Sejarah Makanan Khas Palembang sudah menjadi makanan khas yang membuat palembang terkenal. Banyak sekali makanan khas palembang yang sudah mendunia dan sangat disukai masyarakat. Untuk mengetahui sejarah makanan palembang, mari kita simak penjelasan dibawah ini.
Baca juga:
Sejarah Makanan Khas Palembang
Palembang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki kuliner yang bercita rasa khas dan enak. Ibu kota dari Sumatera Selatan ini menyimpan kekayaan kuliner yang sangat sayang untung dilewatkan. Anda bisa menemukan sensasi rasa yang gurih, pedas, segar sampai manis dari jajaran kuliner khas Palembang. Selain memiliki cita rasa yang khas, kuliner Palembang juga memiliki cerita tersendiri berkaitan dengan sejarah Kota Palembang dan perkembangan kehidupan masyarakat disana. Artikel ini akan menjelaskan cerita dari makanan khas palembang yang wajib Anda coba bila berkunjung ke Palembang.
1. Pempek
Pempek bisa dibilang sebagai icon kuliner Palembang. Pempek adalah makanan wajib yang harus dicoba dan dijadikan oleh oleh bila Anda berkunjung ke Palembang. Pempek dibuat dari daging ikan yang digiling halus kemudian dicampur dengan tepung kanji. Daging ikan yang digunakan bisa dari ikan belida, ikan gabus, ikan tenggiri dan banyak ikan lainnya. (Baca Juga : Sejarah Burung Garuda)
Teman santapan pempek adalah kuah saus bernama cuko alias cuka. Cuko adalah kuah berwarna hitam kecoklatan yang dibuat dari air, gula merah, cabai rawit, bawang putih dan garam. Cuko memiliki sensasi pedas yang akan menambah nikmat pempek. Pempek tidak hanya dapat ditemui di Palembang, namun juga di kota lain di Sumatera Selatan. Di daerah Palembang, pempek sendiri memiliki beberapa jenis bergantung dari kreatifitas pembuat pempek tersebut. Beberapa jenis pempek yang patut Anda tau seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek kulit, pempek pistel, pempek lenggang, pempek udang, pempek tahu dan banyak lainnya. Anda bisa menemukan pempek hampir di setiap sudut Kota Palembang. (Baca Juga : Sejarah Rusia)
Bicara mengenai sejarah kuiner lezat ini, pempek ini telah ada sejak abad ke 16, dimana saat itu Sultan Mahmud Badaruddin II sedang berkuasa. Di masa kesultanan Palembang itu, pempek disebut dengan kelesan. Kelesan adalah makanan adat yang akan ditemui di Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu. Makanan ini disebut dengan kelesan karena pempek di keles atau artinya tahan bila disimpan lama. Pempek pertama kali dibuat oleh orang asli Palembang namun dijual oleh pedagang Tionghoa yang memang saat itu sudah masuk ke Palembang. Di tahun 1916, pempek baru mulai di jajakan di kampung kampung, terutama di kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang yang dikenal dengan kawasan keraton. Nama pempek sendiri berasal dari sebutan pembeli pempek pada penjualnya saat itu. Pembeli menyebut pedagang Tionghoa yang berjualan kelesan dengan sebutan empek. Banyak pembeli, khususnya anak muda Palembang memanggil penjual kelesan dengan sebutan ‘Pak, Empek, Mampir kesini’. Karena hal ini, nama pempek lebih populer dibanding kelesan dan dijadikan nama kuliner berbahan ikan ini sampai sekarang.
Baca Juga :
2. Tekwan
Selain pempek, Palembang juga memilki kuliner berbahan ikan lain bernama tekwan. Tekwan adalah sejenis sup dengan isi daging ikan tenggiri dicampur sagu dalam potongan kecil yang berbentuk seperti siomay. Campuran ikan tenggiri ini ditemani dengan jamur, bihun atau soun, irisan bengkoang, daun bawang dan kemudian disiram dengan kuah berbahan udang yang gurih. Sajian tekwan sekilas mirip dengan sup bakso ikan atau fish cake dengan kaldu udang yang menggoda. (Baca Juga : Sejarah Keruntuhan Tembok Berlin)
Dilihat dari sejarahnya, tekwan merupakan kuliner hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Palembang. Saat itu pedagang Tionghoa yang sudah menetap di Palembang memperkenalkan kuliner berbahan ikan ini yang dikemudia diadopsi oleh orang asli Palembang. Orang asli palembang ini mengubah rasa sup ikan ini dengan cita rasa lokal yang sesuai dengan lidah orang Palembang. Nama tekwan sendiri berasal dari gabungan kalimat ‘bekotek samo kawan’ yang memilki arti mengobrol bersama kawan. Kata dalam bahasa palembang ini kemudian disingkat menjadi tekwan. Hal ini didasari dari kebiasaan orang Palembang yang menyantap tekwan dalam suasaan santai sambil berbincang dengan para temannya. Meski begitu, ada pula yang menyebut bahwa nama tekwan berasal dari serapan bahasa Inggris yakni kalimat ‘take one’ yang artinya mengambil satu satu
Baca juga:
3. Kue Lumpang
Palembang juga memiliki kue basah yang khas bernama lumpang. Kue lumpang ini berwarna hijau dan biasa dihidangkan bersama parutan kelapa gurih yang diberi garam kemudian dikukus. Kue lumpang memiliki rasa yang manis gurih dengan tekstur empuk dan lembut. Kue ini biasanya disantap sebagai sarapan di pagi hari ditemani dengan secangkir teh atau kopi. Kue lumpang dibuat dengan cara dikukus. Selain berwarna hijau, sebenarnya kue lumpang juga memiliki warna lain yakni warna putih dan cokelat. Kue lumpang hijau terbuat dari daun pandan, kue lumpang putih dari gula pasir dan kue lumpang cokelat dari gula aren. Kue ini populer di Palembang dan cocok dijadikan oleh oleh khas kota Palembang. (Baca Juga : Sejarah Chichen Itza (Mexico))
Berdasarkan sejarahnya, kue lumpang sudah dijual di Palembang lebih dari 80 tahun yang lalu. Kue lumpang pada awalnya dijual oleh para pedangan keliling yang berjalan dari kampung ke kampung. Nama kue lumpang ini terinspirasi bentuknya yang mirip dengan lumpang, atau wadah untuk menumbuk padi. Kue lumpang memilki bentuk bulat dengan bagian cekung di tengahnya yang memiliki kemiripan dengan lumpang. Lumpang ini digunakan masyarakat Palembang untuk menumbuk padi, kopi maupun bahan dapur lainnya.
Baca Juga :
4. Laksan
Laksan adalah kekayaan kuliner lain dari Sejarah Makanan Khas Palembang yang wajib Anda cicip. Laksan pada dasarnya mirip dengan pempek yakni campuran dari ikan yang digiling halus dan tepung sagu. Adonan daging ikan ini dibuat dengan bentuk oval dan kemudian dipotong dengan sejajar. (Baca Juga : Sejarah Kerajaan Samudera Pasai)
Bentuknya mirip dengan pempek lenjer yang dipotong lebih kecil setebal 1 sampai 1,5 cm. Bedanya, laksan tidak disajikan dengan cuko yang berwarna hitam, melainkan dengan kuah santan. Kuah santan ini biasanya ditambah bumbu bumbu lain seperti ebi yang membuat rasanya makin gurih dan sedap. Laksan biasanya disajikan dengan sambal merah dan tidak lupa taburan bawang goreng. Meski tidak sepopuler pempek atau tekwan, namun Anda patut untuk mencoba makanan khas Palembang yang satu ini.
Baca juga:
5. Martabak Har
Pelembang juga memiliki panganan martabak terkenal bernama martabak Har. Martabak ini berbahan dasar tepung terigu yang kemudian dicampur dengan telur bebek dan telur ayam. Teman santapan martabak ini adalah kuah kari kambing yang dicampur dengan kentang. Berbeda dengan martabak telur yang dijajakan di kota lain, martabak Har ini disajikan dengan kuah berbahan kari dan kecap asin yang dicampur dengan cabai rawit yang pedas. Secara porsi, martabak har juga diperuntukan untuk satu orang, berbeda dengan martabak telur biasanya. (Baca Juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara)
Sejarahnya, martabak Har ini diperkenalkan oleh Haji Abdul Razak. Beliau menyajikan masakan khas India yang juga disesuaikan dengan lidah orang Palembang. Anda bisa menemukan martabak Har dengan mudah di banyak sudut Kota Palembang. Martabak ini memiliki rasa gurih khas kari dengan tekstur martabak yang padat dan kulitnya yang garing. Bila Anda ke Palembang, sempatkanlah menyicip kuliner yang satu ini.
Baca Juga :
- Sejarah Kerajaan Sriwijaya
- Sejarah Kerajaan Demak
- Sejarah Kerajaan Singasari
6. Mie Celor
Bagi penikmat mie, Palembang juga memiliki kuliner berbahan mie yang khas bernama mie celor. Mie celor adalah panganan mie yang disiram dengan kuah santan dan kaldu ebi atau udang kering. Mie celor biasanya dihidangkan dengan tauge, irisan telur rebus, seledri, daun bawang dan bawang goreng. Kuah mie celor memiliki tekstur kental dengan warna putih kecoklatan dari warna santan.
Sementara mie yang digunakan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan mie biasanya, layaknya mie aceh atau mie udon. Mie celor memiliki cita rasa gurih dari perpaduan santan dan ebi. Mie celor sangat nikmat disantap saat panas ditemani sambal pedas yang menambah cita rasa mie khas Palembang ini. Anda bisa menemui mie celor di pinggir jalan Kota Palembang dengan mudah.
Baca juga:
7. Tempoyak
Bila Anda penggila durian, Anda wajib mencoba kuliner bernama tempoyak ini. Tempoyak adalah makanan berbahan dasar durian yang ditumus dengan irisan bawang dan cabai. Tempoyak dihidangkan layaknya sambal dan menjadi pelengkap makanan utama yang sedap.
Tempoyak memiliki karakteristik rasa yang unik dengan perpaduan rasa gurih dan rasa khas durian. Tempoyak telah menjadi makanan favorit banyak orang Palembang dan wisatawan yang datang ke Kota Palembang. Bila Anda suka durian dan hendak mencicipi varian makanan dari durian, tempoyak adalah pilihan tepat yang harus Anda coba.
Baca Juga :
8. Pindang
Kuliner khas lain dari Palembang adalah pindang. Pindang adalah olahan kuah yang memiliki perpaduan rasa segar, gurih dan pedas yang sangat khas. Pindang dibuat dari bumbu rempah khas Indonesia yang cocok dengan selera kebanyakan orang Indonesia, termasuk oran Palembang. Di Sumatera Selatan, Anda bisa menemukan berbagai macam pindang seperti Pindang Komering, Pindang Meranjat dan Pindang Palembang. Isi dari pindang ini bermacam macam, bisa berupa pindang ikan patin, pindang udang, pindang tulang, pindang ikan baung, pindang telur ikan, pindang ikan gabus dan banyak lainnya.
Palembang memang menyimpan banyak makanan khas yang memakai bahan ikan. Pindang sangat nikmat disantap dengan sepiring nasi putih yang hangat. Anda akan menemukan sensasi gurih, pedas dan segar dari kuliner khas Palembang ini. Ditambah dengan lembutnya ikan atau udang, pindang bisa menjadi pilihan makan siang yang menarik untuk Anda. Pindang juga biasa dihidangkan dengan irisan nanas dan daun kemangi. Untuk mencicipi kuliner khas ini, Anda bisa menemukannya di banyak warung maupun restoran yang ada di Kota Palembang.
Baca juga:
- Perkembangan Nasionalisme Indonesia
- Sejarah Sumpah Pemuda
- Sejarah Candi Mendut
- Sejarah Candi Gedong Songo
- Sejarah Candi Kalasan
- Perjuangan Pembebasan Irian Barat
- Sejarah Islam di Indonesia
- Sejarah Benua Asia
- Sejarah Danau Toba
- Sejarah Alat Musik Angklung
- Sejarah Istana Al Hamra
- Sejarah Benua Australia
Selain berbagai makanan lezat diatas, Palembang juga memiliki beberapa makanan enak lainnya seperti model, celimpungan, burgo, lempok durian, es kacang merah, gulo puan dan banyak lainnya. Dari sejarah makanan yang khas Palembang ini, kita bisa belajar bagaimana asal muasal dibuatnya makanan tersebut beserta latar belakang penamaannya. Kita bisa mengerti perpaduan budaya dan keadaan masyarakat Palembang saat itu dari sejarah makanan khas Palembang ini. Bila Anda memiliki kesempatan berkunjung ke Palembang, sudah barang tentu Anda harus mencoba rekomendasi kuliner khas palembang yang disebutkan diatas.
[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]
- Sejarah Burung Garuda
- Perkembangan Nasionalisme Indonesia
- Sejarah Sumpah Pemuda
- Sejarah Candi Mendut
- Sejarah Candi Gedong Songo
- Sejarah Candi Kalasan
- Sejarah Hari Valentine
- Sejarah Gudeg
- Sejarah Kota Semarang
- Sejarah Kota Pontianak
- Sejarah Candi Ratu Boko
- Sejarah Kota Surabaya
- Sejarah Candi Cetho
- Sejarah Bakso
[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]
- Sejarah Kota Tua Jakarta
- Sejarah Olahraga Renang
- Sejarah Sepak Bola
- Sejarah Hari Ibu
- Sejarah Patung Pancoran
- Sejarah Televisi di Indonesia
- Sejarah Jembatan Ampera
- Sejarah Danau Toba
- Sejarah Alat Musik Angklung
- Sejarah Istana Al Hamra
- Sejarah Benua Australia
- Sejarah Grand Canyon di Amerika Serikat
- Arti Tut Wuri Handayani
- Sejarah Benua Amerika
- Sejarah Rusia
- Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah
- Agresi Militer Belanda 2
- Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia
- Sejarah Ka’bah
- Sejarah Danau Singkarak
- Perundingan Hooge Valuwe
- Peradaban Yunani
- Perjuangan Pembebasan Irian Barat
- Sejarah Islam di Indonesia
- Sejarah Benua Asia
[/toggle]
[/accordion]