raja-raja – Sejarah Lengkap Sejarahwan Tue, 06 Jun 2017 07:14:49 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.5 Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah Sejak Awal Berdiri /agama/islam/sejarah-runtuhnya-bani-ummayah Sat, 10 Dec 2016 05:55:51 +0000 /?p=444 Sejarah Islam memang diakui dunia sebagai salah satu dinasti terkuat sepanjang sejarah manusia selain kekaisaran Persia dan Romawi yang meninggalkan sejarah Colosseum. Namun diantara ketiga kekuasaan besar tersebut, kekuasaan Islam…

The post Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah Sejak Awal Berdiri appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Islam memang diakui dunia sebagai salah satu dinasti terkuat sepanjang sejarah manusia selain kekaisaran Persia dan Romawi yang meninggalkan sejarah Colosseum. Namun diantara ketiga kekuasaan besar tersebut, kekuasaan Islam kurang menonjol sekarang ini. Banyak hal yang menjadi penyebab tenggelamnya kebesaran Islam. Salah satunya adalah kemunduran kualitas para pemeluk Islam yang meliputi ulama, kaum awam dan pemerintah. Salah satu dinasti terakhir yang sangat menyejarah akan habisnya kebesaran Islam adalah Dinasti Ummayah.

Dinasti yang beribukota di Damaskus ini diketahui sebagai kekhalifahan Islam pertama yang terbentuk setelah masa Khulafaur Rasyidin atau masa para sahabat Rasulullah SAW yang terdiri dari Abu Bakar As Shidiq, Ummar Bin Khattab, Utsman Bin Affan serta Ali Bin Abi Thalib.  Dinasti yang didirikan pertama kali oleh Muawiyah bin Abu Sufyan ini, memiliki umur yang cukup panjang, namun sayangnya tak sampai satu abad, dinasti ini lebih dadulu runtuh.

Permulaan Berdirinya

Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai runtuhnya dinasti Ummayah ini, ada baiknya kita tengok sebentar sejarah awal mula terbentuknya dinasti Umayyah. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, dinasti umayyah dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan. Kejadian ini lebih tepatnya terjadi setelah terbunuhnya sahabat nabi yang kala itu menjadi salah seorang Khulafaur Rasyidin ke empat, yakni Ali bin Abi Thalib.

Selanjutnya karena pemimpin mereka telah meninggal dunia, orang-orang di Madinah membaiat anak Ali bin Abi Thalib yang bernama Hasan bin Ali. Namun Hasan lebih memilih menyerahkan kekuasaan tersebut kepada Muawiyah bin Abu Sufyan dibanding menjalaninya sendiri. Keputusan tersebut diambil berdasarkan tragedi yang  terus-terusan terjadi di masa itu akibat dari berbagai fitnah yang bermunculan sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, perang Jamal, terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, pengkhianatan orang-orang Syiah dan lain sebagainya. Untuk menghindari semakin parahnya fitnah-fitnah yang bertebaran, maka Hasan bin Ali mengambil keputusan tersebut, dimana hal ini bertujuan untuk mendamaikan kaum muslimin.

Ekspansi Wilayah

Pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan,  berbagai kegiatan perluasan mulai digalakkan kembali. Setelah sebelumnya pernah terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, gaungnya ekspansi wilayah kemudian dilanjutkan. Tunisia menjadi sasaran awal dimulainya penaklukan wilayah-wilayah tersebut. Selanjutnya perluasan wilayah ke bagian timur, yakni dengan menguasai beberapa daerah seperti Khurasan sampai ke wilayah sungai Oxus, dan Afghanistan sampai ke wilayah Kabul yang sekarang menjadi ibukota Beirut. Tak cukup itu saja, ekspansi oleh angkatan laut juga dilakukan pada masa kekuasaanya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk melakukan berbagai penyerangan ke Konstatinopel.

Ekspansi di wilayah timur ini tidak berhenti begitu saja, karena selanjutnya masih diteruskan masa Abdul Malik bin Marwan. Hal ini terbukti dengan ditaklukannya wilayah Bukhara Khwarezmia, Ferghana, wilayah-wilayah di India, dan lain sebagainya.

Baca juga :

Tak hanya melakukan ekspansi ke wilayah timur, ke wilayah barat pun juga dilakukan, namun hal tersebut baru dimulai pada zaman Al Walid bin Abdul Malik. Berbagai wilayah yang menjadi sasaran ekspansi dengan mudah dimenangkan olehnya. Karena selain faktor dari angkatan militer Al Walid bin Abdul Malik sendiri yang kuat, di negara yang menjadi sasaran ekspansi tersebut, warga setempatnya memiliki keinginan untuk bebas dari penderitaan yang disebabkan oleh  kekejaman para penguasa mereka. Memang kekuasaan Islam dikenal paling adil dan memanusiakan manusia dibanding rezim lain di muka bumi.

Tak berhenti di masa Al Walid bin Abdul Malik, ekspansi masih terus dilakukan setelah pemerintahan selanjutnya, seperti pada zaman Umar bin Abdul Aziz yang berhasil menaklukan pulau-pulau di wilayah laut tengah.

Dengan berbagai kemenangan yang diperoleh, baik di wilayah timur maupun barat, daerah kekuasan dinasti Umayyah benar-benar luas. Adapaun daerah-daerah tersebut adalah meliputi Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, Spanyol, Persia, Afaganistan, Persia dan masih banyak lagi jumlahnya.

Pembangunan Peradaban Manusia

Tak hanya masalah ekspansi yang mencapai prestasi gemilang, pada kekuasaan Bani Umayyah ini juga berkembang pembangunan di berbagai bidang kehidupan. Seperti misalnya pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan yang mendirikan dinas pos dan beberapa tempat yang menyediakan kuda berserta perlatan lengkap di sepanjang jalan.

Tak hanya itu, ia juga mencetak mata uang, melakukan berbagai pembenahan untuk administrasi pemerintahan, mengabsahkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintah islam dan banyak lagi. Tak berhenti di masa Muawiyah bin Abu Sufyan saja, pembangunan pada masa Bani Umayyah ini terus berlanjut pada keturunannya, Al Walid bin Abdul Malik. Dalam masa kurang lebih 5 tahun menjabat, Al Walid bin Abdul Malik banyak membangun beberapa jalan raya, pabrik, gedung-gedung, masjid-masjid dengan arsitektur megah serta pembangunan panti untuk orang cacat.

Cacat Politik

Walau secara kasat mata, tampak bila dinasti Bani Umayyah ini memiliki berbagai prestasi gemilang, baik dari segi keberhasilan ekspansi ataupun pembangunan, sayangnya politik dalam negeri kurang stabil. Hal ini disebabkan terjadi penyelewangan mengenai pemimpin negeri, dimana Muawiyah bin Abu Sufyan cenderung menganut pada sistem monarki. Padahal hal ini jelas menyimpang dari perjanjian yang dilakukan Muawiyah bin Abu Sufyan dengan Hasan bin Ali sebelumnya. Sebab dalam perjanjian yang dilakukan oleh keduanya, mengenai masalah kepemimpinan, hal tersebut diserahkan langsung kepada hasil pemilihan umat Islam sendiri, bukannya atas kemauan pribadi.

Penyelewengan ini dimulai ketika Muawiyah bin Abu Sufyan mengangkat Yazid bin Muawiyah, anaknya sendiri sebagai putera mahkota. Hal ini jelas langsung mendapat kecaman keras dari kalangan masyarakat, sehingga akibatnya mulai muncul berbagai gerakan oposisi di kalangan masyarakat yang mengakibatkaan terjadinya pertumpahan darah serta perang saudara yang tidak ada hentinya. Dalam orde baru di Indonesia, tindakan ini digolongkan dalam KKN karena berusaha memberi jabatan kepada orang terdekat lewat kekuasaan yang sedang diduduki keluarganya.

Pemimpin Totaliter Pemecah Rakyat

Karena ketidak setujuan sebagian besar masyarakat atas pengangkatan Yazid bin Muawiyah, sebagai pemimpin baru mereka, maka pada saat pengambilan sumpah setia kepada Yazid bin Muawiyah, beberapa tokoh terpandang yang berada di Madinah, enggan untuk menyatakan sumpah setia tersebut. Menanggapi hal tersebut, Yazid bin Muawiyah pun segera menindak tegas dengan cara mengirimkan surat kepada gubenur Madinah, agar memaksa penduduknya melakukan sumpah setia. Oleh sebab itu, maka semua orang terpaksa tunduk, walau ada beberapa yang masih enggan melakukan pengambilan sumpah setia, seperti Husain bin Ali Ibnul Abu Thalib dan Abdullah bin Zubbair Ibnul Awwam.

Karena penentangan yang dilakukan oleh Husain bin Ali, yang pada tahun 680 M juga dibaiat sebagai khalifah di Madinah, Yazid bin Muawiyah mengirim pasukan untuk membuat Husain bin Ali mau menyatakan sumpah setia. Tapi sayangnya, pertempuran yang terjadi tidaklah seimbang. Dari pertempuran yang terjadi inilah, Husain bin Ali terbunuh, kepalanya dipenggal dan dikirim ke wilayah Damaskus, sedangkah tubuhnya dikubur di Karbala, sebuah daerah yang terletak di dekat Kufah. Perisitiwa ini dikemudian hari dikenal dengan pertempuran Karbala.

Tersangkut Masalah dengan Syi’ah

Kelompok Syiah sendiri, yang tidak terima atas meninggalnya pemimpin mereka yakni Husain bin Ali, melakukan berbagai perlawanan yang salah satunya dipimpin oleh Al Mukhtar di daerah Kufah, pada tahun 685-687 M. Al Mukhtar sendiri mendapatkan banyak pengikut dari kalangan umat islam yang disebut kaumMawali, yakni umat islam yang berasa; dari Persia, Armenia dan wilayah lainnya, yang pada masa kedinastian Bani Ummayah banyak dianggap sebagai warga negara kelas dua.

Namun perlawanan yang dilakukan Al Mukhtar, ditumpas oleh Abdullah bin Zubair yang selanjutnya, secara terbuka menyatakan diri sebagai khalifah setelah Husain bin Ali mati terbunuh. Abdullah bin Zubair sendiri juga menyatakan penolakan atas pengambilan sumpah setia terhadap Yazid bin Muawiyah.  Pertempuran dan peperanganpun tak terelakkan lagi, namun dalam prosesnya peperangan tersebut sempat terhenti, dikarenakan wafatnya Yazid bin Muawiyah, sehingga tentara Bani Umayyah harus kembali ke Damaskus lagi.

Artikel Terkait :

Berbagai perlawanan yang dilakukan oleh Abdullah bin Zubair, baru bisa dipatahkan pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan, dimana pasukan dari Bani Umayyah yang dipimpin oleh Al Hajjaj bin Yusuf At Tsaqafi, berhasil membunuh Abdullah bin Zubair pada tahun 692 M.

Setelah masa itu, gerakan-gerakan lainnya seperti yang dilakukan oleh kelompok Khawarij dan juga Syiah dapat ditenangkan. Sehingga pengamanan kekuasaan di daerah timur seperti wilayah Afrika bagian Utara, kota-kota di sekitar Asia Tengah dan wilayah lainnya,  dapat dilaksanakan kembali. Tak hanya itu, peningkatan lainnya adalah kembalinya hubungan baik antara pemerintah dengan golongan oposisi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Usaha Perbaikan Hubungan

Dalam masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang lumayan singkat, berbagai hubungan yang tadinya buruk mulai dibangun kembali. Perluasan wilayah tidak lagi diutamakan tapi lebih memperbaiki dan meningkatkan kualitas negara-negara yang berada dalam wilayah islam. Pembangunan juga digalakkan, peringanan zakat diberikan, tak hanya itu kedudukan Mawali yang sebelumnya selalu dianggap masyarakat kelas dua, menjadi sejajar dengan Arab. Sehingga kehidupan dalam masyarakat berlansung tentram dan damai.

Namun sayangnya ketentraman tersebut tidak berjalan lama. Sebab pada masa sesudahnya, atau lebih tepatnya pada masa Yazid bin Abdul Malik, baik kehidupan dalam masyarakat maupun pemerintahan berubah kacau. Hal ini disebabkan adanya konforontasi terhdap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik, yang suka hidup bermewah-mewahan dan kurang mencurahkan perhatiannya kepada rakyat.

Artikel Terkait :

Berbagai macam kerusuhan terus terjadi sampai masa pemerintahan berganti. Bahkan pada masa khalifah yang baru, Hisyam bin Abdul Malik, muncul tantangan berat dari kalangan Bani Hasyim dan golongan Mawali, yang membentuk kekuatan untuk menjatuhkan Hisyam bin Abdul Malik.

Mulai masa inilah, Bani Umayyah mulai mengalami penurunan. Apalagi setelah wafatnya Hisyam bin Abdul Malik, khalifah-khalifah baru Bani Ummayyah tidak sekuat khalifah terdahulu, selain itu moral yang dimilikipun juga sangat buruk. Oleh karena itu, golongan oposisi semakin kuat dan pada tahun 750 M, Daulah Umayyah berhasil digulingkan oleh Bani Abasiyah, dimana mereka adalah bagian dari Bani Hasyim sendiri. Akibat dari penggulingan kekuasaan ini, khalifah terakhir Bani Abbasiyah, Marwan bin Muhammad berusaha melarikan diri ke Mesri, namun sayangnya ia justru tertangkap dan dibunuh di sana. Kematian Marwan bin Muhhamad ini, menandai berakhirnya masa kekuasaan Bani Ummayah yang kemudian digantikan oleh Daulah Abbasiyah.

The post Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah Sejak Awal Berdiri appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Machu Picchu (Peru) Sejak Ditemukan /bangunan/sejarah-machu-picchu-peru-sejak-ditemukan Tue, 06 Dec 2016 06:58:27 +0000 /?p=429 Ternyata peninggalan masa lalu berupa sebuah kota bukan hanya bisa ditemui pada sejarah Chichen Itza (Mexico) saja. Di belahan bumi lainnya, tepatnya di Peru ada sebuah kota peninggalan peradaban maju.…

The post Sejarah Machu Picchu (Peru) Sejak Ditemukan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Ternyata peninggalan masa lalu berupa sebuah kota bukan hanya bisa ditemui pada sejarah Chichen Itza (Mexico) saja. Di belahan bumi lainnya, tepatnya di Peru ada sebuah kota peninggalan peradaban maju. Bangunan unik ini dinamai Machu Pichu. Sekilas ingatan kita kembali ke sebuah kartun bernama Pikachu. Namun ternyata Machu Pichu jauh dari kata-kata lucu dan berwarna. Sebagaimana bangunan kuno lainnya yang bertahan hingga kini, sejarah Machu Pichu menyimpan cerita yang menarik.

Bahasa Peru atau Quechua mengartikan Machu Pichu sebagai Puncak Tua. Hal ini sangat berkaitan dengan letak Machu Pichu yang menduduki daerah pegunungan. Ketinggian bangunan ini diukur dari permukaan laut adalah 2.340 mdpl. Cukup tinggi bukan ? Jadi tidak semua orang memiliki kemampuan mengunjungi situs kuno bersejarah warisan Suku Inka tersebut.

Tepatnya pada 7 Juli 2007 ada sekitar 100 juta manusia di bumi memilih Machu Picchu sebagai tempat wisata layak dikategorikan 7 keajaiban dunia. Dukungan besar yang dikirim melalui short message service (SMS) dan internet tersebut menghasilkan keputusan yang ditetapkan oleh Swiss Foundation bahwa Machu Pichu memang pantas menduduki posisi tersebut.

machupicchuProses Penemuan

Penemuan perdananya dilakukan oleh seorang arkeolog asal Yale University, United States of America. Nama arkeolog peminat situs kuno itu adalah Hiram Bingham yang menemukan Machu Pichu tahun 1911 Masehi. Berarti masih merupakan situs baru dibandingkan penemuan sejarah piramida Mesir, sejarah Taj Mahal maupun sejarah kakbah.

Penemunya, Bingham menemukan warisan ini secara tidak sengaja. Berawal dari tugas kuliahnya yang membawanya melakukan ekspedisi ilmiah di pegunungan Andes. Niat awal Bingham hanyal menjelajahi dan mempelajari vegetasi-vegetasi liar di sana. Namun Tuhan menakdirkan dia sebagai perantara untuk membuka mata dunia akan kebesaran sebuah peradaban masa lalu.

Bingham membawa seorang pemandu wisata yang lebih dulu menguasai seluk beluk pegunungan Andes. Mereka bersama-sama menjelajahi bagian-bagian pegunungan Andes yang masih asing. Karena hutannya lebat, maka tangan harus ikut bermain menyibak setiap ilalang dan semak belukar yang sangat liar.

Secara kebetulan mata Bingham menatap sebuah bangunan bernuansa kuno. Saat itu bangunan megah tersebut masih sangat samar karena tertutup banyaknya pepohonan dan ilalang tinggi. Tentu saja Bingham dengan pemandunya tidak langsung mempercayai mata normal mereka. Seakan semuanya adalah pengalaman mistis yang menakutkan sekaligus menakjubkan. Tapi ternyata yang dilihatnya adalah sebuah bangunan nyata, bukan hanya imajinasinya bersama pemandu wisata.

Dengan bermodalkan kepercayaan akan makna bangunan dan pengaruhnya terhadap peradaban manusia, Bingham semakin penasaran. Ia sangat yakin bahwa bangunan yang dilihatnya adalah bangunan petunjuk untuk menguak kebesaran peradaban suku Inka di atas bumi. Banyak penelitian kemudian dilaksanakan pihak-pihak terkait di area Machu Picchu. Kabar tentang artefak bernilai mahal, pemandangan indah serta petunjuk-petunjuk kuno lainnya lalu cepat menyebar ke seluruh Amerika dan dunia.

Teori Bangunan Machu Picchu

Situs arkeologi tersebut adalah bekas bangunan yang dimiliki suku Inka pada masa sebelum Columbus menemukan benua Amerika. Lokasi tepatnya ada di bangunan reruntuhan lembah Urumbamba, Peru. Sebuah tempat 70 km sebelah barat laut Cusco merupakan kota yang dilapisi emas.  Pendiri kota megah itu adalah orang yang sama dengan pendiri kerajaan Inka yang bersiri sejak tahun 1440 Masehi.

Pachacutec Yupanqui adalah raja pertama di kerajaan Inka. Beliau mendirikan Machu Pichu sebagai lambang pengabdian dan komunitas mereka yang abadi di tengah lebatnya hutan Amazon dan di hulu sungai Urubamba. Perlu diketahui bahwa hutan Amazon adalah salah satu hutan terhijau di dunia yang menyumbang banyak suplai oksigen bagi wilayah Amerika maupun dunia. Banyak satwa dan flora langka yang menempati hutan hijau tersebut.

Karena tergolong baru ditemukan, segeralah muncul banyak spekulasi mengenai bekas reruntuhan bangunan yang datang dari berabad-abad lampau. Ada banyak ahli yang mengeluarkan teori baru sekilas mengomentari penemuan kota megah di atas bukit. Beberapa di antara mereka meyakini Machu Picchu bukan sebagai kota administratif, melainkan makam dari pendiri kerajaan Inka, Pachahutec.

Artikel Terkait :

Teori yang mendukung Machu Pichu sebagai bangunan makam didasari oleh banyaknya bagian bangunan di sana yang berlapis emas. Sementara teori lain yang bersikukuh menganggap Machu Picchu sebagai Illacta (kota) administratif yang normalnya menjadi pusat ekonomi dari wilayah-wilayah kecil bawahan kerajaan Inka belum memberi bukti konkret. Orang-orang ini yakin bahwa para bangsawan Inka bertempat tinggal di Machu Pichu.

Ternyata bukan hanya dua teori saja yang mewarnai pembangunan Machu Pichu. Sebagian ahli mengeluarkan teori bahwa Machu Pichu adalah vila orang-orang berpengaruh dari kerajaan Inka. Tempat itu juga menjadi lokasi upacara observasi astrologi dan musim.

Sedikit banyak kita jadi kembali teringat dengan sejarah Chichen Itza (Mexico) yang juga terkenal dengan kecanggihan bangunannya serta hubungan erat mereka dengan ilmu astronomi. Bangunan di sana bahkan memiliki hitungan tersendiri yang semuanya berhubungan dengan ilmu pengetahuan mereka.  Sementara itu, masyarakat setempat meyakini siluet gunung yang dalam bahasa mereka disebut Huayna Picchu alias gunung muda adalah hidung orang Inka yang menghadap langit.

Arsitektur Machu Picchu

Sebagaimana sejarah Colosseum mengatur tempat duduk penonton di dalam bangunan teaternya, Macchu Piccu juga memiliki tatanan sendiri dalam bangunan. Situs ini memiliki banyak tingkatan di mana setiap tingkatannya menggambarkan ketinggian kekuasaan dan kehormatan mereka di masyarakat. Jadi sudah dapat ditebak bahwa kehidupan orang Inka bertentangan dengan sejarah HAM di dunia.

Semakin orang Inka memiliki jabatan tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat duduk mereka di kota Machu Picchu. Yang perlu digaris bawahi hanyalah tingkat puncak di Machu Pichu. Masyarakat Inka menggunakan area tertinggi Machu Picchu sebagai tempat memberi penghormatan kepada matahari. Upacara ini dilaksanakan setiap hari oleh penduduk Inka.

Hasil Kebudayaan Suku Inka

Dari sini kita dapat mengetahui ternyata kebiasaan menyembah matahari yang datang dari zaman kuno bukan hanya dimiliki oleh orang-orang Jepang  di timur saja. Bahkan orang kuno di daratan Amerika juga suka menyembah matahari. Mungkin karena mereka merasa kehidupan di dunia tidak akan berjalan normal bahkan mengerikan sekali jika tidak ada matahari yang berputar setiap hari.

Perbedaannya ada pada hasil budaya masyarakat Inka yang sudah tergolong maju, hampir sebagaimana suku  Maya menggegerkan penelitian modern. Orang Inka di sekitaran Machu Picchu memiliki sebuah batu yang besarnya hampir sama dengan piano klasik. Batu tersebut bukan batu kuno biasa. Orang Inka menyebutnya ‘intihuatana’ yang berarti tempat tambatan matahari. Dan ternyata fungsinya adalah sebagai jam matahari, pengingat waktu bagi kehidupan orang Inka.

Kebiasaan lain suku Inka yang sama dengan suku Maya terletak pada dunia pertaniannya. Kedua suku besar ini terbiasa memelihara banyak tanah pertanian untuk digunakan sebagai tempat menghidupi keluarga. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman pokok bagi mereka seperti koka, jagung serta mawar dan sayuran lain.

Masyarakat Inka menanam koka bukan berarti mereka sudah menggunakan narkoba sebagaimana olahan kokain dan beberapa jenis narkoba abad modern ini. Setidaknya kita dapat mengetahui persamaan orang kuno dengan orang modern. Sebagaimana kebiasaan penduduk adat di wilayah Papua, Indonesia mengonsumsi ganja sebagai lalapan teman nasi sehari-harinya. Tentu kita tidak dapat menyalahkan mereka begitu saja, apalagi sampai menganggap bangunan peninggalan mereka tidak penting dimasukkan sejarah hanya karena kebiasaan kuno tersebut. Ada alasan lain yang dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa masyarakat kuno suka mengonsumsi hasil pertanian dari tanaman bahan dasar narkoba.

Machu Picchu Dikosongkan

Masih terkait dengan suku Maya, ternyata suku Inka juga meninggalkan kota megah mereka. Sebagaimana suku Maya meninggalkan Chichen Itza mereka karena pendatang baru. Orang-orang Inka juga meninggalkan Macchu Picchu karena kedatangan bangsa Spanyol di wilayah Amerika Selatan. Hal ini sudah memiliki banyak bukti berupa peninggalan benda kuno di Macchu Picchu.

Para ahli dan arkeolog memiliki pendapat berbeda dengan kenyataan di Machu Picchu. Bagi mereka, orang-orang Inka yang pergi dari kota Machu Picchu diakibatkan oleh wabah cacar yang hampir menjadi pagebluk. Ada lebih dari setengah penduduk kota yang tewas diserang cacar sekitar tahun 1527 Masehi. Wabah penyakit ini kemudian melemahkan kebesaran Inka. Ada banyak perang sesama di internal kerajaan.

Artikel Terkait :

Di manapun tempatnya, sebuah bangunan kuno yang mnemiliki riwayat berdarah akibat perang maupun penyiksaan akan selalu memberi ketakutan bagi generasi setelahnya. Selepas kerajaan Inka benar-benar hancur karena perang saudara, seorang warga negara Spanyol bernama Pizzaro baru datang ke Cuzco. Waktu itu tahun menunjukkan angka 1532 Masehi dan Machu Picchu terlanjur menjadi kota berhantu yang keindahan di atas awannya tidak patut dikuasai oleh Spanyol.

Sebenarnya hanya Machu Picchulah satu-satunya simbol kekuasaan kerajaan Inka yang pernah dikenal hampir sebesar kekuasaan suku Maya. Situs warisan budaya tersebut diakui UNESCO sebagai world heritage alias tempat warisan budaya dunia pada tahun 1982. Hanya saja penetepannya di sebagai 7 keajaiban dunia baru berhasil beberapa dekade setelah itu.

Situs Machu Picchu sempat menyedot perhatian publik bukan karena keindahannya yang menggantung di atas awan. Obyek wisata tersebut terkenal karena banyak turis yang datang bukan mempelajari sejarahnya, tetapi membekaskan banyak kerusakan di bagian situsnya. Padahal Machu Picchu adalah salah satu situs penting yang menjadi bukti betapa pada zaman dahulu banyak peradaban kuno yang memiliki seni arsitektur lebih tinggi dari seni arsitektur masa kini.

Respek Warga Amerika Terhadap Machu Picchu

Pada waktu penemunya, Hiram Bingham menjumpai situs ini untuk pertama kali, tempat ini tampak sangat menyeramkan. Pada waktu Hiram harus membuka lebatnya vegetasi pepohonan hutam Amazon yang seakan telah menjadi satu dengan situs lama tersebut selama berabad-abad. Bisa dibayangkan betapa sulitnya membuka lahan lebat di tengah hutan rimba di atas bukit dengan ketinggian menengah. Semua ini dilakukan dengan satu tujuan utama, mempelajari jejak sejarah suku Inka.

Pegunungan Andes di Peru memang menyimpan banyak misteri. Ketika para arkeolog mengetahui penemuan Bingham, mereka langsung antusias membantu karena dengan terkuaknya bangunan kuno ini maka ada peradaban besar dalam sejarah manusia yang dapat dipelajari dari bukti otentik yang ada. Sayangnya, bangunan-bangunan di rangkaian pegunungan Andes sudah terlalu lama tidak tersentuh tangan manusia.

Baca juga :

Berbeda dengan kebiasaan masyarakat kita, orang-orang Amerika begitu respek dengan kebudayaan dan sejarah mereka. Padahal sejarah Indonesia terbukti jauh lebih kaya dari sejarah bangsa tersebut. Salah satu bukti respek warga Amerika terhadap penemuan baru Machu picchu adalah ramainya pengunjung. Sekitar 2.500 orang setiap hari mengunjungi situs ini. Padahal perjalanannya tidak semulus berwisata ke daerah di dataran rendah.

Media-media di Amerika Serikat sudah sepakat menganggap Machu Picchu sebagai bangunan terpenting serta paling terpelihara di dunia yang datang dari peradaban kuno. Wajar saja jika mereka mengeluarkan pernyataan semacam ini karena mereka adalah generasi penerus Amerika.

Walaupun menjadi sumber pemasukan besar bagi pemerintahan Peru, tidak lantas pemerintah dengan senang hati terus meningkatkan iklan agar Machu Picchu semakin ramai pengunjung. Pemerintah dan para pemerhati situs arkeologi Amerika justru takut dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan setiap hari berpotensi membuat kerusakan pada bagian bangunan situs arkeologi tua itu. Sampai sekarang pemerintah Peru terus berusaha meningkatkan perlindungan terhadap situs.

The post Sejarah Machu Picchu (Peru) Sejak Ditemukan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Istana Al Hamra dan Kaitannya dengan Islam di Spanyol /bangunan/sejarah-istana-al-hamra Sat, 03 Dec 2016 04:43:09 +0000 /?p=431 Di sebuah negeri mayoritas non muslim sana telah ditemukan sebuah bangunan tua nan megah yang masih kokoh. Bangunan ini ada kaitan kental dengan Islam sebagaimana sejarah Taj Mahal dan sejarah…

The post Sejarah Istana Al Hamra dan Kaitannya dengan Islam di Spanyol appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Di sebuah negeri mayoritas non muslim sana telah ditemukan sebuah bangunan tua nan megah yang masih kokoh. Bangunan ini ada kaitan kental dengan Islam sebagaimana sejarah Taj Mahal dan sejarah Petra Yordania. Cat dominannya merah, arsitekturnya datang dari bangunan masa lalu. Orang-orang menyebutnya istana Al Hamra. Sebuah bangunan dalam bentuk istana yang menjadi saksi bisu kebesaran Islam masa lalu di sebuah negeri yang terkenal sulit ditaklukkan, Andalusia di Spanyol.

Sama seperti sejarah Machu Picchu yang lokasinya ditemukan di antara rangkaian pegunungan Andes. Istana Al Hamra bertempat di Granada, sebuah dataran tinggi ujung tepi pegunungan Siera Nevada. Walaupun berada di pegunungan, bukan berarti istana ini selalu diselimuti salju sepanjang tahun. Wilayah keberadaan istana Al Hamra beruntung karena menerima pasokan air dari salju abadi Siera Nevada yang mencair.

Daerah sekitar istana Al Hamra tergolong bertanah subur. Ketinggiannya cukup, tidak terlalu tinggi atau rendah. Sangat strategis untuk menempatkan sebuah benteng pertahanan. Yap, bangunan ini bukanlah istana kepresidenan atau istana negara yang megah. Melainkan sebuah istana yang berfungsi sebagai benteng untuk melindungi diri para penghuninya.

Batu bata yang menyusun tembok bangunan dengan rancang arsitektur megah menjadi simbol terkenalnya Al Hamra. Genteng sebagai atap bangunan terbuat dari tanah liat yang menciptakan warna merah serupa. Karena faktor  dominasi merah inilah bangunan ini diberi nama Al Hamra alias istana merah.

Meskipun berada di Spanyol, bukan berarti istana ini adalah mutlak disusun dari sejarah setempat. Justru kenyataan menunjukkan bukti bahwa Al Hamra adalah peninggalan kekhalifahan Islam, sebuah agama dari Timur Tengah. Islam juga memberi pengaruh besar terhadap banyak peninggalan di Spanyol, selain tentunya yang paling terkenal masih berupa sejarah kakbah di Mekkah, Saudi Arabia.

istanaalhamraAwal Pembangunan

Khalifah Nasrid melaksanakan pembangunan awalnya tahun 1250 Masehi. Sebagaimana sejarah Colosseum, sejarah Taj Mahal, dan beberapa bangunan besar skala dunia, pembangunan Istana Al Hamra tidak langsung selesai dalam satu periode kepemimpinan. Ada perjalanan panjang yang melibatkan emosi antar agama dan bangsa yang turut memberi warna pada benteng istana Al Hamra.

Dibutuhkan waktu sekira 2,5 abad untuk menyelesaikan bangunan ini. Inilah jejak pungkasan kejayaan Islami di Andalusia. Setelahnya, Ferdinan serta Isabella of Castille beserta prajuritnya berhasil merebut kekuasannya di tahun 1492 Masehi.

Sepeninggal kekuasaan Islam di bumi Spanyol, rakyat dan pemerintah setempat tidak lantas menghancurkan istana Al Hamra sebagai bentuk kebencian. Justru mereka memberi beberapa tambahan berupa bangunan lain selepas Islam meninggalkan bumi Spanyol. Sampai sekarang istana bekas benteng pertahanan ini terus berkembang menjadi objek wisata yang mengundang pemasukan ke kantong pemerintah setempat.

Pembangunan Tambahan

Turis yang mengunjungi Al Hamra bukan hanya datang dari penjuru Spanyol saja, melainkan dari seluruh dunia. Mengingat bangunan ini merupakan bekas peradaban Islam yang pernah besar di bumi mayoritas non muslim tersebut, jumlah peminat wisatawan terus bertambah. Untuk menunjang kebutuhan para turis, saat ini sudah dibangun banyak restoran, motel, hotel dan perluasan lahan parkir demi kenyamanan bersama.

Yang disesalkan dari pembangunan tambahan adalah peletakannya yang terkesan sembarangan. Fasilitas-fasilitas tersebut seakan menyatu dengan kompleks situs. Sehingga menutupi situs Al Hamra sendiri yang seharusnya ditampilkan seterbuka mungkin agar menjadi titik utama. Kesalahannya juga terletak pada peta petunjuk arah dan keberadaan pemandu yang seakan menjadi keharusan bagi wisatawan jika ingin mengunjungi situs Al Hamra dan tidak tersesat.

Salah satu bangunan baru yang dibangun untuk melengkapi situs adalah pintu gerbang masuk istana. Di sana bukan hanya berupa pagar saja, tetapi juga merangkap tempat penjualan tiket, majalah, cinderamata dan booklet tentang sejarah istana Al Hamra. Seharusnya mereka ini diletakkan lebih maju sedikit atau di jajaran tempat fasilitas umum agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung yang ingin mengabadikan foto atau momen dari depan istana.

Arsitekturnya

Arsitektur Al Hamra tidaklah semewah yang terlihat. Ada banyak pohon cemara menjulang tinggi di sepanjang jalan sehabis melalui gerbang masuk. Pohon-pohon ini tampak berusia tua, menjadi saksi perjalanan kekokohan Al Hamra. Ada banyak taman di sekeliling komplek istana Al Hamra. Taman-taman ini dirawat dengan baik oleh pihak yang berwenang. Pohon cemara kipas di dalamnya sengaja dibuat bentuk dinding yang terbuka dengan beberapa lengkung. Bukankah sebuah istana sederhana yang menyejukkan ?.

Masjid yang berada di area istana Al Hamra sekarang ini telah digantikan menjadi gereja, sesuai kepercayaan mayoritas rakyat Spanyol. Ada istana Charles V yang pembangunannya dilaksanakan pada abad ke-16, sama seperti masjid di sana. Bagian benteng ada di atas, sehingga pengunjung harus melewati tangga terlebih dahulu sebelum dapat mengunjungi benteng. Barulah bangunan utama berupa istana ada di pusat. Saat ini komplek Al Hamra sudah menjadi museum.

Baca juga :

Pintu masuk menuju istana Al Hamra telah dirubah. Awalnya pintu masuk harus melalui benteng bagian barat, terus menuju ke halaman taman istana. Raja Charles V lah yang merubahnya menjadi lewat selatan yang bercelah di antara istana Al Hamra dan istana Charles V sendiri. Dahulunya celah tersebut digunakan sebagai pintu darurat.

Orang-orang Spanyol mungkin tidak menghancurkan istana Al Hamra sebagai jejak sejarah Islam di bumi Andalusia. Namun mereka membangun bangunan-bangunan lain di komplek sana seakan ingin menunjukkan ada kekuasaan yang lebih besar dan dapat menyaingi keberadaan Al Hamra. Contohnya selain fasilitas umum adalah keberadaan istana Charles V.

Istana Charles V sengaja dibuat lebih besar dari istana Al Hamra. Bangunannya lebih luas dari luas Al Hamra, dan kemegahannya jangan ditanya. Istana Charles V dibuat menempel dengan istana Al Hamra. Seakan Al Hamralah bagian dari istana Charles. Bagi orang-orang yang kritis, pastinya mereka akan merasa prihatin dengan tata letak situs bersejarah ini yang harus menghadapi perubahan zaman serta pemerintahan.

Bagian Dalam Istana

Desain interior istana Al Hamra terdiri dari banyak ruangan yang dinamis. Ruang-ruang tersebut dibuat menjadi satu kesatuan kuat. Ada banyak jendela dan pintu melengkung yang menyatukan antar ruangan. Ornamen-ornamennya banyak berbentuk geometris dengan bubuhan kaligrafi (seni menulis Al Qur’an dalam huruf Arab) yang bernilai tinggi. Bahan penyusunnya adalah kolom bulat dari alabaster alias marmer putih. Semua bahan ditemukan dalam kondisi utuh. Temboknya disesaki dengan ornamen geometris kreatif pada level 130 cm. Bentuknya dari mozaik keramik dengan dlazur warna-warni.

Yang masih menjadi misteri dan menggemaskan dari ornamen lainnya terletak pada kaligrafi di dinding Al Hamra. Polanya sangat imajinatif, tekstur kaligrafi amat halus. Dan kaligrafi tersebut ternyata bukan sekadar ornamen. Diketahui, tulisan Arab itu isinya “La ilaaha illallah” (tiada Tuhan selain Allah) dan la ghaliba ilallah” (Hanya Allah satu–satunya penakluk). Rupanya pasukan Islam dulu sangat menggantungkan usahanya kepada Tuhan Allah SWT. Hingga setiap dinding bentengnya saja dipenuhi tulisan semacam itu untuk motivasi agar tidak takabbur (sombong).

Konon ceritanya dahulu kala pasukan muslim berhasil menduduki Granada, Spanyol. Pemimpin mereka dijuluki oleh para prajuritnya sebagai Al Ghalib (sang penakluk). Pemimpin yang kuat dan rendah hati ini menolak pemberian gelar tersebut dengan berkata ‘wallah, la ghaliba ilallah.’ Tentu saja semua orang tersentak dan merasa termotivasi dengan sikap beliau ini. Akhirnya ucapannya diabadikan di dinding Al Hamra. Kata-kata itu lalu juga menjadi prinsip bagi para penguasa di Granada pada generasi-generasi berikutnya.

Baca juga :

Dilihat dari seluruh bangunan, istana Al Hamra memiliki bentuk dengan halaman dalam terbuka atau innercourt. Ada dua buah halaman dalam terbuka yang ukurannya cukup besar. Orang-orang menyebutnya court of lion yang memiliki cawan-cawan air mancur dengan topangan banyak patung singa. Sementara yang lain bernama court of myrtles yang memiliki kola persegi panjang di tengahnya. Kolam tersebut diapit banyak tanaman khas taman dan memiliki air mancur mini di ujungnya.

Air mancur di sana sudah merasakan kebaikan manajemen air yang sudah ditemukan oleh ilmuwan muslim sejak dulu. Poin utamanya adalah permainan hitung gravitasi yang baik. Air sengaja dialirkan ke halaman terbuka bagian dalam yang kemudian membentuk kolam air mancur. Cara pengalirannya melalui saluran tertutup. Kemudian muncullah mata air di ruangan. Selanjutnya air mengalir lewat saluran kecil menuju kolam di innercourt. Begitulah bagan manajemen air sejak era Islam di Andalusia.

Kemajuan Islam dahulu memang bukan hanya meninggalkan bangunan saja, namun juga kemajuan ilmu pengetahuan. Dahulu sebelum Islam datang, orang-orang Eropa masih berada di zaman kegelapan akan pengetahuan. Bagi para ilmuwan Islam, pengetahuan dan penemuan mereka didasari oleh cerita-cerita di Qur’an. Contohnya manajemen air yang terinspirasi oleh ayat “jannatin tajri min tahtih al-anhar” artinya ‘surga yang mengalir di bawahnya sungai.’

Sementara itu, plafon istana Al Hamra terbuat dari kayu jati. Bagian ini pun tak luput dari hiasan berbentuk geometris. Segala ornamen yang ada di istana Al Hamra sudah terbukti dibuat secara proporsional menurut skala manusia. Kemudian barulah pengembangannya berasal dari imajinasi dan kreativitas tanpa batas.

Istana Al Hamra banyak diakui menjadi seni arsitektur klasik kelas atas dunia. Besaran ruangan mungkin tidak membuat gempar. Namun hasil bangunan yang setelah diteliti secara detail, ternyata masih merupakan bangunan monumental sepanjang sejarah.

Misteri

Ada misteri yang masih tersimpan di Al Hamra. Magnet utamanya justru terletak di misteri yang belum terpecahkan ini. Para sejarahwan, arkeolog serta para turis sampai sekarang datang ke Al Hamra untuk memecahkan misteri kaligrafi di dindingnya. Tidak ada katalog, prasasti atau kitab yang mendukung pendapat mereka. Sehingga sampai kini orang-orang hanya bisa berspekulasi tanpa dapat mendatangkan bukti otentik.

Bukan hanya berupa dua kalimat seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Masih ada kaligrafi berisi lain yang tersebar sepanjang atap dan bangunan Al Hamra. Ucapan yang mengakui bahwa penakluk hanya Allah SWT memang ditulis ratusan kali di dinding. Jargon ini digunakan pemerintahan Dinasti Nasrid semenjak 1238 Masehi hingga 1492 Masehi.

Baca juga :

Selepas itu ada banyak pesan berupa kata mutiara yang sejarah keberadaan belum dapat ditelisik. Misalkan saja pesan ‘kebahagiaan abadi.’ Kita hanya dapat menebak mungkin saja orang-orang Islam pada waktu itu berorientasi ke akhirat. Mereka selalu berusaha mencari kebahagiaan abadi dan tidak memprioritaskan kenikmatan dunia. Artinya kebanyakan dari mereka termasuk kaum zuhud (memasukkan segala tindakannya untuk kepentingan akhirat sekalipun ia sedang bekerja di dunia).

Pesan lain seakan menjadi motivasi dan cambukan bagi kita. Di antaranya ‘jangan terlalu banyak bicara, dan kau pun akan pergi dengan damai.’ kemudian ada lagi ‘bersukacitalah dalam hidup karena Allah selalu menolongmu.’ Kemungkinan para tentara Islam sudah terbiasa mendapatkan pendidikan mental dan pengetahuan sebelum mereka berlatih di medan perang untuk mempertahankan kebesaran agama serta kerajaannya.

The post Sejarah Istana Al Hamra dan Kaitannya dengan Islam di Spanyol appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Great Wall China dan Perkembangannya /bangunan/sejarah-great-wall-china Tue, 29 Nov 2016 08:03:54 +0000 /?p=406 Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang berada di kawasan Asia adalah tembok besar China. Dalam bahasa internasional, bangunan raksasa ini dikenal dengan sebutan The Great Wall. Keberadaannya membuktikan kebesaran…

The post Sejarah Great Wall China dan Perkembangannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang berada di kawasan Asia adalah tembok besar China. Dalam bahasa internasional, bangunan raksasa ini dikenal dengan sebutan The Great Wall. Keberadaannya membuktikan kebesaran pemerintahan kekaisaran di China yang terdiri dari beberapa dinasti. Bahkan salah satu dinasti China pernah melakukan perluasan hingga keluar dari wilayah kawasan benuanya.

Setiap benda berharga selalu menyimpan cerita duka. Begitu pula dengan bangunan The Great Wall yang terdiri dari tumpukan batu bata dengan segala tragedinya. Bangunan raksasa yang membelah pegunungan tersebut ternyata tidak luput dari beberapa misteri alias mitos yang sering dipercaya bangsa China.

Baca juga :

Nilai-nilai moral serta kemanusiaan kental terasa mewarnai sejarah pembangunan Great Wall. Tidak seperti sejarah pendirian Tugu Monas di Indonesia yang melibatkan api semangat kemerdekaan. Proses pembangunan Great Wall dilaksanakan pada era

Jika di India memiliki sejarah Taj Mahal yang mengagungkan cinta kasih bernuansa etnosentrisme, maka China lain lagi. Di masanya Great Wall sengaja dibangun oleh kerajaan sebagai benteng pertahanan para prajuritnya. Dengan tujuan tersebut, maka dunia militer Tiongkok (China Kuno) pun tidak dapat diremehkan.

greatwall

Sejarah umum mengenal awal pembangunannya dimulai sejak abad 9 SM. Ketika itu China Tengah bermaksud meningkatkan pengintaiannya terhadap pergerakan suku di China Utara. Mereka pun memiliki ide menyatukan menara api dengan benteng penjagaan agar menjadi sebuah tembok panjang.

Sebenarnya bangunan besar ini tidak langsung didirikan atas perintah seseorang. Namun karena beberapa dinasti memiliki kondisi pemerintahannya masing-masing, akhirnya bangunan ini menjadi semegah sekarang. Terlebih China di masa lalu sering terlibat perang. Baik di dalam wilayah China maupun dengan etnis lainnya.

Baca juga :

Sehubungan dengan kepentingan perang yang semakin mendesak, di era pemerintahan Chunqiu penduduk merasa keamanannya terancam. Untuk mengatasi problem tersebut akhirnya dibangunlah sebuah tembok besar untuk benteng perlindungan. Pembangunannya dilaksanakan di wilayah perbukitan dekat tapal batas wilayah mereka.

Selanjutnya pemerintahan Kaisar Qinshihuang mengeluarkan kebijakan penting. Kaisar yang memerintah pada tahun 221 SM tersebut menginginkan seluruh tembok besar yang sudah dibangun beberapa negara bagiannya disatukan. Tujuan penyambungan tembok-tembok tersebut hampir sama, yaitu untuk benteng. Orak-orang nomadik yang tinggal di China bagian utara alias Mongolia memang menjadi ancaman besar bagi kekaisaran Quinshihuang. Di era kekuasaannya, panjang Great Wall telah menembus 5.000 km. Kemudian diperpanjang lagi oleh Dinasti Qin hingga melebihi 10.000 km.

Sejarah Great Wall dari Dinasti ke Dinasti

Sejarah China mencatat bahwa pendirian Great Wall memakan waktu hingga 20 abad. Dengan panjangnya masa yang dihabiskan untuk menyempurnakan Great Wall hingga tampak seperti sekarang ini, sudah tentu sejarah pembangunannya tidak hanya berhenti pada masa Dinasti Qin. Berikut adalah perjalanan panjang pembangunan Great Wall dari dinasti ke dinasti ke secara lengkap.

  1. Masa Chunqiu

Sebenarnya sebelum dinasti Qin ada sebuah periode lain yang menonggaki berdirinya Great Wall. Namun periode ini belumlah terkenal. Chunqiu berada di periode yang sama ketika kawasan Timur Tengah masih terbagi-bagi menjadi beberapa pemerintahan kecil.

Dengan tujuan melindungi negara kecil masing-masing, setiap penguasanya membangun tembok-tembok sendiri. Tembok tersebut memanjang mengikuti perbatasan antar negara, sehingga ada kemiripan dengan sebuah tembok besar. Dari sekian banyak tembok perbatasan, tembok di antara negara bagian Lu –Qi adalah yang pertama kali dibangun pada 650 SM. Tembok tersebut kemudian menjadi tapal batas negara Chu.

  1. Masa Antar Negara

Periode ini berlangsung pada tahun 475 – 221 SM. Di era ini banyak negara kecil yang berebut wilayah pemerintahan. Perang antar sesama etnis China pun gagal dihindari. Negara Zhou dan rajanya tidak lagi memiliki pengaruh kuat bagi negara-negara kecil yang sudah haus kebesaran.

Pada mulanya, negara-negara kecil bersatu di bawah komando seorang Panglima perang. Negara yang ada pada waktu itu antara lain Qin, Chu, Han, Qi, Yan, Zhao, Wei dan Chu. Setiap negara mempunyai dinding pembatas sebagai caranya mempertahankan diri dari serangan musuh.

  1. Masa Dinasti Qin

Dinasti Qin memerintah China dalam waktu singkat, yaitu antara tahun 221 – 206 SM. Kemunculan dinasti Qin baru terlihat kuat setelah masa perang antar negara telah usai. Raja Qin Shi Huang yang memerintah tahun 247 – 221 SM berhasil mempersatukan negara-negara lain yang menjadi tetangganya semasa periode perang antar negara.

Sebagaimana yang sudah disebutkan di sejarah singkat sebelumnya, periode inilah yang terkenal dalam sejarah. Orang-orang mengenal Kaisar Qin Shi Huang sebagai perintis awal pembangunan tembok besar China. Beliau inilah yang menyambungkan tembok perbatasan negara Zhao, Yan dan Qin sendiri menjadi kesatuan.

Waktu yang dihabiskan untuk membangun tembok persatuan ini adalah 9 tahun. Sementara itu, jutaan tenaga rakyat China dihabiskan demi dinding-dinding pertahanan dari serbuan bangsa Mongol tersebut.

Baca juga :

Karena yang disatukan hanya 3 negara, pasti ada pertanyaan bagaimana nasib dinding perbatasan negara lain. Bukankah negara-negara kecil di periode sebelumnya telah membuat tembok pertahanan masing-masing ?. Ternyata tembok negara kecil lainnya tak terurus. Kikisan angin, air dan zat fisika lain membuat tembok-tembok buruk tersebut layak dibongkar.

Pada masa Dinasti Qin ini Tembok Besar China telah tampak megah. Rakyat menjulukinya Wan Li Changcheng. Sebuah tembok raksasa dengan panjang lebih dari 5.000 km yang melintasi Lintao di Provinsi Gansu Barat sampai ke Semenanjung Liaodong di wilayah Provinsi Liaoning.

  1. Masa Dinasti Han

Di masa keempat inilah Tembok Besar China memasuki masa sesudah penanggalan Masehi. Tepatnya ketika Kaisar Qin Shi Huang telah wafat pada tahun 210 SM. Kekuasaan besar Dinasti Qin tidak bertahan lama. Karenanya, perjuangan membesarkan China diteruskan oleh Dinasti Han. Di tangan dinasti inilah nantinya China mencapai masa kejayaan di bawah satu kesatuan pemerintahan.

Dinasti Han merasa bahwa benteng sebagai pengaman berupa tembok panjang harus diperkuat lagi. Kebijakan memperkuat bangunan serta menambah panjangnya pun dikelurkan. Beberapa bagian dari tembok tersebut sengaja dicabangkan dengan panjang mencapai ratusan km. Cabang-cabang tersebut dihubungkan dengan Mongolia dalam.

Pada masa pemerintahan Dinasti Han inilah panjang keseluruhan Tembok Besar China telah melewati angka 8.000 km. Pembentangannya dimulai dari bagian timur dekat Pyongyang sampai membujur ke barat di Jade Gate Pass. Ada banyak perbatasan alami dan parit-parit yang menghiasi area Great Wall.

  1. Dinasti Pecahan Han

Memasuki penanggalan Masehi, China masih juga diperintah oleh Dinasti-dinasti yang bersifat feodalisme. Di sepanjang tahun 220 – 960 Masehi, ada beberapa Dinasti yang memerintah China. Hampir seluruh dinasti penguasa sepeninggal Dinasti Han merupakan dinasti kecil.

Dinasti feodal penerus Dinasti Han hanyalah dinasti-dinasti kecil yang kekuasaannya kurang berpengaruh. Diantaranya yaitu Qi Utara, Wei Timur, Zhou Utara, dan Wei Utara. Semua dinasti kecil tersebut merawat Tembok Besar China dengan baik agar tetap sesuai fungsinya, melindungi dari pasukan Mongol dan Manchu. Namun untuk aspek lainnya mereka kurang berpengaruh terhadap sejarah China sendiri.

  1. Masa Dinasti Qi Utara

Dinasti Qi Utara adalah salah satu pecahan dari Dinasti Han. Dinasti yang memerintah tahun 550 – 557 Masehi tersebut membangun Tembok Besar China yang ada di area Provinsi Shanxi. Pemerintahannya memberi lapisan dalam pada tembok sebagai penguat pertahanan menghadapi tentara Mongol yang kekuatannya tidak dapat dientengkan.

Selanjutnya ada Dinasti Sui yang sempat melakukan pemugaran pada tembok dalam sebuah proyek. Proyek ini dilaksanakan sekitar tahun 581 – 681 Masehi. Dinasti Sui masih tergolong dinasti feodal penerus Dinasti Han. Sayangnya, Dinasti Tang yang memerintah tahun 618 – 907 Masehi diketahui tidak memberi kontribusi sama sekali terhadap Great Wall. Sehingga kedua dinasti ini tidak terlalu dikenal memberi andil dalam sejarah pembangunan Great Wall.

  1. Masa Dinasti Song

Inilah Dinasti sesudah Dinasti Han yang mewarnai sejarah China dengan warna-warna cerah. Pemerintahannya berlangsung antara tahun 960 – 1279 Masehi. Dinasti Song-lah yang berhasil menghentikan serangan para Manchunian (Bangsa Manchu alias Bangsa Jin) yang berusaha menembus Great Wall bersama pasukan Xia Barat dan Liao.

Sayangnya pertahanan tersebut tidak dapat berlangsung lama. Bangsa Manchu akhirnya memenangkan pertarungan setelah dari dinasti ke dinasti gagal menembus pertahanan Great Wall. Bangsa Manchu menguasai China utara antara 1115 -1234 Masehi.

Di periode inilah sejarah berdirinya Dinasti Yuan yang terkenal dimulai. Dinasti Yuan merupakan Dinasti milik orang-orang Mongol. Mereka ini menguasai China setelah berhasil mengalahkan bangsa Manchu yang menjadi penguasa sebelumnya.

  1. Masa Dinasti Yuan

Dinasti Yuan yang diketahui didirikan oleh bangsa Mongol kemudian tumbuh membesar di China. Semua bagian negeri dipersatukan di bawah kontrol orang-orang non-Han. Selama ini kebesaran Dinasti Han yang pernah membawa China bersatu dan berjaya akhirnya lenyap.

Setelah sempat pecah menjadi dinasti-dinasti kecil di mana seluruhnya berusaha menjaga Great Wall, sekarang Great Wall dikuasai orang asing. Walaupun sebenarnya China dan Mongol masih menjadi satu, namun sejarah senantiasa mencatat peperangan antara keduanya, Di masa Dinasti Yuan tahun 1271 – 1368 Masehi ini pembangunan Great Wall sengaja dihentikan.

  1. Dinasti Ming

Tahun pemerintahannya adalah 1368 – 1644 Masehi. Ada banyak perpecahan yang berujung kerusuhan terjadi pada masa Dinasti Yuan. Kondisi ini membuka peluang bagi orang-orang suku Han yang merasa penduduk asli pemilik Great Wall. Suku Han mengambil tindakan kudeta di bawah pemberontakan Zhu Yuanzhang.

Setelah menggulingkan Dinasti Yuan, berdirilah Dinasti baru bernama Dinasti Ming. Raja pertama mereka adalah kepala pemberontak, Zhu Yuanzhang. Di bawah kendali suku Han, Great Wall bangkit kembali dalam sebuah proyek terencana. Proyek ini berlangsung selama 1 abad dengan tujuan mencegah serangan dari suku-suku daerah utara.

Ada banyak bagian tembok yang diperluas oleh Dinasti Ming. Perluasan ini sangat didukung oleh perkemabangan pemerintahan ekonomi dan politik Dinasti Ming yang tergolong baik. Great Wall di daerah Beijing adalah salah satu bukti nyata yang dapat dilihat sampai sekarang.

Baca juga :

Dinasti Ming memberi kontribusi besar bagi bangunan Great Wall sekarang ini. Dinasti inilah yang memulihkan bagian Ba Da Ling (bagin Tembok Besar di Beijing). Proses pembangunan bagian ini dahulunya dihentikan oleh suku Manchu yang sempat menguasai China di Dinasti sebelumnya.

Setelah diperbaiki oleh Dinasti Ming, China yang kemudian berkembang menjadi pemerintahan berbentuk republik akhirnya dapat membuka Great Wall sebagai salah satu destinasi wisata utama bagi turis asing maupun domestik pada tahun 1957.

The post Sejarah Great Wall China dan Perkembangannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Petra (Yordania) /bangunan/sejarah-petra-yordania Mon, 28 Nov 2016 03:21:23 +0000 /?p=407 Pada tahun 2007 UNESCO di bawah PBB menetapkan sebuah situs unik sebagai salah satu 7 keajaiban dunia. Penetapan tersebut mengundang banyak mata lensa agar segera mendatanginya. Petra adalah situs warisan…

The post Sejarah Petra (Yordania) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Pada tahun 2007 UNESCO di bawah PBB menetapkan sebuah situs unik sebagai salah satu 7 keajaiban dunia. Penetapan tersebut mengundang banyak mata lensa agar segera mendatanginya. Petra adalah situs warisan dunia tersebut yang berada di Amman, Yordania. Perjalanannya menuju pusat kebudayaan tersebut tidak terlalu sulit. Bahkan karena statusnya yang telah mendunia, pemerintah setempat telah menyediakan banyak kendaraan umum berupa bus di wilayah Amman.

Sebenarnya Petra sudah diakui sebagai warisan dunia sejak 1985. Namun UNESCO baru meresmikan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia pada 2007 setelah situs ini melalui banyak proses. Dukungan masyarakat berupa vote (suara) dan pesan singkat menjadi penentu kemenangan situs bersejarah Petra. Sejarah bangunan ini pun dapat disandingkan dengan sejarah Taj Mahal di India dan sejarah Piramida Mesir.

Harga tiket masuk Petra tergolong mahal. Namun tingginya harga tiket wajib akan sebanding dengan pengalaman serta atmosfer memasuki kota kuno yang dikabarkan pernah hilang dari sejarah. Harga masuk sekali kunjung bagi para wisatawan adalah sebesar 50 JD yang jika dikonversikan ke rupiah sekitar Rp. 700.000,00.

Artikel Terkait :

Harga tiket telah meliputi semua fasilitas yang ada di kawasan situs Petra. Ada banyak kuda yang memang disiapkan oleh pihak pengelola bagi para pengunjung situs Petra. Pengalaman berkeliling situs kuno berupa bangunan batu dengan cara menunggangi kuda pastinya akan menjadi salah satu impian para traveller dunia.

Dalam bahasa Yordania sendiri Petra diartikan sebagai batu. Hal ini dikarenakan situs bangunan kuno tersebut tepahat dari batu-batu yang menjadi sebuah kota. Bangunan-bangunan dari batu berukuran super besar tidak dibuat menjadi gua sebagaimana bangunan purbakala pada umumnya. Konstruksi dan arsitektur Kota Petra menyuguhkan bangunan-bangunan megah ala sebuah peradaban misterius.

Para arkeolog dan ilmuwan dunia merasa tertarik dengan situs Petra. Sayangnya hingga kini mereka belum dapat menguak bagaimana cara suatu bangsa kuno membangun sebuah kota dari bahan bebatuan hingga menyerupai bangunan bertekhnologi tinggi. Ada lorong-lorong sempit sepanjang 1 km di antara kota.

Petra Treasury

Dari sekian banyak bebatuan yang terpahat di Kota Petra, ada sebuah bangunan utama di sana. Bangunan ini merupakan sebuah istana berwarna kemerahan. Bayangkan saja bagaimana sejarah masa lalu memahat batu-batu dari bongkahan menjadi istana megah. Pastinya para penghuni Petra bukanlah sembarang bangsa berperadaban.

Sebagaimana bangunan-bangunan kuno bersejarah yang ada di seluruh dunia. Petra pun masih memiliki sisi magis karena ternyata ada maka raja-raja di kawasannya. Beberapa bagian bangunan yang sudah mengalami keruntuhan diperkiran berupa bekas gedung teater bermuatan 4.000 orang dan fasilitas umum seperti taman bermain.

Sama seperti sejarah Piramida Mesir dan sejarah Chichen Itza di Mexico, sejarah Petra diawali dari masa sebelum masehi (SM). Tepatnya tahun 9 – 40 SM, ada sebuah kerajaan besar bernama Nabatean dengan raja pertamanya bernama Aretas IV. Lokasinya yang berada di kawasan Timur Tengah membuat kerajaan ini sebenarnya terancam oleh alam. Badai pasir dari gurun-gurun gersang adalah salah satu ancaman bagi kehidupan di Nabatean.

Bangsa Kuno Tapi Lebih Modern

Bangsa Nabatean adalah penduduk asli dari Arab Barat Laut. Mereka hidup secara nomaden (berpindah-pindah) selayaknya masyarakat di zaman kuno. Wilayah nomaden mereka masih berada di kawasan Yordania. Para Nabatean ini baru membuat sebuah kerajaan pada abad 312 SM. Seiring waktu, Kerajaan ini pun berkembang pesat hingga membuahkan karya peninggalan semegah Petra.

Petra merupakan ibukota bagi Kerajaan Nabatean. Karena menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan peradaban, maka Petra harus dibangun secara proporsional. Pembangunannya memperhitungkan kemungkinan serangan badai pasir dan serbuan musuh kerajaan. Akhirnya dipilihlah lokasi terbaik di Lembah Wadi Araba agar dapat terlindung dari bahaya kedua ancaman tersebut.

Baca juga :

Rupanya peradaban modern memang bukan peradaban canggih pertama di bumi. Orang-orang Petra menjadi salah satu pendahulu yang memiliki tingkat kecanggihan tekhnologi tinggi. Di zaman penuh batu tersebut, mereka telah memanfaatkan pompa hidrolik sebagai bagian dari sistem pengairan sehari-hari. Warisan tersebut sampai saat ini dalam kondisi baik dan dapat menjadi petunjuk bagi para sejarawan untuk semakin menguak misteri sejarah Petra.

Yang disayangkan banyak orang dan pengamat seni adalah kehilangan Petra. Waktu pastinya adalah tahun 106 Masehi tepat sehabis perang salib berdarah melanda kawasan Timur Tengah. Bangsa Romawi menduduki Petra kemudian kota unik tersebut menghilang pelan-pelan.

Kekuasaan Roma di bawah Kekaisaran Byzantium yang terkenal mendesak Kerajaan Nabatean. Jalur ekonomi antar kerajaan terpuruk karena kalah bersaing. Ditambah beberapa bencana alam berupa gempa bumi semakin memaksa Petra lenyap di pertengahan abad 700 Masehi. Sayangnya tidak ada bukti atau peninggalan yang menceritakan kronologis menghilangnya Petra.

Seorang avonturir dari Swiss bernama Johan Burckhardt penasaran dengan menghilangnya Petra yang misterius. Sejarah tidak dapat mencatat proses menghilangnya kota batu itu. Karenanya Johan merasa harus mengelabui penduduk menjadi penganut agama Islam yang menjadi agama mayoritas di sana. Ia pun mengenakan pakaian Baduin khas penduduk selama melakukan penyelidikan. Di tahun 1812 Masehi ia memperkirakan Petra telah lenyap selama 5 abad.

Bukan hanya terkait dengan sejarah misterius kota kuno. Petra memiliki hubungan baik dengan sejarah agama Islam. Walaupun tidak terkait dengan sejarah Kakbah di Mekkah, namun Petra juga kerap dikunjungi orang-orang Muslim dari seluruh bumi.

Letak Petra

Situs kebudayaan ini lokasinya memang diapit beberapa gunung. Diantaranya yaitu Jabal Harun (Gunung Harun) setinggi 1.350 meter menjadi puncak tertinggi di kawasan tersebut. Gunung Harun bernama lain Gunung Hor atau El-Barra ini konon adalah tempat pemakaman Nabi Harun as. Beliau merupakan salah satu dari 25 Nabi yang wajib diimani oleh para muslim.

Nabi Harun sendiri adalah saudara Nabi Musa as. Dalam sejarah kenabian Islam, mereka berdua saling melengkapi ketika berdakwah. Musuh terbesarnya adalah Raja Fir’aun yang menjadi penguasa peradaban Mesir Kuno. Raja yang ingin disembah menjadi Tuhan itu memiliki banyak tukang sihir.

Dengan adanya keterkaitan Petra, Nabi Harun dan Mesir Kuno maka sangat mungkin jika sejarah Petra kental dengan nuansa mistis nan religius. Sekarang sudah ada sebuah Masjid berkubah putih yang dibangun megah di Jabal Harun sebagai tempat wisata religi bagi ummat Muslim maupun umum.

Masjid putih tersebut dibangun pada abad ke-14 dan diyakini sebagai tempat persinggahan Nabi Harun beserta saudaranya ketika hendak melaksanakan tugas menemui Fir’aun dari Mesir.

Bangunan Petra

Hampir sama dengan ketinggian peradaban Suku Maya yang tercermin dalam sejarah Chichen Itza. Sejarah Petra memang menakjubkan. Bangunan ini berupa taman bebatuan yang membentuk suatu kawasan. Di dalam bangunannya ada makam, biara, kuil, istana bahkan tempat persembahan bagi kepercayaan Paganisme.

Arsitektur yang dipakai menyusun Petra sangat sulit disaingi arsitektur masa kini. Seluruh bangunan kotanya dibuat dari batu pasir. Gayanya meniru model bangunan Timur Tengah dan wilayah Arab. Seni serta ornamen sebagai pengindahnya dipastikan selalu ada di setiap jenis bangunan.

Baca juga :

Sejarah Petra belum dapat diungkap sepenuhnya. Mengingat hilangnya kota besar sebagai pusat peradaban di atas bumi, pastinya kemegahan Petra yang ada sekarang ini belum mencapai keseluruhan kota.

Dihitung oleh Arkeolog dari Universitas Yamouk di Yordania bernama Zeidoun Al Muheisen, Petra yang dilihat orang-orang saat ini hanya 15 % dari total peninggalan Kota Petra. Mereka belum dapat menyentuh 85 % sisanya karena kesulitan dengan terkuburnya  di bumi dalam waktu panjang.

Jika para arkeolog berhasil menggali sisa peninggalan Petra di bawah permukaan bumi, maka ini adalah penemuan agung sepanjang sejarah. Pastinya dengan terungkapnya bangunan secara penuh maka peradaban Suku Nabatean semakin mudah dipelajari. Sejauh ini, Suku Nabatean hanya diketahui berperan penting dalam bidang apapun di seluruh Jazirah Arab dan Timur Tengah. Belum ada detail yang dapat menjelaskan peranan mereka terhadap kehidupan masyarakat.

Dalam Pandangan Islam

Semua orang mengetahui kentalnya pengaruh Islam di kawasan Timur Tengah dan Jazirah Arab. Sehingga keberadaan Petra pun dapat dilihat dari kacamata Islam sebagai agama mayoritas bahkan agama resmi negara-negara di kawasan tersebut.

Penduduk Arab menamai Petra dengan julukan Al Bitra. Keberadaan bangunan kuno yang letaknya diapit pegunungan berbentuk sayap tersebut termuat dalam sebuah hadits. Imam Bukhari sebagai periwayat hadits yang shahih menyebutkan sejarah Petra secara tersirat.

Hadits dari Imam Bukhari tersebut menyebut sebuah bangsa Arab pada masa peradaban kuno. Bangsa tersebut adalah Anbath Asy Syam yang mendiami wilayah antara semenanjung Sinai sebagai bukit tempat Nabi Musa as menerima wahyu dengan semenanjung Harun.

Baca juga :

Menurut kitab Al Qamus al Islami, Kota Petra yang berperadaban tinggi adalah peninggalan bangsa Anbath Asy Syam. Kota ini adalah pusat perdagangan internasional karena melibatkan kafilah-kafilah dagang dari wilayah Syam, Mesir dan Arab.

Ketika Islam sudah mulai muncul, bangsa Anbath Asy Syam sudah beralkulturasi dengan kebudayaan bangsa lain. Pernyataan ini dikemukakan dalam Athlas al Hadith al Nabawi ciptaan Dr. Syauqi Abu Khalil. Lebih lanjut, beliau mengemukakan bahwa Anbath Asy Syam mempunyai kaligrafi khas yang dinamakan Khath Nabthi.

Sebuah media internasional menetapkan Petra sebagai anggota 40 tempat yang harus dikunjungi sebelum mati. Penetapan ini benar-benar menunjukkan kebesaran Petra yang unik tak tertandingi. Bebatuan cadas dengan tinggi 40 meter yang dipahat entah menggunakan tekhnologi apa, yang jelas bangunan ini multifungsi. Sebagai benteng pertahanan sekaligus kota administratif.

Mitos

Masih ada banyak mitos yang melingkupi Petra sebagai situs arkeologi tingkat dunia. Beberapa diantaranya masih erat bertalian dengan sejarah Islam. Namun keyakinan-keyakinan ini masih belum dapat dipercayai kebenarannya karena masih belum ada bukti otentiknya.

Ternyata bukan hanya Nabi Harun as dan Nabi Musa as saja yang melukiskan nama di sejarah Petra. Rasulullah Muhammad SAW sebagai Nabi utama dalam agama Islam pun diyakini pernah datang ke Petra. Sejarahnya masih berada dalam zaman awal kenabian ketika Rasulullah diajak pamannya, Abu Thalib.

Abu Thalib memang sayang kepada Muhammad, keponakannya. Wujud kasih sayangnya kepada anak yatim piatu tersebut dituangkan dalam bentuk memberi segala fasilitas dan mengajari cara berdagang. Kemana-mana Abu Thalib selalu mengajak Muhammad berniaga. Termasuk ketika ia pergi berdagang ke Syam (sekarang Suriah).  Ketika perjalanan menuju Syam tersebut, Rasulullah dipercaya sempa singgah di wilayah Petra.

Kepercayaan tradisional bangsa Arab lainnya meyakini Nabi Musa as sebagai bagian dari sejarah Petra. Salah satu mukjizat Nabi Musa as adalah dapat memancarkan air dari sekali pukulan ke sebuah batu. Orang-orang setempat sangat yakin Wadi Musa di Kota Petra adalah tempat dahulunya Nabi Musa memukulkan tongkatnya. Wadi itu berbentuk lembah sempir di kawasan Petra.

The post Sejarah Petra (Yordania) appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Chichen Itza (Mexico) dari Masa ke Masa dan Bagian Bangunannya /bangunan/sejarah-chichen-itza-mexico Mon, 28 Nov 2016 02:23:18 +0000 /?p=404 Di sekitar tahun 1988 UNESCO menetapkan sebuah bangunan di wilayah Yucatan, Mexico sebagai salah satu situs warisan dunia. Nama bangunan tersebut adalah Chichen Itza. Dalam bahasa setempat, Chi memiliki arti…

The post Sejarah Chichen Itza (Mexico) dari Masa ke Masa dan Bagian Bangunannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Di sekitar tahun 1988 UNESCO menetapkan sebuah bangunan di wilayah Yucatan, Mexico sebagai salah satu situs warisan dunia. Nama bangunan tersebut adalah Chichen Itza. Dalam bahasa setempat, Chi memiliki arti mulut dan Chen artinya sumur. Sementara Itza merupakan nama suku setempat, maka Chichen Itza dapat diartikan sebagai mulut sumur suku Itza.

Menurut berbagai penelitian dan cerita rakyat setempat, Chichen Itza adalah salah satu budaya peninggalan Suku Maya. Suku Maya menjadi sangat terkenal di dunia karena memiliki ramalan tentang waktu kedatangan kiamat. Selain itu, suku Maya menjadi bagian kecil dari kelompok unik yang ada di Amerika Tengah.

chichenitzaChichen Itza dari Masa ke Masa

Ketika awal pendirian di periode pertama selesai, fase ini disebut seni kemekaran bunga. Fase utama yang tergolong klasik ini berlangsung antara tahun 625 M – 800 M. Ilmu pengetahuan sudah mulai berkembang bersama tekhnologi pertanian mereka. Di abad-abad tersebut, agama suku Maya sudah terlihat menjadi bagian dari kehidupan para Mayan. House of The Rusa, Wihara Biksuni, Dzib Akab, Red House, Gereja, House of Phalli serta Kuil Tiga Lintels menjadi bukti pentingnya hubungan para Mayan dengan Sang Pencipta.

Sehabis periode pertama berakhir, dimulailah periode kedua tahun 800 – 925 M. Pondasi peradaban Suku Maya yang besar mulai terlihat rapuh. Agama sudah tidak lagi menjadi pusat peradaban bagi mereka. Penduduk lebih senang membangun kelompok-kelompok yang lebih kecil di pedesaan. Kota besar segolongan Chichen Itza yang sempat menjadi pusat utama peradaban agama, ekonomi dan pengetahuan hanya ramai ketika ritual tertentu saja.

Masyarakat Mayan meninggalkan Chichen Itza pada sekitar abad ke-7 Masehi. Mereka menetap di wilayah barat sampai akhirnya kembali lagi ke Chichen Itza di abad ke-10 Masehi. Waktu kembali inilah orang-orang Itza sebagai bagian dari Suku Maya bergabung dengan suku-suku besar lain di Mexico. Kehidupan bersama ini berlangsung damai selama dua abad.

Baca juga :

Ada banyak hal yang berubah ketika bangsa Itza memutuskan berbaur dengan suku-suku lain. Salah satu pengaruhnya adalah seni bangunan mereka mendapat aksen tambahan dari setiap suku yang pernah bersentuhan dengan mereka.

Seni arsitektur dan keagamaan Itza pun sedikit banyak ikut berpengaruh. Kebudayaan-kebudayaan mereka banyak diteruskan oleh penduduk di sekitaran Yucatan sampai saat ini. Mulai dari bahasa Suku Maya, kebiasaan pertanian yang suka menanam bahan pangan, pengandalan obat-obat herbal sebagai obat orang-orang sakit dan beberapa adat tradisional para Mayan tetap menyejarah hingga saat ini. Chichen Itza pun tetap memiliki makna mendalam bagi masyarakat setempat.

Bagian Bangunan

Keberadaan Suku Maya di daratan Amerika berkembang pesat lebih dulu dibanding penemuan benua itu sendiri. Christoper Colombus yang dinobatkan sebagai penemu benua Amerika ternyata baru datang setelah kota-kota Suku Maya ditinggalkan penghuninya. Hal ini dikuatkan oleh bangunan-bangunan sisa semacam Chichen Itza.

Piramida El Castillo

Di dalam Chichen Itza terdapat beberapa bangunan bersejarah. Salah satunya adalah bangunan berbentuk piramida. Walaupun tingkat tersohornya tidak lebih tinggi dari sejarah Piramida Mesir, namun Piramida El Castillo termasuk bangunan peradaban yang unik. Bentuknya berbeda dengan piramida-piramida khas Mesir. Ada sebuah bidang datar yang diletakkan di puncak Piramida El Castillo. Diperkirakan tempat datar inilah area Suku Maya biasa melaksanakan ritual mereka.

Piramida El Castillo dikelilingi oleh 4 buah tangga yang setiap tangganya memiliki 91 buah undakan. Di puncaknya ada sebuah undakan yang menggenapkan jumlah undakan menjadi 365 buah. Jumlah ini ternyata tidak dibuat serampangan. Di dalam kalender Suku Maya, jumlah hari mereka ada 365 hari dan dituangkan ke bangunan mereka dalam bentuk undakan. Sementara itu, tinggi piramida adalah 24 meter. Belum termasuk puncaknya setinggi  6 meter.

Sejarah pembangunan Chichen Itza dilaksanakan sekitar waktu 550 – 900 Masehi. Para pembangunnya adalah etnis Itza yang menjadi bagian dari Suku Maya. Tidak salah jika kemudian bangunan ini diberi nama sesuai pembangunnya.

Gaya Bangunan

Sejarah pasti pembangunan situs Chichen Itza memang belum dapat dipastikan. Para arkeolog belum dapat memberi keterangan mengenai motif Suku Maya meninggalkan bangunannya pada abad 10 Masehi. Ketiadaan mereka bagai hilang ditelan bumi. Akhirnya para ilmuwan yang bekerjasama dengan arkeolog-arkeolog dunia hanya dapat mempelajari sejarahnya berdasar bangunan itu sendiri.

Gaya bangunan berkaitan dengan gaya Toltec – Maya. Beberapa bangunan arkeologi di dalam Chichen Itza yang hiasannya sama dengan hiasan bangunan suku Maya di Tula adalah El Castillo, El Juego de la Pelota, El Grupo de las Mil Columnas, El Edificio de las Aguilas, El Mercado, El Templo de los Guerrerros serta El Tzompantli. Bangunan-bangunan tersebut memberi gambaran tentang perjuangan dan Quetzalcoatl –seorang Dewa yang dipuja penduduk.

Antara Toltec dan Maya

Sebenarnya Quetzalcoatl adalah seorang raja yang memimpin bangsa Toltec ketika bermigrasi ke wilayah kediaman Suku Maya. Raja ini dipercaya dapat menjelma sebagai Dewa berbentuk ular berbulu. Karenanya ada banyak lambang ular berbulu atau ular berambut yang tersebar di bangunan-bangunan bagian dari Chichen Itza. Puncak kebudayaan dan peradaban yang melahirkan Chichen Itza diperkirakan masuk ke dalam masa keemasan periode akulturasi budaya Toltec dengan Maya.

Akulturasi budaya Toltec – Maya memperkenalkan kepada dunia siapa sebenarnya kedua suku tersebut. Toltec merupakan nama sebuah suku yang mendiami wilayah sekitar Chichen Itza di masa lalu. Tepatnya 45 km utara Mexico City di wilayah Tollan. Sementara Suku Maya sendiri terkenal dengan kecerdasan dan misterinya. Tempat persebarannya ada di wilayah sekitar Mexico hingga negara-negara Amerika Latin.

Catatan sejarah Amerika menyebutkan bahwa orang-orang Toltec yang terkenal lebih berangasan dari bangsa Aztec sempat menyerang kawasa dimana Chichen Itza berada. Penyerbuan ini dilakukan pada tahun 800-an Masehi.  Sementara itu, peninggalan terbesarnya bersama kebudayaan Maya terwujud dalam sebuah kuil bernama Kukulcan. Beberapa orang menyebutnya piramida El Castilo.

Baca juga :

Di area Chichen Itza, piramida El Castilo de la Emplumada Serpiente setinggi 75 kaki memiliki arti benteng dari serpent berbulu. Lambang bangunan ini adalah seekor ular dengan bulu yang menjadi representasi dewa di kebudayaan Meso-Amerika dahulu kala. Dengan adanya lambang tersebut, dapat diketahui bahwa piramida El Castillo menjadi tempat pagelaran upacara tradisional orang-orang Kukulcan.

Di tempat tersebut pula diperkirakan menjadi pusat kebudayaan ekonomi dan politik suku setempat. Piramida Kukulcan itu dibangun dengan tata astronomi tertentu yang belum banyak diketahui orang. Akibatnya ada semacam efek permainan cahaya yang membentuk bayangan. Piramida El Castillo sendiri ada di tengah-tengah situs Kukulcan. Pada puncaknya ditaruhlah sebuah jalan masuk ke mahkota batu jaguar milik Raja Kukulcan.

Kuil Chac Mool

Selain piramida, ada pula sebuah kuil bernama Chac Mool yang juga menjadi bagian dari Chichen Itza. Di tembok kuilnya terdapat ukir-ukiran berbentuk ular berbulu, imam dan prajurit sebagaimana yang ada di bangunan lain. Pilar-pilar di dalam kuil ini semuanya berwarna merah dengan beberapa noktah berwarna hijau lumut. Bangunan atasnya melambangkan kemegahan.

Di tembok luar kuil, ada 3 buah topeng berhidung panjang yang terbentuk dari ukiran dan diletakkan di sudut. Sementara itu, di tembok dalam kubah ada mural yang menceritakan kronologis sebuah perang serta bagaimana keseharian penduduk di masa itu.

Di dalam kuil Chac Mool juga terdapat altar meja dengan bangku. Kemungkinan besar tempat ini difungsikan sebagai tempat duduk para pejabat. Peradaban Chichen Itza memiliki kepatuhan terhadap Dewa Quetzalcoatl. Imam alias pemimpin mereka dinamakan Mixcoatl yang bermakna Naga Awan.

Suku Maya dan Astronomi

Sudah bukan penemuan lagi jika ternyata ada sebuah peradaban yang lebih maju dari kemajuan tekhnologi saat ini. Salah satunya yaitu peradaban Suku Maya. Suku ini dianggap memiliki kecerdasan tersendiri karena ahli di bidang astronomi. Suku Maya memiliki sebuah bangunan observatorium astronomi yang bernama El Caracol, Temple of Jaguar dan Temple of Warriors. Berdasar namanya, bangunan tersebut berbentuk candi.

Bahkan para astronom dunia modern mengakui betul kemampuan Bangsa Maya pemilik Chichen Itza sebagi bangsa Astronom. Suku Maya lebih dulu mengetahui teori heliosentris bahwa matahari adalah pusat tata surya dan bumi memili bentuk bulat yang dulunya dicetuskan oleh Nicholas Copernicus.

Bangunan-bangunan yang ditinggalkan oleh Suku Maya selalu memiliki detail bangunan mengesankan. Spesifikasi bangunan baik dari segi fungsi maupun bentuk tampilannya tidak jauh beda dengan hasil penelitian modern.

Baca juga :

Salah satu contohnya dapat dilihat dari bangunan-bangunan di area Chichen Itza. Misalkan El Caracol atau menara observatorium Kainuoka. Bangunan ini mempunyai teras yang besar dengan ornamen indah. Untuk dapat mencapainya disediakan undakan-undakan kecil menuju menara. Kemiripannya dengan bangunan observatorium modern terletak pada bentuknya yang tergolong bangunan tingkat rendah bertabung bulat.

Lebih jauh lagi, kubah di atas menara bentuknya setengah bola. Di dunia astronomi modern, tempat ini menjadi bagian untuk mempergunakan teropong sebagai alat pengamatan astronomi. Untuk bagian pintu dan jendelanya, tepat mengarah pada 4 posisi pintu di lantai rendah.

Jendelanya terhubung dengan 6 jalur di bagian serambi depan. Minimal ada 3 dari bagian tersebut yang memiliki kaitan dengan dunia astronomi. Contoh keterkaitan astronominya adalah hubungan jumlah bagian pintu dan jendela dengan musim semi. Sisanya memiliki kaitan dengan aktivitas bulan.

Dalam sejarah, observatorium El Caracol ini menjadi warisan besar bagi dunia. Peninggalan-peninggalan lain di Chichen Itza pun memiliki arti mendalam. Kebanyakan berhubungan dengan posisi matahari serta bulan. Bahkan arkeolog modern sampai mengeluarkan pendapat bahwa Suku Maya dahulu sudah memiliki jaringan observator astronomi di setiap kawasan pendudukannya.

Menyimpan Misteri

Misteri identik dengan keseraman. Bagian paling ngeri di Chichen Itza adalah 2 buah sumur alami yang dalam bahasa setempat disebut cenotes. Sumur ini difungsikan sebagai tempat meletakkan korban persembahan. Para Mayan menggunakan jade, manusia dan keramik sebagai persembahannya ketika melakukan pemujaan.

Pada waktu daerah setempat dilanda kekeringan panjang, maka bangsa Indian Maya selalu mempersembahkan beberapa gadis muda. Para gadis cantik itu dikorbankan dalam kondisi masih hidup dengan cara dilempar ke dalam sumur. Wajar saja jika mereka melakukan hal keji itu. Semenanjung Yukatan sama sekali tidak memiliki sungai. Sehingga kehidupan mereka tergantung pada sumur.

Dengan fakta ini, maka Chichen Itza dapat menjadi lambang ilmu pengetahuan tingkat tinggi sekaligus pemujaan terhadap kepercayaan kuno. Masih berhubungan dengan mata air, bagi rakyat Indian di wilayah tersebut Chichen Itza berarti ‘di bibir mata air rakyat.’

Berhubungan dengan Bola Basket

Sebenarnya hubungan antara sejarah Chichen Itza dengan sejarah olahraga basket ini tidak terjadi secara sengaja. Peradaban Maya yang memang sudah maju membawa mereka membangun sebuah bangunan berupa lapangan yang mirip lapangan basket. Permainan yang dilakukan di lapangan tersebut dinamakan ‘pok ta pok’.

Pok ta pok dimainkan dengan cara melempar bola hingga melewati batas lingkaran yang ada di tembok 7 meter dari atas tanah. Permainan kuno ini juga mempunyai Kapten bagi masing-masing tim yang bertanding. Apabila salah satu tim kalah pertama kali, maka Kaptennya harus siap menyerahkan kepala demi persembahan kepada Dewa mereka.

Di tahun 1221 Masehi, sebuah kudeta terjadi. Seluruh kuil para ksatria, pasar  dan tempat tinggal penduduk dibakar habis-habisan. Setelah tragedi tersebut, orang-orang di Yucatan melakukan migrasi ke Mayapan hingga Spanyol menaklukkan mereka.

Spanyol mengambil tindakan konyol saat melakukan ekspansi kekuasaan. Mereka membakari seluruh buku milik Suku Maya dan membunuhi seluruh imam mereka begitu menjejakkan kaki di tanah Mexico. Agaknya inilah sebab utama peradaban Suku Maya menjadi misteri hingga sekarang.

The post Sejarah Chichen Itza (Mexico) dari Masa ke Masa dan Bagian Bangunannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Taj Mahal – Kontroversi dan Latar Belakangnya /bangunan/sejarah-taj-mahal Sat, 26 Nov 2016 03:50:50 +0000 /?p=403 Taj Mahal merupakan salah satu keajaiban dunia yang diakui secara resmi oleh UNESCO, sebuah organisasi sayap PBB yang mengurusi urusan kebudayaan di dunia. Pengakuan ini membuat Taj Mahal dilirik banyak…

The post Sejarah Taj Mahal – Kontroversi dan Latar Belakangnya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Taj Mahal merupakan salah satu keajaiban dunia yang diakui secara resmi oleh UNESCO, sebuah organisasi sayap PBB yang mengurusi urusan kebudayaan di dunia. Pengakuan ini membuat Taj Mahal dilirik banyak turis dari seluruh dunia. Bangunan ini kemudian menjadi salah satu destinasi wisata populer di Asia.

Para turis mancanegara tidak hanya memburu keajaiban bangunan megah Taj Mahal. Mereka pun mempelajari sejarah pembangunan bangunan Masjid serta beberapa bagian lain yang harus mengorbankan sejarah kelam. Sampai-sampai kisah pembuatannya disusun dalam sebuah buku yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa negara dunia.

Kisah pembangunan Taj Mahal masih kental dengan nuansa sejarah kerajaan di masa lalu. Berbeda dengan sejarah pendirian tugu Monas di Jakarta yang dibaluri nuansa perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme. Bagaimanapun juga, bangunan Taj Mahal dapat disejajarkan dengan kemegahan Colosseum di Roma serta Menara Pissa di Italia. Bangunan-bangunan tersebut pernah bersama-sama menduduki peringkat ‘7 Bangunan Keajaiban Dunia’ sebelum dilakukan penetapan ulang beberapa tahun lalu.

Baca juga :

Sejarah pembangunan Taj Mahal tergolong ke dalam proyek besar pada masanya. Pengerjaannya melibatkan tenaga ribuan penduduk India serta seniman-seniman di negara tersebut untuk menghasilkan sebuah bangunan penuh hiasan dan kaligrafi Al Qur’an yang ditulis menggunakan bahasa Arab. Namun pada intinya segala rancangan tersebut direncanakan oleh seorang arsitek terbaik di zamannya, Isa Muhammed.

Pembangunan Taj Mahal dilaksanakan di zaman pemerintahan kekaisaran Mogul, sebuah kerajaan besar di India. Waktu itu kekaisaran tersebut dipegang oleh Shah Jahan yang memiliki permaisuri bernama Mumtaz Mahal. Dari kisah cinta penuh perjuangan antara keduanya itulah, Taj Mahal menjadi bangunan yang tidak terlupakan oleh waktu.

Bangunan megah dengan dominasi warna putih yang melambangkan kesucian tersebut didirikan di wilayah Uttar Paradesh. Letak pastinya ada di bantaran sungai Yamuna yang merupakan salah satu sungai suci di Agra, India. Proses penyelesainnya memakan waktu sekira 22 tahun.

Shah Jahan benar-benar menginginkan sebuah monumen filosofis tanpa menghapus kesan indahnya untuk mengenang kematian Mumtaz Mahal sehabis melahirkan putra beliau. Ada sekitar 20.000 orang terlibat dalam proses pendirian Taj Mahal. Mereka ini sengaja didatangkan dari seluruh bagian negara India, Persia serta Turki untuk mengatur komposisi bangunan agar seimbang dan sesuai harapan Shah Jahan.

Kisah Kontroversial

Ada beberapa versi cerita sejarah Taj Mahal. Kebenarannya belum dapat dipastikan secara ilmiah. Namun kita dapat mengetahuinya sebagai penambah wawasan dan wacana sejarah. Seluruh versi sejarah Taj Mahal mengandung unsur intrik-intrik pengkhianatan, cinta kasih, serta persaudaraan. Sehingga memberikan kesan dramatis kepada para penikmat kisah-kisah dari India.

  • Dibangun oleh Shah Jahan

Sebuah kekaisaran bernama Mogul atau Mughal yang berdiri di India pernah dipimpin oleh Raja Salim dan Ratu Jagat Gossini. Permaisuri cantik tersebut memiliki nama lain yaitu Jagat Gossain. Beliau telah memberikan seorang putra kepada Raja Salim. Sehingga tahta kerajaan sudah dapat dipastikan jatuh ke tangan anak laki-laki mereka yang diberi nama Khurram alias Shah Jahan.

Permaisuri mendapatkan gelar Taj bibi bilqis gossini Jodhbai seusai suaminya meninggal. Entah karena merasa tersaingi atau kurang yakin dengan keputusan kerajaan nantinya, anak Gossini menghabisi saudara-saudaranya. Shah Jahan melakukan kejahatan itu demi memastikan tahta kerajaan akan jatuh ke tangannya. Saudara yang dibunuhnya yakni Parviz, Shahryar, dan Khusrau Mirza.

Ketika telah menduduki tahta kerajaan, takdir nantinya mengantarkan Shah Jahan menuju karma yang harus diterimanya. Permaisuri kesayangannya, Mumtaz Mahal atau Arjuman Banu Begum memberikannya beberapa keturunan. Permaisuri Mumtaz adalah perempuan Persia yang terkenal akan kecantikannya. Tak heran, Shah Jahan amat mencintainya.

Baca juga :

Sementara itu, anak keempat Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, Aurangzeb merupakan raja yang amat dihormati. Aurangzeb terkenal akan ketegasannya menegakkan agama Islam di wilayah kekuasaan Mughal. Raja ini juga rajin membersihkan Masjid sebagai tempat peribadahan agama Islam. Bahkan Aurangzeb merupakan seorang hafidz (penghafal Al Qur’an).

Di kediaman raja Jai Singh, putra mahkota raja Ameer di Deccan nantinya Taj Mahal akan didirikan. Bangunan ini didirikan Shah Jahan demi mengenang istrinya, Mumtaz Mahal yang meninggal setelah melahirkan Gauhara Begum, anak mereka ke-14. Waktu kematian tersebut terjadi pada tanggal 17 Juni 1631 Masehi. Sementara monumen pengenangannya dibangun mulai 1632 hingga 1653.

Karma menimpa Shah Jahan ketika Aurangzeb, anaknya sendiri naik tahta. Darah dagingnya tersebut menghabisi saudaranya, Murad, Shah Suja serta Dara Shikoh. Sehabis itu lantas Shah Jahanlah yang ditawan di dalam penjara bersama Jahanara Begum Sahiba, bibi Aurangzeb di sebuah menara berbentuk segi delapan. Tempat penjara Shah Jahan langsung menghadap ke Taj Mahal. Di tempat itulah Shah Jahan menghabiskan akhir hayatnya selama 9 tahun sebelum akhirnya meninggal dunia tahun 1666.

Walaupun terkesan sebagai anak durhaka, namun sebenarnya Aurangzeb tidak sehina itu. Pada waktu ayahnya, Shah Jahan meninggal dunia dalam penjara, dia sendirilah yang memakamkan beliau. Aurangzeb menghormati kedua orangtuanya dengan cara menyejajarkan makam mereka di Taj Mahal.

  • Dibangun atas permintaan Mumtaz Mahal

Sejarah pembangunan Taj Mahal versi kedua ini menganggap Taj Mahal dibangun atas permintaan Mumtaz Mahal sendiri. Ceritanya permaisuri cantik tersebut merasa tidak sanggup bertahan hidup lebih lama lagi. Beliau pun mengajukan 4 buah permintaan kepada suaminya, Shah Jahan. Diantara yang dimintanya yaitu mendirikan sebuah bangunan Taj yang nantinya akan menjadi makam beliau. Shah Jahan harus berziarah secara rutin di makam tersebut.

Tak lama kemudian Mumtaz Mahal pun menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Shah Jahan tentu saja merasa sangat sedih karena kehilangan permaisuri yang telah mengaruniainya 14 orang anak. Ia berjanji memenuhi salah satu permintaan istrinya sebelum meninggal untuk memperlakukan anak-anak mereka dengan baik.

Saking dalamnya kesedihan yang diderita oleh Shah Jahan, raja tersebut enggan beraktivitas normal sampai 2 tahun. Suasana duka ini berlangsung sampai tahun 1633. 2 tahun sebelum 1633, Shah Jahan sudah sempat menyuruh orang-orang membangun sebuah Taj demi memenuhi wasiat Mumtaz Mahal sebelum meninggal. Kemudian Shah Jahan menaruh makam almarhum permaisurinya di dalam Taj. Peletakan ini dilakukan untuk membuktikan rasa cinta abadi antara keduanya.

Kisah Cinta yang Melatarbelakangi

Kisah cinta kedua insan manusia ini tidak seperti Romeo dan Juliet. Namun kita dapat mempelajari banyak hal dari cerita asmara mereka. Ada cerita panjang yang menyebabkan raja Shah Jahan sampai rela mengeluarkan banyak harta, waktu serta tenaga untuk mengenang istrinya. Sejarah cintanya sebagaimana berikut.

Pada waktu masih menjadi pangeran di Dinasti Mughal, Shah Jahan bernama Khurrum Shihab ub din Muhammad. Ia tidak lahir di Agra, melainkan di Lahore pada tahun 1592. Dialah anak emas Kaisar Jahangir yang menjadi anak ketiga dari seluruh saudara kandungnya. Karena menjadi kebanggaan, Shah Jahan  muda mendapat banyak pelajaran sebagai bekal persiapan menjadi raja.

Pendidikan keras namun seimbang dengan fasilitasnya membentuk Khurrum menjadi cerdas dan cekatan. Tentu saja ini merupakan kabar menggembirakan bagi Kaisar Jahangir. Di usia ke-16 saja, Khurrum sudah mampu mendesain benteng-benteng kerajaan. Seperti markas tentara di dalam benteng kabul dan redesain benteng Agra.

Baca juga :

Ayah Khurrum pun merasa anaknya sudah cukup mampu memimpin beberapa pasukan kecil. Karenanya beliau pun segera memberi wewenang kepada putra mahkotanya untuk memimpin prajurit kerajaan sebelum menikahi beberapa wanita. Istri pertamanya bernama Akbarabadi Mahal. Sementara yang kedua yaitu Kandahari Mahal.

Ternyata takdir berkata lain. Meskipun telah memiliki dua orang istri, Shah Jahan merasa jatuh cinta pada gadis berumur 14 tahun yang berasal dari kalangan bangsawan Persia. Gadis inilah yang menjadi cinta sejati Shah Jahan. Namanya Arjuman Banu Begum.

Shah Jahan baru diizinkan melakukan pernikahan ketiga di tahun 1612. Tahun tersebut adalah tahun penantian Shah Jahan setelah 5 tahun menyimpan perasaan pada Banu Begum. Pesta pernikahan digelar secara meriah. Istri ketiganya lalu mendapatkan nama Mumtaz Mahal. Sejak saat itu, kedua pasangan ini tampak sangat mesra. Bahkan Mumtaz lah yang setia menemani Shah Jahan melakukan tugas kerajaan di dalam maupun luar istana.

5 tahun setelah berumahtangga, ayah Shah Jahan memberikan tugas negara kepadanya. Shah Jahan harus bertempur untuk menaklukkan wilayah Deccan. Ia pun berangkat didampingi Mumtaz Mahal hingga memenangkan pertarungan. Wilayah kerajaan Mughal di sebelah selatan pun menjadi aman berkat kemenangan ini. Semenjak itu, Shah Jahan digelari “Shah Jehan Bahadur”.

Gelar yang telah diperoleh Shah Jahan karena berhasil mengamankan wilayah Deccan kemudian membawanya ke kursi kerajaan. Sudah dipastikan dialah penerus tahta kerajaan Dinasti Mughal di India. Shah Jahan akan menjadi raja kelima dalam silsilah dinasti tersebut.

Baca juga :

Waktu yang dinantikan pun tiba. Shah Jahan akhirnya duduk menjadi raja di kerajaan Mughal. Mumtaz Mahal semakin setia dengan suaminya. Ia menyadari betul tugas-tugas berat yang dipikul suaminya. Sehingga Mumtaz tidak pernah absen mendampingi Shah Jahan dalam kondisi apapun. Tidak salah jika lalu Shah Jahan mencintainya tanpa bandingan.

Tidak keliru bila Shah Jahan membangunkan istrinya sebuah monumen megah setinggi 60 meter. Bangunan yang didasari marmer ini mengandung banyak perak, berlian dan emas dalam arsitekturnya. Di akhir hayatnya pun kedua suami istri ini dimakamkan berdampingan di areal bangunan tersebut. Begitulah kesetiaan kisah cinta yang suci dan agung sebagai latar belakang sejarah pendirian Taj Mahal.

Fakta Keajaiban Taj Mahal

Sebagai salah satu cagar budaya masyarakat India, bangunan Taj Mahal selalu mendapat tempat di hati rakyat. Hal ini dibuktikan dengan usaha melindungi Taj Mahal dari bahaya perang melawan penjajahan Inggris di masa kolonial.

Perang dunia kedua yang berlangsung di abad ke-19 menjadi salah satu ancaman besar bagi keindahan Taj Mahal. Maka bangunan ini pun dipasangi perancah dan mengalami beberapa perbaikan dengan tujuan menambah lapisan perlindungan agar tahan terhadap bom. Sehingga keajaiban bangunan Taj Mahal yang penuh harta berharga dapat terjaga dengan baik.

Uniknya, makam Shah Jahan dan Mumtaz Mahal yang dalam sejarah dikatakan terkubur di dalam bangunan Taj Mahal ternyata tidak sepenuhnya benar. Sarkofagus dengan hiasan-hiasan mahal yang dipertontonkan secara terbuka ternyata tidak berisi mayat siapapun. Kabarnya makam pembesar Dinasti Mughal tersebut diletakkan di bawah tanah. Letak pastinya masih rahasia, belum ada publikasi resmi mengenai pernyataan ini.

The post Sejarah Taj Mahal – Kontroversi dan Latar Belakangnya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli /indonesia/kerajaan/sejarah-minangkabau Sat, 26 Nov 2016 02:59:06 +0000 /?p=382 Berbicara tentang Minangkabau, maka kita akan dihadapkan pada sejarahnya yang begitu kompleks. Ini disebabkan karena beberapa hal yaitu: Adanya perbedaan versi tentang sejarah Minangkabau itu sendiri Masyarakat Minang zaman dulu…

The post Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Berbicara tentang Minangkabau, maka kita akan dihadapkan pada sejarahnya yang begitu kompleks. Ini disebabkan karena beberapa hal yaitu:

  • Adanya perbedaan versi tentang sejarah Minangkabau itu sendiri
  • Masyarakat Minang zaman dulu tidak memiliki budaya tulis-menulis, sehingga kisah tentang Minangkabau selalu diturunkan melalui foktor. Upaya penulisan sejarah Minangkabau dalam bentuk Tambo (Hikayat, Babad) baru dimulai setelah Islam masuk pada kawasan tersebut
  • Berbagai Tambo tentang sejarah Minangkabau yang ditulis menggunakan abjad Arab sebagian besar masih tercampur dengan mitos, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan para ahli.

Namun demikian, bukan berarti kita menjadi tutup mata dengan sejarah Minangkabau. Walau bagaimanapun, kawasan Minangkabau memiliki sejarah yang juga penting untuk diketahui. Melalui tulisan ini, kita akan mengkaji sedikit tentang sejarah Minangkabau yang tertuang dalam beberapa literatur.

Asal-usul Penamaan

Kata Minangkabau mengandung banyak pengertian. Kata tersebut tidak hanya merujuk pada nama desa yang terletak di kec. Sungayang kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, tapi juga merujuk pada entitas suatu suku, bahasa dan budaya. Secara geografis, Minangkabau terdiri dari daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian barat Jambi, bagian utara Bengkulu, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.

Nama Minangkabau sendiri berasal dari kata manang yang berarti menang dan kabau yang berarti kerbau. Nama itu diketahui dari sejarah yang ditulis di dalam Tambo. Kisahnya berawal pada saat kerajaan Pagaruyung yang dipimpin raja Adityawarman, akan ditaklukan oleh pasukan Majapahit.

Untuk mencegah pertempuran, penasehat raja mengusulkan adu kerbau sebagai pengganti peperangan. Jika kerbau dari pihak raja yang kalah, maka kerajaan akan diserahkan pada pasukan Majapahit. Sebaliknya, jika menang, pasukan Majapahit diminta untuk kembali ke Jawa. Akhirnya, usulan tersebut juga disetujui oleh pasukan Majapahit.

Singkat cerita, adu kerbau dimenangkan kerajaan Pagaruyung. Kemenangan tersebut pada akhirnya menginspirasikan masyarakat memakai nama Minangkabau, kata yang berasal dari ujaran “manangkabau” yang artinya kerbau yang menang.

artikel lainnya:

Untuk mengenang kemenangan tersebut, masyarakat membuat sebuah rangkiang (Rumah Gadang) yang atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau. Kisah mengenai Minangkabau ini juga bisa ditemukan dalam Hikayat Raja-raja Pasai. Dalam hikayat itu tertulis bahwa kemenangan adu kerbau tersebut menjadikan kawasan yang sebelumnya bernama Pariangan menjadi Minangkabau.

Selain dari Tambo, nama Minangkabau juga bisa ditelusuri dari beberapa pendapat ahli sejarah, yaitu sebagai berikut:

  1. NG. Poerbacaraka menyebut bahwa nama Minangkabau berasal dari kerajaan Minanga di Sumatra Barat. Hal ini didasarkan atas penemuan Prasasti Kedukan Bukit (683 Masehi) yang berada di Palembang. Dalam prasasti itu tertulis sepuluh baris kalimat yang diantaranya ada kata Minanga.
  2. Ia mengatakan bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Menon Khabu” yang berarti Tanah Permai atau Tanah Pangkal.
  3. Berbeda dengan Hussein Nainar, Vander Tuuk menganggap bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Pinang Khabu” yang berarti Tanah Asal.
  4. Muhammad Zain berpendapat bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Binanga Kanvar” yang berarti Muara Kampar.

Nenek Moyang

Tidak hanya asal-usul nama Minangkabau, sejarah yang menyoal tentang nenek moyang masyarakat Minangkabau juga memiliki beragam versi, diantaranya ialah:

  • Menurut Tambo

Jika merujuk Pada Tambo, nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Kisah di dalam Tambo ini juga terdapat pada hikayat Sulalatus Salatin. Dalam hikayat itu tertulis bahwa masyarakat Minangkabau pernah mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba (seorang keturunan Iskandar Zulkarnain) untuk menjadi raja mereka.

Kisah ini diragukan kebenarannya oleh para ahli karena terdapat kontradiksi. Maksudnya, kalaupun benar Sang Sapurba datang untuk menjadi raja, kenyataannya kawasan tersebut telah membentuk kelompok masyarakat yang sudah pasti memiliki nenek moyang.

  • Keterangan Beberapa Ahli

Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari bangsa Austronesia yang dulu bermukim di daerah Yunan, Cina Selatan. Mereka datang ke Nusantara ini dalam dua gelombang;

  1. Gelombang pertama datang pada zaman Neolitikum ( Zaman Batu Baru) sekitar 2000 SM. Gelombang pertama ini oleh para ahli disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Dari bangsa Melayu Tua ini berkembang menjadi suku Barak, Toraja, Dayak, Nias, Mentawai, Kubu dan lain-lain.
  2. Gelombang kedua datang pada tahun 500 – 100 SM. Mereka yang datang pada gelombang kedua ini disebut Deutero Melayu (Melayu Muda). Dari bangsa Melayu Tua ini berkembang menjadi suku Minangkabau, Jawa, Makasar, Bugis dan lain-lain.

Artikel lainnya:

Agama

Saat ini, mayoratis agama masyarakat Minangkabau adalah Islam. Sebelum itu, mereka diyakini memeluk agama Budha karena pengaruh dari kerajaan Sriwijaya. Masuknya agama Islam ke kawasan tersebut diperkirakan melalui pesisir timur, bergerak dari daerah Inderagiri dan Arcat (Aru dan Rokan) yang saat itu telah menjadi pelabuhan Minangkabau ke arah pedalaman Minangkabau.

Dalam Sejarahnya, masyarakat Minang pernah mengalami perang saudara. Hal ini dipicu oleh konflik antara ulama dan pengikutnya yang bersikeras menerapkan hukum Islam dengan para kaum adat. Perang tersebut kemudian dikenal dengan Perang Padri. Perang Padri adalah perang saudara pertama di Asia Tenggara yang dipicu oleh konflik Agama.

Bahasa

Menurut sejarah yang  satu, masyarakat Minangkabau memiliki bahasa sendiri, bahkan bahasanya disebut-sebut termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Sedangkan sejarah yang lain menyebut bahwa bahasa Minangkabau termasuk ke dalam bahasa Melayu, karena banyaknya kesamaan bentuk ujaran dan kosakata di dalamnya. Namun yang perlu diketahui, masyarakat penutur bahasa Minang itu sendiri juga telah memiliki berbagai macam dialek. Hal ini bergantung kepada daerahnya masing-masing.

Selain itu, bahasa lain seperti Sanskerta, Tamil, Arab dan Persia juga terserap ke dalam bahasa Minang. Ini bisa dilihat dari beberapa prasasti di Minangkabau yang ditulis menggunakan kosakata Sanskerta dan Tamil. Kemudian aksara Arab yang dahulu sering digunakan masyarakat Minang sebelum berganti menjadi Alfabet Latin.

Baca juga:

Budaya Matrilineal

Budaya Matrilineal adalah identitas penting dari masyarakat Minang. Matrilineal adalah suatu kebudayaan yang menarik garis keturunan (nasab) dari pihak ibu, bukan bapak. Kuatnya budaya matrilineal di daerah tersebut tidak terlepas dari pandangan masyarakatnya tentang kaum perempuan.

Di Minangkabau, kaum perempuan memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang. Di sana, perempuan memainkan peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum laki-laki dalam posisinya sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu) atau penghulu (kepala suku). Keistimewaan dan pengaruh yang besar tersebutlah yang membuat perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah).

Selain Matrilineal, budaya lain yang menjadi identitas masyarakat Minang adalah Kesenian tari pasambahan, tari piring, silek (silat Minangkabau), Rumah Gadang, dan makanan khasnya yang paling terkenal yaitu rendang dan masakan Padang. Hingga saat ini, makanan khas Minangkabau diyakini masih mendominasi kuliner Nusantara.

The post Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-mataram-kuno Sat, 05 Nov 2016 04:38:55 +0000 /?p=300 Letak kerajaan Mataram Kuno ada di sekitar Yogyakarta yang merupakan Jawa bagian tengah. Daerah ini sangat subur karena tanahnya dikelilingi oleh gunung berapi dan aliran sungai yang tidak tersumbat. Sejarah…

The post Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Letak kerajaan Mataram Kuno ada di sekitar Yogyakarta yang merupakan Jawa bagian tengah. Daerah ini sangat subur karena tanahnya dikelilingi oleh gunung berapi dan aliran sungai yang tidak tersumbat. Sejarah kerajaan Mataram Kuno berhubungan erat dengan sejarah kerajaan besar lain di bumi nusantara. Seperti halnya sejarah kerajaan sriwijaya yang menjadi cikal bakal Mataram Kuno.

Posisi persisnya, kerajaan Mataram Kuno sempat mengalami beberapa kali pergantian istana yang disebabkan oleh bencana alam. Namun, bagaimana pun juga di mata orang-orang awam, sejarah Mataram Kuno sering rancu dengan sejarah Mataram Islam. Padahal kedua kerajaan ini terpaut ratusan tahun dengan banyak perbedaan.

Mataram Kuno sama dengan kerajaan Medang. Pusat pemerintahannya ada di Jawa Tengah lalu pindah ke Jawa Timur. Agama yang dianut dari Hindu Syiwa menjadi Buddha Mahayana. Sistem pemerintahannya di politik istana sedikit berbeda dengan yang diterapkan pendahulunya dalam sejarah kerajaan Majapahit. Mataram Kuno juga menjadi kerajaan agraris yang meneruskan tahta kerajaan Kalingga atau Ho-Ling.

Awal Berdiri

Rajya Medang I Bhumi Mataram menjadi ungkapan petunjuk bagi kita bahwa dahulu pernah ada suatu kerajaan di bumi Mataram. Mataram sendiri diyakini sebagai nama daerah penting yang dijadikan pusat kerajaan. Alasan inilah yang kiranya membuat kerajaan Medang lebih dikenal sebagai kerajaan Mataram. Untuk lebih mengenal spesifiknya, Mataram yang dimaksud adalah Mataram Hindu atau Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram Kuno ini berdiri di atas sebuah prasasti tertulis berangka tahun 907 yang dikenal masyarakat dengan prasasti Mantyasih. Prasasti ini mengatasnamakan Dyah Balitung dan menjelaskan secara eksplisit bahwa penguasa pertama kerajaan Medang ini adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Menyandang gelar ratu bukan berarti penguasa pertama kerajaan Mataram merupakan seorang perempuan. Ratu, Rakai, dan Bhre adalah istilah asli nusantara untuk menyebut seorang penguasa. Jadi Sanjaya memiliki jenis kelamin laki-laki namun memakai gelar ratu karena pada saat itu tidak ada perbedaan yang berarti atas tafsir ratu dan raja.

Ibu Sanjaya bernama Sannaha. Sannaha ini memiliki seorang saudara bernama Sanna yang menguasai sebuah kerajaan tanpa nama. Tepat di tahun 732 Masehi, Ratu Sanjaya mengeluarkan sebuah prasasti yang menerangkan posisinya sebagai seorang raja. Ia memiliki seorang pendahulu bernama Sanna. Beliau gagal memerintah kerajaan tak bernama hingga kondisi di dalam kerajaan kacau, lalu Sanjaya datang untuk membereskan kekacauan.

Artikel Terkait :

Diketahui bahwa ternyata Sanna memiliki beberapa nama. Antara lain Senna dan Bratasenawa. Proses turunnya ia dari tahta kerajaan Galuh setelah memerintah sejak 706 – 716 Masehi dipicu oleh sebuah pemberontakan yang gagal diredam. Pemberontakan tersebut memang berniat mengkudeta Raja Sanna. Pelaku di balik kudeta itu adalah Purbasora, paman dari Sanjaya.

Setelah diturunkan paksa oleh Purbasora, Raja Sanna merasa berhak menduduki tahtanya lagi. Ia pun berlari ke sahabatnya, Raja Sunda pertama bernama Tarusbawa. Sebenarnya Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Sunda masih memiliki ikatan batin yang lebih dari persahabatan biasa. Kedua kerajaan ini adalah bagian dari sejarah kerajaan Tarumanegara yang kemudian pecah menjadi dua bagian.

Selanjutnya, di kerajaan Galuh, Sanna beserta keluarganya diperlakukan dengan sangat baik. Setiap tingkah dari keluarga Sanna diperhatikan betul oleh Raja Tarusbawa hingga ia merasa sangat simpati dengan keponakan sahabatnya itu. Raja Tarusbawa pun memutuskan menikahkan putrinya dengan Sanjaya, anak Sannaha –adik kandung Sanna.

Setelah menikah dengan putri Raja Tarusbawa, otomatis Sanjaya lebih leluasa bermain politik antar kerajaan. Ia bermaksud membalaskan sakit hati keluarganya atas kudeta yang dilakukan keluarga Purbasora. Sanjaya menyampaikan maksudnya ini kepada mertuanya dengan tujuan mendapatkan restu sekaligus bantuan perang merebut kembali hak milik kerajaan.

Sanjaya memulai pembalasan dendamnya dengan naik menjadi raja di kerajaan Sunda terlebih dahulu. Ia memerintah di Sunda bukan atas nama besarnya langsung. Sanjaya hanya berusaha menjalankan pemerintahan di Sunda menggantikan mertuanya yang sudah berumur. Seharusnya tampuk kekuasaan jatuh ke tangan istrinya. Sayangnya sang istri kurang cakap dan lebih percaya pada kemampuan suaminya. Sehingga nantinya Sanjaya menggenggam kekuasaan 3 kerajaan sekaligus.

Baca juga :

Karena ia menjadi raja yang cakap di kerajaan Sunda yang termasuk wilayah Jawa Barat, Sanjaya ikut terlibat dalam sejarah kerajaan Kalingga. Ia menggantikan Ratu Sima yang terkenal super adil untuk menduduki tahta kerajaan Kalingga. Di abad ke-7 itu pulalah Sanjaya mengakhiri kekuasaannya di Jawa Barat dengan membagi wilayah kerajaan kepada kedua putranya.

Sanjaya kemudian pergi ke Mataram lagi sesuai dengan keinginan awalnya. Di sana ia mengambil alih kekuasaan dan menjadi raja di Mataram Kuno. Karena memulai segalanya lagi dari awal, sejarah lebih mengenal Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sanjaya yang menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Masa Kejayaan

  • Wangsa Sanjaya

Kejayaan Mataram Kuno sudah tampak sejak awal. Semua ini berkat jiwa kepemimpinan Sanjaya yang memang layak menjadi raja. Sanjaya bukan sembarang raja yang hanya menginginkan kekuasaan semata. Sanjaya adalah seorang raja yang juga memahami isi dari kitab sucinya. Ia adalah seorang penganut Hindu Syiwa yang sangat taat.

Selama pemerintahan Sanjaya, penduduk Mataram Kuno menghasilkan komoditi pertanian berupa olahan padi yang digunakan sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat di dalam maupun luar kerajaan. Sanjaya sendiri tida pernah menunggu disuruh para Brahmana untuk membangun pura-pura sebagai tempat suci peribadahan orang Hindu.

Meskipun sangat mendukung perkembangan agama Hindu, namun Sanjaya merupakan raja yang bijak. Beliau ini bercermin pada sejarah kerajaan Majapahit yang sukses menerapkan sejarah bhinneka tunggal ika sesuai yang tercantum di kitab Negarakertagama. Sanjaya menjembatani penduduk di Mataram Kuno yang ingin memeluk agama lain. Waktu itu, hanya ada 2 agama besar yang memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hanya ada Hindu dan Buddha.

  • Rakai Panangkaran

Sifat Rakai Panangkaran yang paling menonjol adalah pemberani. Ia telah melakukan banyak penaklukan terhadap raja-raja kecil di sekitar wilayah Mataram Kuno. Rakai Panangkaran menggantikan Ratu Sanjaya sebagai penguasa kerajaan Mataram Kuno. Di masa pemerintahannya, kaum Hindu bertempat tinggal di Mataram Kuno bagian utara. Sementara para pemeluk Buddha lebih nyaman menempati wilayah Jawa Tengah sebelah selatan.

Perbedaan tempat ini sengaja dilakukan agar kedua agama dapat hidup berdampingan, menjalankan ibadahnya masing-masing, dan berinteraksi dengan orang-orang yang sama. Keimanan akan semakin kuat karena seringnya bergaul dengan orang seagama. Namun di luar urusan agama, setiap penduduk Mataram Kuno tetap menjalin hubungan dagang dan pekerjaan lain seperti biasanya.

Rakai Panangkaran merubah agamanya sendiri menjadi Buddha Mahayana. Sejak Rakai –sebutan Raja- Panangkaran beralih agama, ia mendirikan wangsa baru yang dinamai Syailendra. Dengan itu berarti ada wangsa kedua yang menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Uniknya, para penganut Hindu dan Buddha di Mataram Kuno selalu hidup aman dan nyaman. Para penganut Hindu mendirikan candi peninggalan agama hindu seperti candi Dieng dan Gedong Songo. Di belahan Mataram Kuno bagian selatan juga membangun candi peninggalan buddha semacam Mendut, Prambanan dan Borobudur yang pernah masuk ke dalam 7 keajaiban dunia.

Baca juga :

Memang pada perkembangannya, kedua wangsa dan agama yang berbeda tersebut sempat berkelahi. Permasalahannya ada pada hak meneruskan kekuasaan raja. Namun konflik klasik ini dapat diatasi dengan keberanian Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya yang memeluk Hindu menikahi Pramodhawardhani, putri Samarattungga yang memulai pembangunan Borobudur dari Dinasti Syailendra. Akhirnya otomatis pula kedua wangsa ini sama-sama kembali duduk di istana kerajaan. Kedua agama yang sempat tak akur akhirnya kembali berbaikan.

Mataram Kuno terus berkembang maju hingga kekuasaannya jatuh ke tangan Dyah Balitung. Dyah Balitung bahkan mampu membalikkan keadaan yang semula tidak stabil menjadi lebih baik. Ialah raja Mataram Kuno yang kembali mempersatukan Jawa di bawah tundukan satu kerajaan. Kekuasaannya pun menyentuh hingga pulau Bali.

Masa Keruntuhan

Keruntuhan Mataram Kuno dipicu oleh perseteruan anggota keluarga. Semuanya bermula sejak Samarattungga meninggal dunia. Istrinya yang bernama Dewi Tara memiliki anak, Balaputeradewa. Balaputeradewa sebenarnya tidak terima atas kepemimpinana Rakai Pikatan sebagai Raja Mataram Kuno.

Balaputeradewa yang memang tidak berada di posisi bagus nekad menunjukkan sikap perlawanan kepada kepemimpinan Rakai Pikatan. Kontan saja Rakai Pikatan mengusir Balaputeradewa. Lelaki tersebut mencoba bertahan di dekat Candi Prambanan dengan mendirikan Candi Boko. Sayangnya pertahanan tersebut tidak dapat bertahan lama. Keadaan memaksanya melarikan diri ke luar pulau Jawa. Ia memilih pulau Sumatera sebagai tempat pelariannya. Pada waktunya nanti, Balaputeradewa malah menjadi raja di kerajaan Sriwijaya.

Lewat ketangguhan kerajaan Sriwijaya, Balaputeradewa mencoba membalaskan sakit hatinya dulu. Di masa pemerintahan sesudah Dyah Balitung, Mataram Kuno berkembang ke bawah. Serangan dari kerajaan Sriwijaya semakin memperparah keadaan yang sebenarnya sudah keteteran dengan adanya bencana alam yang menimpa kerajaan Mataram Kuno.

Mpu Daksa yang merasa keturunan asli Sanjaya mengkudeta Dyah Balitung. Selanjutnya Mataram Kuno semakin goyah dari dalam maupun luar. Peristiwa Mahapralaya yang memporak-porandakan istana Mataram Kuno memaksa Mpu Sindok yang saat itu berperan sebagai Rakryan I Hino memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Diperkirakan kota tepatnya adalah Jombang dan Madiun.

Setelah perpindahan pusat kerajaan itu, Sriwijaya semakin parah menginjak-injak kekuasaan Mataram Kuno. Melalui sekutunya di Jawa, Sriwijaya mengakhiri kekuasaan Mataram Kuno di tahun 1016 Masehi sebagaimana yang disebutkan prasasti Pucangan.

The post Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-samudera-pasai Tue, 18 Oct 2016 03:35:07 +0000 /?p=240 Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja…

The post Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja Pasai dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya

Kerajaan Samudera Pasai dikenal juga dengan nama Kerajaan Samudera Darussalam atau Kesultanan Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Sumatera atau persisnya di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Provinsi Aceh.

Awal Berdiri

Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al Kamil pada abad ke-13. Nazimuddin Al Kamil adalah seorang laksamana laut dari Mesir. Beliau diperintahkan pada tahun 1238 M untuk merebut pelabuhan kambayat di Gujarat yang tujuannya untuk  dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Nazimuddin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada.

Beliau mengangkat Marah Silu sebagai Raja Pasai pertama. Setelah naik tahta Marah Silu berganti nama dan bergelar Sultan Malik As-Saleh. Masa akhir pemerintahan Sultan Malik As-Saleh sampai beliau wafat pada tahun 696 Hijriah atau 1297 Masehi.

Berdasarkan cerita-cerita kunjungan negara lain. Ada perbedaan pendapat mengenai kerajaan ini. Hal ini disebabkan karena ada yang memisahkan antara nama Pasai dan Samudera. Tapi catatan Tiongkok tidak memisahkan nama kerajaan ini dan meyakini ini adalah satu kerajaan. Sedangkan Marco Polo dalam catatan perjalanannya menulis daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).

Selama masa pemerintahan Sultan Malik As-Saleh. Sultan menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak yaitu Gangang Sari. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sultan Malik Az-Zahir I. Pada Masa Pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir ini Kerajaan mengalami masa keemasan.

Sultan Malik Az-Zahir I memperkenalkan pertama kali penggunaan emas di lingkungan kerajaan. Hal inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan terbesar di Sumatera pada saat itu. Kerajaan juga menjadi terkenal sebagai tempat penyebaran agama Islam.

Setelah masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir I digantikan oleh anaknya Sultan Ahmad I. Namun tidak berlangsung lama karena suatu hal maka digantikan oleh anak dari Sultan Ahmad I yaitu Sultan Malik Az-Zahir II. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II, Kerajaan Samudera Pasai di datangi oleh musafir Maroko terkenal dunia yaitu Ibn Batuthah. Ibn Batuthah menulis dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) sekembalinya ke jazirah arab menceritakan bahwa salah satu Raja di daerah Samatrah (Sumatera) menyambutnya dengan ramah. Beliau juga mengungkapkan bahwa pengikutnya bermazhab Syafii.

Sayangnya pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II pada tahun 1345. Kerajaan Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit kemudian serangan kedua pada tahun 1350 sehingga membuat keluarga Kerajaan  harus mengungsi.

Masa Kejayaan

Masa kebangkitan kembali kerajaan Samudera Pasai adalah dibawah masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya pada tahun 1383 sampai tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun saya masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir harus berakhir ditandai dengan tewasnya beliau di tangan Raja Nakur dalam sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah. Raja Perempuan pertama Kerajaan Samudera Pasai.

Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.

Cheng ho dalam laporannya yang ditulis oleh pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera Pasai adalah sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan laut dan dua kerajaan disebelah barat yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri yang jika kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.

Kemajuan Kerajaan Pasai

  1. Perdagangan

Pada saat itu Bandar-bandar di Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan Internasional dan merupakan pintu masuk ke Nusantara. Hubungan baik dengan Kerajaan Malaka yang saat itu ramai sebagai pusat perdagangan dunia membuat Kerajaan Samudera Pasai sebagai pelabuhan yang maju.

  1. Pelayaran

Berada dekat dengan pesisir pantai. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan maritime yang kuat. Pelayaran keluar masuk di Kerajaan Samudera Pasai menjadi ramai. Hal ini ditunjang juga dengan mayoritas penduduk kerajaan berprofesi sebagai nelayan.

  1. Perekonomian

Di bidang ekonomi Kerajaan Samudera Pasai mendapatkan kemajuan yang pesat. Koin emas sebagai alat pertukaran. Ditambah pelayaran dan perdagangan yang pesat membuat kerajaan ini terkenal kaya dan makmur. Saat itu kerajaan menjadi pemasok lada yang terkenal untuk dunia. Rakyat kerajaan menanam Lada dan memanennya setiap 2 kali setahun. Masyarakat juga memiliki sapi perah untuk menghasilkan susu yang dijadikan keju untuk perdagangan ke negara eropa. Hal itulah menjadikan salah satu kerajaan yang terletak di Selat Melaka menjadi makmur.

  1. Hubungan Internasional

Kerajaan Samudera Pasai memiliki hubungan baik dengan beberapa kerajaan disekitarnya. Seperti Kerajaan Malaka dimana sering terjadi pernikahan antar kedua sultan. Kerajaan juga telah menjalin hubungan baik dengan Cina dengan dikirimnya adik sultan kesana untuk menimba ilmu. Namun hubungan tidak baik juga terjalin dengan Raja Nakur yang mengakibatkan Kerajaan Nakur menyerang Kerajaan Samudera Pasai yang mengakibatkan Raja Pasai tewas.

Masa Keruntuhan

Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai ini diakibatkan beberapa pengaruh internal dan eksternal. Internal kerajaan sebelum masa keruntuhan sering terlibat pertikaian antar keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak bisa dihindari. Bahkan Raja saat itu meminta bantuan kepada Raja Melaka untuk meredam pemberontakan. Namun tidak urung terjadi karena pada tahun 1511 Kerajaan Melaka jatuh ketangan Portugal. Sepuluh tahun kemudia tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah kerajaan itu. Tetapi bibit kerajaan masih ada sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>