makanan indonesia – Sejarah Lengkap Sejarahwan Tue, 18 Jul 2017 09:59:22 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.8.6 Sejarah Soto Betawi dan Perkembangannya (#Paling Lengkap) /indonesia/sejarah-soto-betawi Tue, 18 Jul 2017 09:58:16 +0000 /?p=628 Soto betawi merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang patut dijaga keberadaannya. Soto ini merupkan soto yang berasal dari Kota Jakarta. Soto betawi merupakan soto santan dengan isian daging sapi…

The post Sejarah Soto Betawi dan Perkembangannya (#Paling Lengkap) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Soto betawi merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang patut dijaga keberadaannya. Soto ini merupkan soto yang berasal dari Kota Jakarta. Soto betawi merupakan soto santan dengan isian daging sapi beserta jeroan dan organ hewan lainnya. Banyak orang yang menggemari jenis soto ini. Penggemarnya tidak hanya orang di Jakarta, namun juga masyarakat lain di berbagai daerah di Indonesia. Soto Betawi memiliki sensasi rasa gurih unik yang pastinya berbeda dengan soto lainnya. Meski sudah populer, namun tidak banyak yang mengetahui sejarah dari kuliner orang Betawi ini. Artikel ini akan menjelaskan soto betawi, bagaimana sejarahnya serta sejarah kuliner betawi lainnya.

Baca Juga :

Sejarah Soto Betawi

Sejarah Soto BetawiSebelum berbicara tentang soto betawi dan kuliner betawi lainnya, ada baiknya kita mengenal tentang betawi terlebih dahulu. Betawi adalah cikal bakal dari Ibukota DKI Jakarta. Betawi juga menjadi istilah bagi penduduk asli Kota Jakarta. Sejarah betawi memiliki keterkaitan dengan budaya Cina dan Belanda yang berkembang di Batavia pada masa lalu. Di tahun 1740, banyak orang Cina yang merantau ke Batavia memutuskan untuk berontak dari Belanda yang saat itu menjajah Indonesia. Pemberontakan ini menghasilkan pertumpahan darah antara orang keturunan Cina dengan tentara Belanda. Di saat inilah, percampuran budaya membaur antara warga asli Betawi dengan pendatang. Belanda pun terus membangun Batavia menjadi pusat pemerintahan Belanda pada saat itu. Belanda juga membangun pelabuhan baru setelah Sunda Kelapa bernama Tanjung Priok. (Baca Juga : Sejarah Freeport)

Di abad ke 20, kota Batavia terus berkembang menjadi kota metropolitan dengan penduduk lebih dari 116 ribu jiwa. Selanjutnya, setelah perang dunia kedua meletus, Jepang menduduki Indonesia dan menguasai Batavia. Dari sinilah Batavia diganti namanya menjadi Jakarta. Kemudian Kota Jakarta menjadi kota besar dan pusat pemerintahan Republik Indonesia sampai saat ini. Mayoritas penduduk asli Betawi yang menetap di tengah kota mulai menjual tanahnya lalu pindah ke pinggiran Jakarta seperti Kebayoran, Condet dan Jagakarsa. DI tahun 1970an, pemerintah menetapkan Condet sebagai kawasan cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Betawi agar tidak punah. (Baca Juga : Sejarah Makanan Khas Palembang)

Nama soto betawi dikenal oleh masyarakat umum di tahun 1977 / 1978. Meski begitu, soto betawi sudah dijual dan dikenal beberapa kalangan masyarakat sebelumnya. Nama soto betawi pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po. Beliau adalah penjual soto pertama yang memakai istilah Soto Betawi untuk menjual sotonya. Soto betawi ini dijual di THR Lokasari atau Prinsen Park. Soto betawi ini hadir dengan rasa yang sangat khas. Pada tahun tahun itu, nama soto biasanya disebut sebagai soto Pak ‘X’ dan sebutannya lainnya, termasuk untuk soto betawi. Nama soto betawi mulai populer dan banyak digunakan oleh masyarakat setelah penjual soto itu tutup di tahun 1991. Sejak saat itulah soto betawi menjadi populer di seantero Jakarta dan banyak kota lain di Indonesia.

Baca Juga :

Perkembangan Soto Betawi

Sebagaimana yang disebutkan diatas, soto betawi adalah kuliner khas Kota Jakarta. Soto betawi pada dasarnya adalah soto dengan kuah santan yang isinya sangat beragam dan tergolong unik. Isian soto betawi bisa berupa dagin sapi, jeroan, organ sapi seperti mata sapi, torpedo dan hati. Bahan utama dalam soto betawi adalah daging, jeroan dan beberapa organ hewan lainnya. Dalam membuat soto betawi, daging dan jeroan ini direbus dalam wadah yang terpisah. Kaldu yang digunakan dalam kuah soto betawi adalah kuah kaldu dari rebusan daging sapi. Setelah direbus, bahan bahan tersebut kemudian dipotong kecil kecil. Untuk membuat kuah soto betawi, bumbu yang harus dipersiapkan antara lain bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, cengkeh, jinten, merica dan garam. Bumbu ini dihaluskan dan di tumis dengan daun salam dan batang serai. Setelah matang, bumbu ini dicamput dengan air kaldu daging beserta isian dari soto betawi termasuk jeroan dan organ lainnya. Kemudian tambahkan santan dan susu untuk melengkapi sajian soto betawi. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kediri)

Dalam penyajiannya, soto betawi biasanya ditambahkan dengan tomat, daun bawang, seledri dan bawang goreng. Bagian yang juga tidak boleh ketinggalan dari soto betawi adalah emping. Soto betawi sangat nikmat disantap bersama nasi hangat, emping yang krenyes, sambal, jeruk nipis dan acar yang segar. Soto betawi memiliki rasa yang gurih khas yang berbeda dengan soto lainnya. Campuran santan dan susu memberikan perpaduan rasa gurih santan dengan sensasi creamy dari susu. Bila Anda tidak menyukai jeroan, Anda bisa memesan soto betawi  dengan isian daging sapi saja. Soto betawi merupakan pilihan kuliner yang mantap di makan siang Anda.

Baca Juga :

Sejarah Kuliner Betawi

Sebagaimana disebutkan di atas, sejarah betawi sangat dipengaruhi oleh budaya dan pola hidup masyarakat betawi. Kita bisa melihat hal ini dari beragamnya kuliner khas betawi. Kuliner betawi mendapat banyak pengaruh dari berbagai budaya lain seperti budaya Cina, Arab dan Eropa. Pengaruh budaya cina bisa dilihat dari digunakannya tahu dan ikan seperti ikan cing cuan. Ikan cing cuan sendiri adalah ikan ekor kuning yang dimasak dengan bumbu tauco. Dendeng dan bihun goreng yang biasa disantap dengan nasi uduk juga memilki pengaruh dari budaya Cina. Sementara pengaruh budaya arab bisa dilihat dari kuliner nasi kebuli atau Gule. Dan pengaruh budaya eropa bisa dilihat di kuliner seperti semur jengkol dan lapis legit yang dipengaruhi oleh steak dan cake dari Eropa pada saat itu. Semur mempunyai kemiripan dengan Calderada dari Portugis dan juga mirip dengan kebanyakan hidangan Belanda yang dimasak dengan cara direbus. Perkedel pun merupakan warisan kuliner dengan pengaruh budaya Belanda. Berikut adalah beberapa kuliner favorit khas betawi lainnya selain soto betawi. (Baca Juga : Candi Peninggalan Budha)

1. Nasi Uduk

Nasi uduk rasanya telah menjadi menu sarapan favorit banyak keluarga di Indonesia. Anda bisa menjumpai nasi uduk di banyak sudut kota jakarta. Nasi uduk adalah nasi yang dimasuk dengan santan dan bumbu seperti garam, daun serai, daun jeruk dan daun salam. Nasi uduk biasanya disantap dengan ayam goreng, telur dadar, tempe kering, abon dan pelegkap lainnya. Tidak lupa teman nasi uduk lainnya seperti emping, kerupuk, timun, bawang goreng dan sambal kacang yang nikmat. (Baca Juga : Candi Peninggalan Agama Hindu)

2. Nasi Ulam

Selain nasi uduk, Betawi juga memiliki kuliner nasi ulam. Berbeda dengan nasi uduk, nasi ulam tidak dimasak dengan santan, melainkan hanya nasi biasa. Nasi ulam ditaburi dengan serundeng kelapa yang gurih. Teman makan nasi ulam adalah tempe goreng, telur dadar, tauge, timun dan daun semanggi. Pelengkap lainnya seperti emping dan bawang goreng tidak boleh ketinggalan.

Baca Juga :

3. Pindang Bandeng

Pindang bandeng adalah menu sarapan khas betawi. Pindang bandeng merupakan kuliner seeprti semur dengan tambahan bahan belimbing wuluh. Sejarahnya, orang betawi sudah mempersiapkan pindang bandeng dari sore di hari sebelumnya untuk disantap keesokan paginya. Biasanya mereka memakan pindang bandeng yang hangat dengan nasi sisa semalam. Rasa dari pindang bandeng ini enak dan segar dari belimbing wuluh. Sangat nikmat dengan nasi putih sebagai menu sarapan khas Betawi. (Baca Juga : Sejarah Candi Ratu Boko)

4. Gurame Pecak & Gabus Pucung

Dua kuliner ini merupakan kuliner betawi lainnya yang juga menarik untuk dibahas. Gurame pecak adalah ikan yang dimasak dengan kuah yang nikmat. Kuah pecak tampilannya seperti bumbu rujak dengan warna kuning dan santan pekat. Sementara gabus pucung adalah ikan berkuah dengan warna kuah yang kehitaman, Kuah gabus pucung ini dibuat dari pucung atau kluwak. Sekilas gabus pucung memiliki kuah yang mirip dengan kuah rawon, makanan khas dari Jawa Timur. Kedua panganan berbahan ikan ini memiliki rasa yang gurih dan nikmat.

Baca Juga :

5. Ketupat Babanci dan Ketupat Sayur

Ketupak babanci merupakan masakan khas Betawi yang sudah sangat langka dan sudah tidak ada lagi yang menjual.Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu rempah seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan buah jali-jali. Sayangnya buah jali jali ini sudah tidak tumbu lagi di Jakarta. Sementara Ketupat sayur adalah ketupat yang disajikan dengan sayur labuh atau pepaya muda yang diris halus dengan santan yang dimasak dengan bumbu kemiri, kunyit, bawang merah, bawang putih serta potongan ebi. Biasanya juga dinikmati dengan potongan ayam sayur dan juga ditambahi dengan kerupuk. (Baca Juga : Sejarah Chichen Itza (Mexico))

6. Soto Tangkar, Sop Buntut & Sop Kaki Sapi

Soto Tangkar adalah soto berkuah santan yang berisi tangkar (potongan daging tulang iga), sedangkan Sop Buntut adalah masakan sop dari tulang buntut sapi dan Sop Kaki Sapi juga masakan sop dari tulang kaki sapi. Sejarah lahirnya soto dan sop ini berawal pada saat penjajahan Belanda. Pada masa itu, masyarakat Betawi hanya mampu membeli tangkar, buntut dan kaki sapi yang hanya berdaging sedikit untuk kemudian diolah menjadi sajian yang enak. Tapi sekarang Soto Tangkar dapat ditambahkan dengan daging dan beragam jeroan sapi sesuai selera. Walaupun kuahnya menggunakan santan, Soto Tangkar tidaklah termasuk kategori “berat”. Lain halnya Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi yang dimasak tanpa santan sehingga lebih bening namun lebih berkaldu sapi. Ketiga sajian ini sangat dipengaruhi dengan budaya Belanda.

Baca Juga :

7. Bubur Ase

Makanan khas Betawi ini juga sudah sangat jarang dijumpai penjualnya. Istilah “Ase” sendiri artinya adalah kuah semur yang encer. Bubur Ase adalah bubur nasi yang disantap dengan kuah semur, tetelan, potongan tahu dan kentang. Kemudian ada tambahan potongan ketimun, lobak, lokio, sawi asin, taoge dan sedikit cuka. Sebagai pelengkap ditaburi kacang tanah goreng, emping dan kerupuk, serta sambal cabai rawit merah diulek. (Baca Juga : Sejarah Benua Amerika)

8. Gado-Gado dan Ketoprak

Kalau kedua makanan ini tentunya Anda sudah familiar. Gado gado dan ketoprak adalah dua makanan khas betawi yang masih eksis hingga kini. Beda gado gado dengan ketoprak adalah di dalam Ketoprak tidak ada sayur-sayuran seperti dalam Gado-gado. Ketoprak hanya terdiri dari lontong atau ketupat, taoge, bihun basah, ketupat potongan tahu goreng, yang disiram dengan bumbu kacang. Bumbu kacang pada Ketoprak lebih banyak menggunakan bawang putih sehingga wanginya lebih menyengat. Selain itu Ketoprak ditambahi kecap manis dan tentunya kerupuk. Ketoprak juga biasanya dijajakan berkeliling dengan gerobak dorong. Dengan harga murah makanan berisi lontong atau ketupat, tahu, taoge, bihun, kerupuk dan bumbu kacang ini menjadi santapan andalan masyarakat Jakarta seperti halnya Bakso.
Baca Juga :

Jadi begitulah sejarah soto betawi yang sangat terkenal dan sering dicari saat berkunjung ke jakarta. Namun selain soto betawi, anda juga bisa menikmati beberapa sajian khas betawi lainnya yang tidak kalah nikmat dan lezat.

The post Sejarah Soto Betawi dan Perkembangannya (#Paling Lengkap) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Makanan Khas Palembang Yang Mendunia (Paling Lengkap) /indonesia/sejarah-makanan-khas-palembang Wed, 07 Jun 2017 07:27:34 +0000 /?p=618 Sejarah Makanan Khas Palembang sudah menjadi makanan khas yang membuat palembang terkenal. Banyak sekali makanan khas palembang yang sudah mendunia dan sangat disukai masyarakat. Untuk mengetahui sejarah makanan palembang, mari kita…

The post Sejarah Makanan Khas Palembang Yang Mendunia (Paling Lengkap) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Makanan Khas Palembang sudah menjadi makanan khas yang membuat palembang terkenal. Banyak sekali makanan khas palembang yang sudah mendunia dan sangat disukai masyarakat. Untuk mengetahui sejarah makanan palembang, mari kita simak penjelasan dibawah ini.

Baca juga:

Sejarah Makanan Khas Palembang

Palembang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki kuliner yang bercita rasa khas dan enak. Ibu kota dari Sumatera Selatan ini menyimpan kekayaan kuliner yang sangat sayang untung dilewatkan. Anda bisa menemukan sensasi rasa yang gurih, pedas, segar sampai manis dari jajaran kuliner khas Palembang. Selain memiliki cita rasa yang khas, kuliner Palembang juga memiliki cerita tersendiri berkaitan dengan sejarah Kota Palembang dan perkembangan kehidupan masyarakat disana. Artikel ini akan menjelaskan cerita dari makanan khas palembang yang wajib Anda coba bila berkunjung ke Palembang.

1. Pempek

pempek palembangPempek bisa dibilang sebagai icon kuliner Palembang. Pempek adalah makanan wajib yang harus dicoba dan dijadikan oleh oleh bila Anda berkunjung ke Palembang. Pempek dibuat dari daging ikan yang digiling halus kemudian dicampur dengan tepung kanji. Daging ikan yang digunakan bisa dari ikan belida, ikan gabus, ikan tenggiri dan banyak ikan lainnya. (Baca Juga : Sejarah Burung Garuda)

Teman santapan pempek adalah kuah saus bernama cuko alias cuka. Cuko adalah kuah berwarna hitam kecoklatan yang dibuat dari air, gula merah, cabai rawit, bawang putih dan garam. Cuko memiliki sensasi pedas yang akan menambah nikmat pempek. Pempek tidak hanya dapat ditemui di Palembang, namun juga di kota lain di Sumatera Selatan. Di daerah Palembang, pempek sendiri memiliki beberapa jenis bergantung dari kreatifitas pembuat pempek tersebut. Beberapa jenis pempek yang patut Anda tau seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek kulit, pempek pistel, pempek lenggang, pempek udang, pempek tahu dan banyak lainnya. Anda bisa menemukan pempek hampir di setiap sudut Kota Palembang. (Baca Juga : Sejarah Rusia)

Bicara mengenai sejarah kuiner lezat ini, pempek ini telah ada sejak abad ke 16, dimana saat itu Sultan Mahmud Badaruddin II sedang berkuasa. Di masa kesultanan Palembang itu, pempek disebut dengan kelesan. Kelesan adalah makanan adat yang akan ditemui di Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu. Makanan ini disebut dengan kelesan karena pempek di keles atau artinya tahan bila disimpan lama. Pempek pertama kali dibuat oleh orang asli Palembang namun dijual oleh pedagang Tionghoa yang memang saat itu sudah masuk ke Palembang. Di tahun 1916, pempek baru mulai di jajakan di kampung kampung, terutama di kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang yang dikenal dengan kawasan keraton. Nama pempek sendiri berasal dari sebutan pembeli pempek pada penjualnya saat itu. Pembeli menyebut pedagang Tionghoa yang berjualan kelesan dengan sebutan empek. Banyak pembeli, khususnya anak muda Palembang memanggil penjual kelesan dengan sebutan ‘Pak, Empek, Mampir kesini’. Karena hal ini, nama pempek lebih populer dibanding kelesan dan dijadikan nama kuliner berbahan ikan ini sampai sekarang.

Baca Juga :

2. Tekwan

tekwan palembangSelain pempek, Palembang juga memilki kuliner berbahan ikan lain bernama tekwan. Tekwan adalah sejenis sup dengan isi daging ikan tenggiri dicampur sagu dalam potongan kecil yang berbentuk seperti siomay. Campuran ikan tenggiri ini ditemani dengan jamur, bihun atau soun, irisan bengkoang, daun bawang dan kemudian disiram dengan kuah berbahan udang yang gurih. Sajian tekwan sekilas mirip dengan sup bakso ikan atau fish cake dengan kaldu udang yang menggoda. (Baca Juga : Sejarah Keruntuhan Tembok Berlin)

Dilihat dari sejarahnya, tekwan merupakan kuliner hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Palembang. Saat itu pedagang Tionghoa yang sudah menetap di Palembang memperkenalkan kuliner berbahan ikan ini yang dikemudia diadopsi oleh orang asli Palembang. Orang asli palembang ini mengubah rasa sup ikan ini dengan cita rasa lokal yang sesuai dengan lidah orang Palembang. Nama tekwan sendiri berasal dari gabungan kalimat ‘bekotek samo kawan’ yang memilki arti mengobrol bersama kawan. Kata dalam bahasa palembang ini kemudian disingkat menjadi tekwan. Hal ini didasari dari kebiasaan orang Palembang yang menyantap tekwan dalam suasaan santai sambil berbincang dengan para temannya. Meski begitu, ada pula yang menyebut bahwa nama tekwan berasal dari serapan bahasa Inggris yakni kalimat ‘take one’ yang artinya mengambil satu satu

Baca juga:

3. Kue Lumpang

kue lumpang palembangPalembang juga memiliki kue basah yang khas bernama lumpang. Kue lumpang ini berwarna hijau dan biasa dihidangkan bersama parutan kelapa gurih yang diberi garam kemudian dikukus. Kue lumpang memiliki rasa yang manis gurih dengan tekstur empuk dan lembut. Kue ini biasanya disantap sebagai sarapan di pagi hari ditemani dengan secangkir teh atau kopi. Kue lumpang dibuat dengan cara dikukus. Selain berwarna hijau, sebenarnya kue lumpang juga memiliki warna lain yakni warna putih dan cokelat. Kue lumpang hijau terbuat dari daun pandan, kue lumpang putih dari gula pasir dan kue lumpang cokelat dari gula aren. Kue ini populer di Palembang dan cocok dijadikan oleh oleh khas kota Palembang. (Baca Juga : Sejarah Chichen Itza (Mexico))

Berdasarkan sejarahnya, kue lumpang sudah dijual di Palembang lebih dari 80 tahun yang lalu. Kue lumpang pada awalnya dijual oleh para pedangan keliling yang berjalan dari kampung ke kampung. Nama kue lumpang ini terinspirasi bentuknya yang mirip dengan lumpang, atau wadah untuk menumbuk padi. Kue lumpang memilki bentuk bulat dengan bagian cekung di tengahnya yang memiliki kemiripan dengan lumpang. Lumpang ini digunakan masyarakat Palembang untuk menumbuk padi, kopi maupun bahan dapur lainnya.

Baca Juga :

4. Laksan

laksan palembangLaksan adalah kekayaan kuliner lain dari Sejarah Makanan Khas Palembang yang wajib Anda cicip. Laksan pada dasarnya mirip dengan pempek yakni campuran dari ikan yang digiling halus dan tepung sagu. Adonan daging ikan ini dibuat dengan bentuk oval dan kemudian dipotong dengan sejajar. (Baca Juga : Sejarah Kerajaan Samudera Pasai)

Bentuknya mirip dengan pempek lenjer yang dipotong lebih kecil setebal 1 sampai 1,5 cm. Bedanya, laksan tidak disajikan dengan cuko yang berwarna hitam, melainkan dengan kuah santan. Kuah santan ini biasanya ditambah bumbu bumbu lain seperti ebi yang membuat rasanya makin gurih dan sedap. Laksan biasanya disajikan dengan sambal merah dan tidak lupa taburan bawang goreng. Meski tidak sepopuler pempek atau tekwan, namun Anda patut untuk mencoba makanan khas Palembang yang satu ini.

Baca juga:

5. Martabak Har

martabak har palembangPelembang juga memiliki panganan martabak terkenal bernama martabak Har. Martabak ini berbahan dasar tepung terigu yang kemudian dicampur dengan telur bebek dan telur ayam. Teman santapan martabak ini adalah kuah kari kambing yang dicampur dengan kentang. Berbeda dengan martabak telur yang dijajakan di kota lain, martabak Har ini disajikan dengan kuah berbahan kari dan kecap asin yang dicampur dengan cabai rawit yang pedas. Secara porsi, martabak har juga diperuntukan untuk satu orang, berbeda dengan martabak telur biasanya. (Baca Juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara)

Sejarahnya, martabak Har ini diperkenalkan oleh Haji Abdul Razak. Beliau menyajikan masakan khas India yang juga disesuaikan dengan lidah orang Palembang. Anda bisa menemukan martabak Har dengan mudah di banyak sudut Kota Palembang. Martabak ini memiliki rasa gurih khas kari dengan tekstur martabak yang padat dan kulitnya yang garing. Bila Anda ke Palembang, sempatkanlah menyicip kuliner yang satu ini.

Baca Juga :

6. Mie Celor

mie celor palembangBagi penikmat mie, Palembang juga memiliki kuliner berbahan mie yang khas bernama mie celor. Mie celor adalah panganan mie yang disiram dengan kuah santan dan kaldu ebi atau udang kering. Mie celor biasanya dihidangkan dengan tauge, irisan telur rebus, seledri, daun bawang dan bawang goreng. Kuah mie celor memiliki tekstur kental dengan warna putih kecoklatan dari warna santan.

Sementara mie yang digunakan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan mie biasanya, layaknya mie aceh atau mie udon. Mie celor memiliki cita rasa gurih dari perpaduan santan dan ebi. Mie celor sangat nikmat disantap saat panas ditemani sambal pedas yang menambah cita rasa mie khas Palembang ini. Anda bisa menemui mie celor di pinggir jalan Kota Palembang dengan mudah.

Baca juga:

 7. Tempoyak

tempoyak palembangBila Anda penggila durian, Anda wajib mencoba kuliner bernama tempoyak ini. Tempoyak adalah makanan berbahan dasar durian yang ditumus dengan irisan bawang dan cabai. Tempoyak dihidangkan layaknya sambal dan menjadi pelengkap makanan utama yang sedap.

Tempoyak memiliki karakteristik rasa yang unik dengan perpaduan rasa gurih dan rasa khas durian. Tempoyak telah menjadi makanan favorit banyak orang Palembang dan wisatawan yang datang ke Kota Palembang. Bila Anda suka durian dan hendak mencicipi varian makanan dari durian, tempoyak adalah pilihan tepat yang harus Anda coba.

Baca Juga :

8. Pindang

pindang palembangKuliner khas lain dari Palembang adalah pindang. Pindang adalah olahan kuah yang memiliki perpaduan rasa segar, gurih dan pedas yang sangat khas. Pindang dibuat dari bumbu rempah khas Indonesia yang cocok dengan selera kebanyakan orang Indonesia, termasuk oran Palembang. Di Sumatera Selatan, Anda bisa menemukan berbagai macam pindang seperti Pindang Komering, Pindang Meranjat dan Pindang Palembang. Isi dari pindang ini bermacam macam, bisa berupa pindang ikan patin, pindang udang, pindang tulang, pindang ikan baung, pindang telur ikan, pindang ikan gabus dan banyak lainnya.

Palembang memang menyimpan banyak makanan khas yang memakai bahan ikan. Pindang sangat nikmat disantap dengan sepiring nasi putih yang hangat. Anda akan menemukan sensasi gurih, pedas dan segar dari kuliner khas Palembang ini. Ditambah dengan lembutnya ikan atau udang, pindang bisa menjadi pilihan makan siang yang menarik untuk Anda. Pindang juga biasa dihidangkan dengan irisan nanas dan daun kemangi. Untuk mencicipi kuliner khas ini, Anda bisa menemukannya di banyak warung maupun restoran yang ada di Kota Palembang.

Baca juga:

Selain berbagai makanan lezat diatas, Palembang juga memiliki beberapa makanan enak lainnya seperti model, celimpungan, burgo, lempok durian, es kacang merah, gulo puan dan banyak lainnya. Dari sejarah makanan yang khas Palembang ini, kita bisa belajar bagaimana asal muasal dibuatnya makanan tersebut beserta latar belakang penamaannya. Kita bisa mengerti perpaduan budaya dan keadaan masyarakat Palembang saat itu dari sejarah makanan khas Palembang ini. Bila Anda memiliki kesempatan berkunjung ke Palembang, sudah barang tentu Anda harus mencoba rekomendasi kuliner khas palembang yang disebutkan diatas.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Makanan Khas Palembang Yang Mendunia (Paling Lengkap) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>