju. Prajurit tersebut berasal dari kaum Quraisy sendiri, juga para sekutunya, dan juga orang-orang dari Habasyah.

Uniknya para panglima Quraisy mengajukan untuk mengikutsertakan perempuan dalam peperangan dengan dalih agar keberanian untuk mati serta memperjuangkan harga diri dan kehormatan semakin lebih besar. Ada 15 perempuan yang ikut menyertai pasukan kaum Quraisy pada saat itu.

  1. Ketidakinginan Memeluk Agama Islam

Pemicu lain yang menjadi penyebab perang uhud adalah rasa khawatir pada kaum Quraisy jika kekuatan kaum Muslimin semakin besar. Karena jika hal tersebut terus terjadi, maka sudah pasti keberadaan Quraisy akan terancam. Maka dari itu jalan terbaik untuk mencegah kekuatan Muslimin semakin besar yaitu dengan segera dimusnahkan saja. Baca juga sejarah berdirinya hmi  dan tujuan organisasi muhammadiyah.

Ketika perang uhud, pasukan Quraisy dibekali transportasi dan persenjataan berupa tiga ribu ekor unta dan juga dua ratus ekor kuda. Pasukan tersebar di sepanjang jalan yang dilalui. Senjata pelindung diri pasukan adalah tujuh ratus baju besi. Komandan perang berada di tangan Abu Sufyan ibn Harb. Sementara komandan pasukan kavaleri dipercayakan kepada pundak Khalid ibn Walid dengan dibantu oleh Ikrimah ibn Abu Jahal. Panji-panji dipegang oleh Bani Abdud Dar.

Hikmah yang Diambil dari Perang Uhud

Meskipun perang uhud berakhir dengan kekalahan kaum Muslimin dan kemenangan kaum Quraisy, tetapi tetap ada pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut. Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa dipetik dari perang uhud.

  • Mengajarkan bahwa sikap membangkang serta melanggar larangan dapat membawa dampak buruk. Seperti apa yang dilakukan oleh regu panah ketika meninggalkan pos mereka, dimana hal tersebut bertentangan dengan yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.
  • Ujian diberikan terlebih dahulu, barulah kemudian kemenangan. Kalau saja kaum Muslimin terus memperoleh kemenangan, maka pasti akan sulit membedakan pengikut yang benar-benar baik dan beriman. Begitupun jika kekalahan terus terjadi pasti tugas utama Rasul tidak akan tercapai. Jadi perlu ada kombinasi antara kemenangan dan kekalahan. Dengan kejadian pada perang uhud, kaum Muslimin bisa sadar bahwa di antara mereka juga ada musuh.
  • Cobaan berupa kekalahan dalam perang dapat mengajarkan kesabaran pada kaum Muslimin. Hal ini juga dapat meruntuhkan rasa superior dan mencairkan nafsu dalam diri mereka setelah beberapa kali berhasil dalam peperangan.
  • Mati syahid merupakan tingkatan tertinggi pada kekasih Allah swt. Jadi mereka yang gugur pada perang, karena berjuang mempertahankan agama Allah niscaya meninggal dalam kondisi syahid dan dijanjikan bagi mereka surga. Salah satu yang mati syahid dalam perang uhud adalah Hamzah ibn Abdul Muthalib yang diberi gelar sebagai singa Allah.

Itulah beberapa Penyebab Perang Uhud antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Baca juga tujuan organisasi sarekat islam dan peninggalan kerajaan islam di indonesia.

The post 3 Penyebab Perang Uhud dan Badar Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>