pasca kemerdekaan – Sejarah Lengkap Sejarahwan Sat, 18 Jan 2020 04:17:36 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.3.2 Sejarah Perang Ambarawa Setelah Kemerdekaan /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/sejarah-perang-ambarawa-setelah-kemerdekaan Sat, 18 Jan 2020 04:17:35 +0000 /?p=5477 Sejak zaman kolonial, Ambarawa sudah menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia Belanda. Benteng Willem I yang juga disebut sebagai Benteng Pendem didirikan di sana, tidak jauh dari museum kereta api…

The post Sejarah Perang Ambarawa Setelah Kemerdekaan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejak zaman kolonial, Ambarawa sudah menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia Belanda. Benteng Willem I yang juga disebut sebagai Benteng Pendem didirikan di sana, tidak jauh dari museum kereta api Ambarawa yang dulu adalah stasiun kereta.

Di Ambarawa ada kamp khusus untuk perempuan dan anak – anak Belanda ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia. Sebagai kota yang memiliki kamp tawanan perang Ambarawa sudah pasti akan didatangi oleh pasukan sekutu.

Setelah Jepang kalah, Pasukan sekutu atas nama Rehabilitation of Allied Prisoers of War and Internees (RAPWI) mendatangi Ambarawa untuk merehabilitasi tawanan perang dan internir.

Ternyata tidak hanya tim rehabilitasi yang datang pada 19 Oktober 1945, turut serta dalam rombongan itu juga tentara sekutu pimpinan Brigadir Bethell, Komandan Satuan Artileri Divisi 23 militer Inggris.

Pasukan itu sebuah brigade campuran dari satuan – satuan infanteri yang dinamakan CRA’s Brigade. Mereka mendapatkan izin oleh pemerintah RI untuk mengurus tawanan perang di penjara Magelang serta Ambarawa.

Peristiwa di Ambarawa

Sejarah perang Ambarawa atau Palagan Ambarawa adalah suatu peristiwa perlawanan yang dilakukan rakyat kepada sekutu di Ambarawa, Semarang bagian Selatan, Jawa Tengah.

Latar belakang pertempuran Ambarawa diawali dari orang – orang Indonesia yang menyambut baik kedatangan sekutu terutama oleh pemerintah Jawa Tengah pimpinan Gubernur Mr. Wongsonegoro.

Tetapi diketahui kemudian bahwa NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut masuk dengan sekutu dan menjadi penyebab terjadinya pertempuran Ambarawa. Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat merebut kekuasaan kembali. Situasi memburuk ketika para mantan anggota KNIL yang menjadi tahanan dipersenjatai oleh NICA.

Belanda merasa masih mempunyai hak berdasarkan perjanjian antara Inggris dan Belanda yang disebut Civil Affairs Agreement pada 24 Agustus 1945. Perjanjian itu mengatur mengenai pemindahan kekuasaan dari British Military Administration kepada NICA di Indonesia.

Pada 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang dipicu oleh tentara yang tiba di Magelang. Mereka berdalih akan mengevakuasi tahanan perang, namun justru menduduki Magelang. Kemudian terjadi pertempuan antara pasukan TKR resimen Magelang pimpinan Letkol M. Sarbini dengan sekutu yang mencoba melucuti senjata TKR.

Pertikaian tersebut reda Ir. Soekarno dan Brigjen Bethell berunding di Magelang pada 2 November 1945 untuk membahas gencatan senjata kesepakatan penyelesaian pertikaian pada sejarah perang Ambarawa. Isi perjanjian tersebut adalah:

  • Sekutu tetap menempatkan pasukan di Magelang untuk melindungi dan mengurus evakuasi para tahanan tawanan Jepang.
  • Gencatan senjata dilakukan sesegera mungkin.
  • Jumlah pasukan Sekutu akan dibatasi sesuai dengan tugasnya masing – masing.
  • Sekutu tidak mengakui aktivitas NICA dan organisasi di bawahnya dan NICA dilarang melakukan kegiatan apapun.
  • Jalan raya Ambarawa dan Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia dan Sekutu.
  • Pembentukan badan penghubung di Semarang, Ambarawa dan Magelang untuk mengatasi kesulitan yang timbul.

Pada 20 November 1945 pertempuran kembali terjadi antara TKR pimpinan Mayor Sumarto, rakyat dan tentara Inggris karena perjanjian yang tidak disepakati. Perjanjian justru dimanfaatkan untuk memperkuat posisi sekutu dan mendatangkan bala bantuan.

Berita akan peristiwa agresi militer di Surabaya pada 10 November, juga insiden tembak menembak yang menewaskan tiga perwira Inggris di Jawa Tengah membuat Brigadir Bethell menyalahkan RI. Pada 18 Oktober 1945 ia kemudian memerintahkan penangkapan Gubernur Wongsonegoro.

Pasukan sekutu di Magelang ditarik untuk memperkuat pertahanan ke Ambarawa pada tanggal 21 November dengan dilindungi pesawat tempur. Pertempuran kemudian pecah di dalam kota  dan kampung – kampung di sekitar Ambarawa yang dibom sekutu.

Pasukan TKR bertahan di kuburan Belanda bersama pasukan pemuda dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura. Mereka membentuk garis pertempuran di sepanjang rel kereta Ambarawa.

Dari arah Magelang datang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto pimpinan Imam Androngi pada melakukan serangan fajar 21 November 1945. Tujuan serangan tersebut adalah untuk memukul mundur pasukan Inggris di desa Pingit.

Mereka berhasil menduduki desa Pingit dan merebut desa – desa lainnya, kemudian meneruskan pengejaran terhadap sekutu. Pasukan mendapatkan tambahan tiga batalion dari Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng 10 dipimpin Mayor Soeharto dan Batalion 8 dipimpin Mayor Sardjono.

Sekutu yang terkepung mencoba menerobos dengan menggunakan tank dari arah belakang. Pasukan TKR kemudian mundur ke Bedono agar tidak ada korban jiwa.

Tanggal 21 November 1945 sekutu diam – diam mundur ke Ambarawa dan dikejar oleh resimen Kedu Tengah pimpinan Kolonel M. Sarbini setelah sejarah museum Jenderal Sudirman Magelang dan sejarah museum Jenderal Sudirman Yogyakarta.

Sekutu karena kembali dihadang oleh pasukan Angkatan Muda pimpinan Oni Sastrofihardjo dan tertahan di Desa Jambu. Pasukan Oni diperkuat oleh tambahan pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta. Batalyon I Sorjosoempeno kembali menghadang sekutu di Ngipik.

Para komandan pasukan kemudian melakukan rapat koordinasi dengan pimpinan Kolonel Holland Iskandar dan membentuk komando bernama Markas Pimpinan Pertempuran di Magelang. Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu utara, selatan, timur dan barat.

Kekuatan pasukan tempur akan disiagakan bergantian. Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan pimpinan Letkol Isdiman berusaha membebaskan desa tersebut tetapi sang Letkol tewas.

Setelah gugurnya Letkol Isdiman pada 26 November 1945, Kolonel Soedirman langsung turun ke lapangan dan memimpin strategi pertempuran sejarah perang Ambarawa.

Kehadiran Kolonel Soedirman di lapangan memberikan semangat baru bagi pejuang RI. Bala bantuan kemudian terus berdatangan dari Yogyakarta, Solo, Salatiga,  Purwokerto, Magelang, Semarang dan lainnya.

Puncak Pertempuran

Sejarah perang Ambarawa berlangsung dari 12 sampai 15 Desember 1945. Pada akhirnya sekutu terdesak dan terusir dari Banyubiru tanggal 5 Desember 1945.

Kolonel Sudirman mempelajari situasi medan pertempuran dan mengumpulkan semua komandan sektor pada 11 Desember 1945. Disimpulkan bahwa sekutu sudah terdesak dan perlu dilakukan serangan terakhir dengan rencana yaitu:

  • Serangan dilakukan secara serentak dan mendadak dari semua sektor.
  • Setiap komandan sektor memimpin pelaksanaan serangan.
  • Pasukan badan perjuangan atau laskar menjadi tenaga cadangan.
  • Waktu serangan pada perang Ambarawa akan dilangsungkan pukul 04.30 pagi pada 12 Desember 1945.

Pasukan TKR mulai bergerak menuju pos masing – masing dan dalam waktu setengah jam berhasil mengepung pasukan musuh di dalam kota. Benteng Willem yang terletak di tengah kota Ambarawa diperkirakan sebagai tempat pertahanan terkuat sekutu.

Satu setengah jam pasukan TKR berhasil menguasai jalan raya Semarang – Ambarawa. Kolonel Sudirman segera memerintahkan penggunaan taktik Supit Urang berupa pengepungan ganda di kedua sisi musuh. Tujuan pengepungan tersebut untuk memutus komunikasi dan pasokan musuh dari pusat.

Pada tanggal 14 Desember 1945 pasukan sekutu mulai mundur karena terus disudutkan oleh pasukan RI sehingga persediaan logistik dan amunisi menipis.

Tanggal 15 Desember 1945 pukul 17.30 dalam sejarah perang Ambarawa, dampak pertempuran Ambarawa dirasakan oleh sekutu ketika Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memukul mereka mundur ke Semarang.

Sejarah Monumen Palagan Ambarawa dan sejarah museum Ambarawa berawal dari keinginan mengenang sejarah perang Ambarawa dan sejak itu ditetapkan peringatan Hari Jadi TNI AD atau Hari Juang Kartika.

The post Sejarah Perang Ambarawa Setelah Kemerdekaan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
8 Dampak Peristiwa Agresi Militer Belanda 2 Setelah Renville /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-peristiwa-agresi-militer-belanda-2 Mon, 18 Nov 2019 08:31:13 +0000 /?p=5446 Agresi Militer Belanda 2 yang dikenal dalam bahasa Belanda sebagai Operatie Kraai (operasi gagak) terjadi pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda lagi – lagi melakukan serangan yang melanggar perjanjian seperti…

The post 8 Dampak Peristiwa Agresi Militer Belanda 2 Setelah Renville appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Agresi Militer Belanda 2 yang dikenal dalam bahasa Belanda sebagai Operatie Kraai (operasi gagak) terjadi pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda lagi – lagi melakukan serangan yang melanggar perjanjian seperti dalam agresi militer Belanda I. Agresi tersebut diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia pada saat itu. Belanda yang tidak puas dengan hasil dari perjanjian Renville mengumumkan pada tanggal 18 Desember 1948 sebelum tengah malam bahwa mereka tidak lagi terikat terhadap perjanjian Renville, yang disepakati setelah agresi militer Belanda ke 1.

Belanda melancarkan agresi dengan taktik perang kilat (blitzkrieg) pada segala sisi Republik Indonesia. Pasukan Belanda pertama kali diterjunkan di pangkalan udara Maguwo menuju ke ibukota RI di Yogyakarta. Setelah itu kabinet mengadakan sidang kilat dan memutuskan bahwa pemimpin negara tetap tinggal di dalam kota agar tetap dekat dengan Komisi Tiga Negara dan mengadakan kontak diplomatik dengan wakil PBB tersebut.

Kronologi Penyerangan Belanda

Kebuntuan yang terjadi dalam pelaksanaan hasil perundingan dan latar belakang perjanjian Renville merupakan latar belakang terjadinya agresi militer Belanda. Dampak agresi militer Belanda 1 yang merugikan Indonesia tidak membuat Belanda puas. KTN selalu berupaya menawarkan jaan keluar namun kesepakatan antara Indonesia dan Belanda sulit untuk dicapai. Indonesia tetap bertahan pada kedaulatannya sementara Belanda juga bersikeras untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Indonesia dengan terus menerus berusaha menjatuhkan wibawa Indonesia di mata internasional. Ketika ketegangan mencapai puncaknya, RI dan Belanda sama – sama mengirimkan nota kepada Komisi Tiga Negara yang sama – sama berisi tuduhan bahwa pihak lawan tidak menghormati makna sejarah perjanjian Renville. Menjelang tengah malam pada 18 Desember 1948, Wali Tertinggi Mahkota Belanda dr. Beel mengumumkan bahwa Belanda melepaskan diri dari hasil perundingan Renville.

Situasi di dalam negeri Indonesia sendiri sangat tegang karena terjadinya oposisi oleh Front Demokrasi Rakyat yang terdiri dari PKI dan sekutunya. Situasi meningkat setelah Muso, seorang tokoh komunis kawakan yang memimpin pemberontakan PKI pada 1926 kembali dari Uni Soviet ke Indonesia.  Puncak oposisi terhadap pemerintahan RI terjadi ketika Sumarsono yang memimpin Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) membentuk pemerintahan Soviet di Madiun. Walaupun pemberontakan tersebut segera dibereskan oleh pemerintah RI, Belanda menggunakan momen tersebut sebagai alasan untuk menyerang dibalik kedok membantu RI melawan komunisme.  Belanda menggunakan istilah ‘Aksi Polisionil’ untuk membenarkan agresi mereka.

Serangan dimulai dengan pengeboman kepada Lapangan Terbang Maguwo pada pukul 05.45 pagi. Pasukan pertahanan disana hanya terdiri dari 150 orang pasukan pertahanan pangkalan udara, dengan persenjataan yang sangat minim dan satu kompi TNI bersenjata lengkap. Pada pukul 06.45, pesawat Dakota berhasil menerjunkan pasukan KST Belanda di Maguwo. Dalam waktu singkat, Maguwo berhasil direbut  dan dikuasai Belanda. Pada pukul 9 siang, sejumlah 432 orang kekuatan tempur pasukan KST Belanda mendarat di Maguwo. Dua jam kemudian, seluruh kekuatan tempur Belanda grup Tempur M sejumlah 2600 orang dipimpin Kolonel D.R.A. van Langen telah berkumpul di Maguwo dan bergerak ke Yogyakarta.

Akibat Agresi Militer Belanda II Bagi Indonesia

  1. Dalam serangan tersebut juga dilakukan penangkapan terhadap Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan tokoh – tokoh lainnya. Belanda juga menangkap para menteri seperti Syahrir, Mohammad Roem, Agus Salim dan A.G. Pringgodigdo. Mereka langsung dibawa ke pengasingan di Prapat, Sumatra dan Pulau Bangka.
  2. Kejatuhan dari ibukota negara Indonesia memaksa dilakukannya pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera, dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran yang sedang berada di Bukittinggi berdasarkan surat kuasa dari Presiden dan Wakil Presiden. Pemerintahan Syafruddin kemudian dikenal dengan nama Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Sebagai rencana cadangan, surat kuasa juga diberikan kepada Duta Besar RI untuk India, dr. Sudarsono dan staf kedutaan RI, L. N. Palar dan Menteri Keuangan A.A. Maramis untuk membentuk pemerintahan darurat (Exxile Government of Republic Indonesia) di New Delhi , India seandainya Sjafruddin gagal.
  3. Jatuhnya korban tewas dari TNI sebanyak 128 orang ketika terjadi serangan di Bandara Maguwo sebagai dampak peristiwa agresi militer Belanda 2. Belanda juga berhasil menguasai Maguwo melalui serangan udara yang menggunakan 14 buah pesawat terbang seperti Mustang dan Kittyhawk.
  4. Beberapa bangunan di kota Yogyakarta yang penting hancur akibat serangan dan ibukota dikuasai sebagai dampak peristiwa agresi militer Belanda 2.

Akibat Agresi Militer II Bagi Belanda

  1. Pasukan Belanda tidak dapat merasakan kemenangan sepenuhnya karena TNI yang dikira sudah habis ternyata masih ada dan mampu melakukan perlawanan sengit bahkan mendadak terhadap pasukan Belanda, walaupun dengan adanya dampak perjanjian Linggarjati yang merugikan Indonesia.
  2. TNI melakukan perlawanan balik pada tanggal 1 Maret 1949 yang dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta. Pasukan Belanda kewalahan menghadapinya dan akhirnya berhasil dilumpuhkan.
  3. Dampak peristiwa agresi militer Belanda 2 berupa terjadinya aksi gerilya di wilayah luar kota Yogyakarta. Aksi gerilya dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan dipimpin langsung oleh Jenderal Soedirman.
  4. Propaganda yang terus menerus digaungkan oleh Belanda selama agresi militer kedua bahwa pemerintahan Indonesia sudah tidak ada lagi dapat digagalkan oleh serangan TNI dan adanya PDRI. Pemerintahan darurat Sjafruddin berhasil menunjukkan kepada dunia internasional bahwa RI masih ada.

Perlawanan Terhadap Agresi Belanda II

Usaha untuk membawa dampak peristiwa agresi militer Belanda 2 berupa kehancuran RI dan angkatan bersenjatanya (TNI) berhasil digagalkan dengan antisipasi dan reaksi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh Palar, Sujatmoko, Sumitro dan Sudarpo dengan berkeliling di luar negeri berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada. Mereka berhasil menunjukkan pada dunia bahwa dampak peristiwa agresi militer Belanda 2 ini adalah bentuk tindakan yang melanggar perjanjian Renville. Juga meyakinkan dunia bahwa RI adalah negara yang cinta damai yang dibuktikan melalui ketaatan akan hasil perjanjian Renville dan penghargaan kepada KTN yang telah banyak membantu, walaupun banyak contoh kerugian perjanjian Linggarjati yang dialami Indonesia.

Para diplomat tersebut juga berhasil membuktikan bahwa RI masih berdaulat, dibuktikan dengan fakta bahwa pemerintahan masih berlangsung melalui PDRI dan juga keberhasilan TNI untuk menguasai Yogyakarta selama 6 jam pada Serangan Umum 1 Maret. Usaha keras para diplomat Indonesia akhirnya mendapatkan simpati dari dunia internasional. Amerika Serikat mendesak Belanda untuk segera menarik pasukannya mundur dari wilayah Republik Indonesia, jika tidak maka bantuan akan dihentikan. Sementara Dewan Keamanan PBB mendesak Belanda menghentikan operasi militer serta membebaskan para pemimpin Indonesia yang ditawan.

Selain itu, Jenderal Sudirman juga memimpin gerilya selama delapan bulan dalam keadaan sakit keras. Kolonel A.H. Nasution sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Jawa kemudian menyusun rencana pertahanan rakyat bertajuk ‘Totaliter’ atau ‘Perintah siasat no.1’  yang menyatakan antara lain bahwa tugas pasukan – pasukan dari daerah federal adalah untuk menyusup ke belakang garis musuh dan membangun kantong – kantong  gerilya. Pasukan Siliwangi adalah salah satu pasukan yang harus melakukan perpindahan tempat dari Jawa Tengah menuju lokasi – lokasi yang sudah ditetapkan dengan nama Long March Siliwangi. Belanda akhirnya menghentikan agresi militernya yang kedua.

The post 8 Dampak Peristiwa Agresi Militer Belanda 2 Setelah Renville appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
9 Dampak Perjanjian KMB Bagi Indonesia /indonesia/dampak-perjanjian-kmb Thu, 14 Nov 2019 07:05:39 +0000 /?p=5427 Perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) atau Nederlands Indonesische Rondetafelconferentie adalah suatu pertemuan tingkat tinggi berlokasi di Deen Haag, Belanda mulai 23 Agustus – 24 November 1949 antara perwakilan dari Republik…

The post 9 Dampak Perjanjian KMB Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) atau Nederlands Indonesische Rondetafelconferentie adalah suatu pertemuan tingkat tinggi berlokasi di Deen Haag, Belanda mulai 23 Agustus – 24 November 1949 antara perwakilan dari Republik Indonesia, Belanda dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg). BFO bertindak sebagai perwakilan dari berbagai negara Belanda di kepulauan Indonesia yang dibentuk setelah  sejarah perjanjian Renville. Sejarah konferensi meja bundar dilaksanakan setelah usaha – usaha Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia melalui cara kekerasan seperti agresi militer 1 dan agresi militer 2 tidak berhasil dan mendapatkan kecaman keras dari dunia internasional.

Sebelum KMB telah berlangsung tiga perundingan tingkat tinggi yang dilakukan antara Belanda dan Indonesia yaitu perjanjian Linggarjati pada 1947, perjanjian Renville pada 1948 dan perundingan Roem Roijen pada 1949. Dewan Keamanan PBB Pada tanggal 28 Januari 1949 mengeluarkan salah satu resolusi dalam sejarah berdirinya PBB berupa kecaman terhadap serangan militer Belanda kepada RI dan menuntut pemulihan pemerintahan RI serta peran Indonesia dalam hubungan internasional, juga menuntut kelanjutan perundingan hingga tercapai penyelesaian damai antara Indonesia dan Belanda.

Jalannya Negosiasi Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar diselenggarakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

  • Mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan melaksanakan berbagai perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya antara RI dan Belanda, khususnya mengenai pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS).
  • Melalui kesepakatan yang dibuat dalam KMB, Indonesia akan diakui sebagai negara yang berdaulat penuh oleh Belanda walaupun Irian Barat tidak langsung menjadi bagian dari RI.

Sejumlah dokumen seperti Piagam Kedaulatan, Statuta Persatuan, kesepakatan ekonomi, sosial dan militer dihasilkan setelah perundingan. Juga disepakati bahwa tidak akan ada diskriminasi yang dilakukan terhadap warga negara dan perusahaan Belanda, RI juga bersedia mengambil alih kesepakatan dagang yang sebelumnya sedang dirundingkan Hindia Belanda. Perdebatan alot terjadi dalam kasus hutang Hindia Belanda dan kasus Papua Barat. Delegasi Indonesia tidak puas dan mempertanyakan mengapa RI harus membayar hutang yang justru digunakan Belanda untuk melakukan tindakan militer terhadap Indonesia. Karena itu berarti sebenarnya Indonesia lah yang banyak dirugikan. Namun pada akhirnya Amerika Serikat mengintervensi, sehingga Indonesia menyadari bahwa itu adalah harga yang harus dibayar agar mendapatkan kedaulatan yang diperjuangkan selama ini sebagai dampak perjanjian KMB.

Dalam Konferensi Meja Bundar, Amerika Serikat memang ikut campur dan memegang peranan besar. Mereka melakukan itu konon karena kegagalan perundingan akan mempengaruhi kebijakan perang dingin yang sedang dijalankan saat itu. AS juga campur tangan ketika Indonesia menolak usul Belanda agar Ratu Belanda menjadi kepala Uni Indonesia Belanda. Mereka mengusulkan agar Kepala Uni dijadikan sebagai simbol dan perwujudan dari kerja sama bersifat sukarela.

Negosiasi mengenai Papua Barat juga hampir mencapai jalan buntu karena delegasi Indonesia bersikeras bahwa wilayah Indonesia juga meliputi seluruh wilayah jajahan Hindia Belanda. Belanda beralasan bahwa Papua Barat tidak memiliki kaitan secara etnik dengan wilayah Indonesia lainnya. Kemudian disepakati untuk kembali melakukan perundingan akan status Papua Barat dalam waktu satu tahun setelah penyerahan kedaulatan. Hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar dituangkan dalam beberapa poin yaitu:

  • Belanda memberi pengakuan kedaulatan akan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah negara merdeka.
  • Pengakuan kedaulatan harus dilakukan selambat – lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
  • Status Propinsi Irian Barat harus ditentukan dan diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah pemberian pengakuan kedaulatan.
  • Dibentuknya Uni Indonesia – Belanda untuk bekerjasama antara RIS dan Belanda, Uni tersebut dipimpin oleh Raja Belanda.
  • RIS akan mengembalikan hak milik Belanda, hak – hak konsesi dan memperbarui izin untuk perusahaan – perusahaan Belanda di Indonesia.
  • RIS harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
  • Kapal – kapal perang Belanda segera ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
  • Tentara Belanda akan ditarik mundur  dan  KNIL akan dibubarkan. Anggota KNIL yang diperlukan akan dimasukkan sebagai bagian dari TNI.

Dampak Konferensi Meja Bundar

Kesepakatan Konferensi Meja Bundar disahkan dan ditandatangani pada 29 Oktober 1949, lalu disampaikan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). KNIP kemudian bersidang mulai tanggal 6 – 14 Desember 1949 untuk membahas hasil KMB. KNIP akhirnya menyetujui hasil KMB pada 15 Desember 1949 dan Soekarno ditunjuk sebagai calon tunggal untuk Presiden Republik Indonesia Serikat. Soekarno dilantik pada 17 Desember 1949. RIS terdiri dari 16 negara bagian dan menjadi negara persekutuan dengan Kerajaan Belanda. Kabinet RIS berada di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri yang dilantik pada 20 Desember 1949. Beberapa dampak perjanjian KMB bagi Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Seluruh tentara Belanda akhirnya ditarik dari wilayah Republik Indonesia Serikat.
  2. Perang antara Indonesia dan Belanda berakhir dengan perginya para tentara Belanda sebagai dampak perjanjian KMB yang positif.
  3. Dampak perjanjian KMB membuat Belanda akhirnya mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka.
  4. Indonesia dapat segera memulai pembangunan untuk membenahi kondisi negara yang kacau akibat perang kemerdekaan.
  5. Hutang pemerintah Belanda sejak tahun 1942 sebesar 4,3 miliar gulden menjadi tanggungan pemerintah RIS sepenuhnya, dan ini adalah dampak perjanjian KMB yang negatif.
  6. Dampak perjanjian KMB lainnya, demokrasi yang menjadi cita – cita perjuangan tidak terlaksana dengan pembentukan RIS.
  7. Tertundanya penyelesaian masalah sejarah pengembalian Irian Barat selama setahun kemudian.
  8. Republik Indonesia terbagi menjadi Negara Indonesia Timur, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan dan Jakarta, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan negara serikat lainnya.
  9. Indonesia tidak sepenuhnya bebas berdaulat karena menjadi negara serikat yang berada di bawah persemakmuran Belanda.

Penandatanganan akta penyerahan kedaulatan dilakukan tanggal 27 Desember 1949 oleh kedua delegasi. Pihak Belanda diwakili Ratu Juliana, PM Dr. Willem Drees dan Menteri Seberang Lautan Mr. AM. J.A. Sassen. Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta dan rombongannya. Di Jakarta pada waktu yang sama, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH. J. Lovink juga menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Pengakuan ini artinya Belanda mengakui berdirinya Republik Indonesia Serikat dengan wilayah mencakup semua bekas jajahan Hindia Belanda kecuali Irian Barat.

Belanda hanya mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal penanda tanganan kedaulatan ini. Sekitar enam puluh tahun kemudian, pada 15 Agustus 2005 pemerintah Belanda akhirnya secara resmi mengakui bahwa kemerdekaan de facto Indonesia sebenarnya berlangsung pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Perdana Menteri Belanda, Ben Bot menyatakan dalam sebuah konferensi di Jakarta mengenai penyesalan mendalam atas penderitaan rakyat Indonesia selama empat tahun masa Revolusi Nasional. Walaupun dalam pernyataan itu ia tidak menyampaikan permohonan maaf secara resmi, reaksi Indonesia secara umum kepada pernyataan ini adalah positif.

Hassan Wirajuda sebagai Menteri Luar Negeri RI saat itu, mengatakan bahwa setelah ini akan lebih mudah untuk melangkah maju dan memperkuat hubungan bilateral antara dua negara. Berkaitan dengan hutang Hindia Belanda yang harus dibayar, Indonesia sejak 1950 – 1959 membayarnya sebesar 4 miliar gulden lalu memutuskan tidak melanjutkan pembayarannya lagi. Saat ini kedudukan Indonesia dalam ranah internasional sudah jauh berkembang dengan berbagai peran Indonesia dalam organisasi internasional antara lain  peran Indonesia dalam APECperan Indonesia dalam AFTA dan peran Indonesia dalam GNB.

The post 9 Dampak Perjanjian KMB Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
9 Dampak Perjanjian Roem Royen Bagi Indonesia /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-perjanjian-roem-royen Mon, 11 Nov 2019 03:26:16 +0000 /?p=5420 Perjanjian Roem Royen adalah suatu perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada 14 April 1949 hingga ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Dikenal juga dengan…

The post 9 Dampak Perjanjian Roem Royen Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Perjanjian Roem Royen adalah suatu perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada 14 April 1949 hingga ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Dikenal juga dengan nama Perundingan Roem  Roijen yang diambil dari nama kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Diadakannya perundingan ini adalah untuk dapat menyelesaikan sejumlah masalah yang muncul mengenai kebebasan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag di tahun yang sama. Serangan yang dilakukan Belanda setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan seperti peristiwa agresi militer Belanda 2 dan dampak perjanjian Linggarjati membuat Belanda terkesan tidak rela Indonesia merdeka.

Tindakan Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional dan membuahkan tekanan agar Belanda menggelar perundingan dengan Indonesia. Perjanjian Roem Royen berlangsung alot dan berlarut – larut. Indonesia berkeras untuk pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta sebagai satu – satunya jalan agar berlanjut ke perundingan berikutnya. Sementara Belanda berkeras agar gerilya dihentikan. Kedua pihak tidak bisa langsung menemukan kata sepakat sehingga harus menghadirkan Bung Hatta dari pengasingannya di Bangka, juga kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta.

Hasil Perundingan Roem Royen

Latar belakang perjanjian Roem Royen diawali dari serangan Belanda kepada Indonesia pasca kemerdekaan yang disebut agresi militer Belanda I dan II. Selain menyerbu Yogyakarta, Belanda juga menawan beberapa pemimpin Indonesia sebagai tahanan politik. Belanda juga menyebarkan propaganda bahwa tentara Indonesia sudah hancur sehingga dikecam oleh dunia internasional.  Tekanan dari luar negeri yang bertubi – tubi akhirnya membuat Belanda kembali bersedia berunding.

Seminggu setelah perundingan berlangsung terjadi penghentian karena Van Royen memberi penafsiran bahwa Belanda akan kembali memulihkan pemerintahan setelah para pemimpin Indonesia memberi perintah untuk menghentikan gerilya, bekerja sama dalam pemulihan perdamaian dan memelihara ketertiban serta keamanan. Perundingan kemudian dilanjutkan pada tanggal 1 Mei karena tekanan dari AS yang menjanjikan bantuan ekonomi setelah Belanda menyerahkan kedaulatan. Jika tidak, AS tidak akan memberikan bantuan apapun kepada Belanda.

Dalam perjanjian Roem Royen, Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem dan beberapa anggota lain seperti Ali Sastroamijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda, Prof. Supomo dan Latuharhary. Pihak Belanda diwakili oleh Dr. J. Herman van Royen dan anggota Blom, Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P.J. Koets, van Hoogstratendan serta Dr. Gleben. Pihak mediator atau penengah berasal dari UNCI (United Nations Commision for Indonesia) diketuai Merle Cochran dari AS. Hasil dari perundingan Roem Royen yaitu:

  • Angkatan bersenjata RI harus menghentikan semua aktivitas gerilya yang dilakukan.
  • Pemerintah RI akan hadir pada sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) sebagai perundingan lanjutan.
  • Pemerintahan RI kembali ke kota Yogyakarta.
  • Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer di Indonesia dan membebaskan semua tahanan perang serta tahanan politik.
  • Belanda menyetujui RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat
  • Kedaulatan akan diserahkan secara utuh dan tanpa syarat kepada Indonesia sesuai sejarah perjanjian Renville di tahun 1948.
  • Belanda dan Indonesia akan mendirikan persekutuan berdasar sukarela dan persamaan hak
  • Belanda memberikan kepada Indonesia semua hak, kekuasaan dan kewajiban.

Setelah itu diadakan pertemuan lanjutan pada tanggal 22 Juni 1949 yang disebut sebagai perundingan segitiga di bawah kepemimpinan Christchley dari PBB dengan isi perjanjian sebagai berikut:

  • Belanda akan mengembalikan pemerintahan RI ke Yogyakarta secepatnya.
  • Perintah untuk menghentikan gerilya akan diberikan setelah pemerintah Indonesia kembali ke Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
  • Konferensi Meja Bundar sebagai kelanjutan perundingan akan dilakukan bertempat di Den Haag. Dampak peristiwa Konferensi Meja Bundar akhirnya memberikan pengakuan akan kedaulatan RI.

Dampak Perundingan

Dampak perjanjian Roem Royen  membuat Soekarno dan Hatta kembali dari pengasingan ke Yogyakarta ibu kota sementara Republik Indonesia pada 6 Juli. Dan pada tanggal 13 Juli, kabinet Hatta mengesahkan hasil perjanjian Roem Royen. Syarifuddin Prawiranegara menyerahkan kembali mandatnya sebagai Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) kepada Soekarno secara resmi di tanggal yang sama. Gencatan senjata sebagai dampak dari perjanjian Roem Royen antara Belanda dan Indonesia dimulai pada 11 Agustus di Jawa dan 15 Agustus di Sumatra. Dampak perjanjian Roem Royen bagi kondisi Indonesia pasca kemerdekaan adalah sebagai berikut:

  1. Tercapainya kesepakatan pada perundingan Roem Royen maka PDRI di Sumatera memerintahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk mengambil alih pemerintahan di Yogyakarta dari tangan Belanda.
  2. Isi perjanjian termasuk untuk membebaskan tahanan politik sehingga Soekarno dan Hatta bisa kembali ke Yogyakarta setelah pengasingan.
  3. Yogyakarta menjadi ibukota Republik Indonesia sementara.
  4. Penyerahan mandat dari Sjafruddin sebagai Presiden PDRI kepada Soekarno.
  5. Gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia di sebagian besar wilayah Indonesia.
  6. Kondisi Indonesia secara perlahan mulai tenang dan stabil serta mulai memulihkan sektor pemerintahan dan sektor – sektor lainnya.
  7. Dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda yang pada akhirnya menyelesaikan masalah antara Indonesia dan Belanda.
  8. Indonesia mendapatkan kedaulatan penuh berkat berbagai isinya yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
  9. Indonesia pertama kali diakui sebagai negara yang berdaulat di mata internasional sehingga bantuan mulai berdatangan untuk menyusun kembali sistem pemerintahan yang baik.

Partai Masyumi adalah partai pertama yang menyatakan setuju dan menerima dengan baik mengenai dampak perjanjian Roem Royen dan isinya. Sedangkan Ketua Umum PNI menyatakan bahwa perundingan menjadi satu langkah menuju tercapainya penyelesaian dari berbagai masalah di Indonesia. Pihak TNI menanggapi hasil perundingan dan dampak perjanjian Roem Royen dengan curiga karena mereka sudah skeptis kepada perundingan yang dilakukan dengan Belanda seperti pada perjanjian Linggarjati dan latar belakang perjanjian renville. Walaupun demikian, Panglima Besar Jenderal Soedirman memperingatkan para komandan kesatuan agar tidak terlalu memikirkan isi perjanjian tersebut pada tanggal 1 Mei 1949.

Untuk mendukung amanat dari Jenderal Sudirman, Panglima Tentara dan Teritorium Jawa Kolonel AH. Nasution kemudian memerintahkan para komandan lapangan agar dapat membedakan gencatan senjata untuk kepentingan politik atau militer. Secara umum, kalangan TNI tidak mempercayai hasil perundingan apapun karena Indonesia selalu dirugikan. Pada akhirnya kecurigaan TNI memang beralasan karena Belanda kembali melanggar perundingan Roem Royen yang telah disepakati. Belanda menyerang jantung pertahanan Indonesia dan mencoba merebut Indonesia kembali. Penyerbuan Belanda membuat Konferensi Meja Bundar segera dilaksanakan.

Dampak perjanjian Roem Royen tidak mencakup nasib Papua sebagai bagian dari Indonesia sehingga sejarah pengembalian Irian Barat pada waktu itu masih panjang. Masalah perjuangan pembebasan Irian Barat atau Papua menjadi satu hal yang luput dirundingkan pada waktu itu sehingga Indonesia belum dapat menjadikan Papua sebagai bagian dari RI.  Papua tidak diakui karena banyak alasan, salah satunya karena Papua bukanlah daerah jajahan Belanda padahal banyak rakyat Papua yang ingin masuk ke Indonesia. Masalah Papua kemudian dibawa ke Konferensi Meja Bundar. Dampak perjanjian Roem Royen telah menjadi tonggak berdirinya kedaulatan Indonesia di mata negara lain sehingga berpeluang besar mendirikan pemerintahan yang bebas dari intervensi atau campur tangan Belanda.

The post 9 Dampak Perjanjian Roem Royen Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
16 Dampak Agresi Militer Belanda I Bagi Indonesia /dunia/dampak-agresi-militer-belanda-i Mon, 21 Oct 2019 04:23:46 +0000 /?p=5343 Agresi Militer Belanda I atau Operasi Produk (Operatie Product) merupakan peristiwa sesudah proklamasi yang dikenal dalam catatan sejarah Indonesia dilakukan oleh Belanda di wilayah kedaulatan Indonesia di Pulau Jawa dan…

The post 16 Dampak Agresi Militer Belanda I Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Agresi Militer Belanda I atau Operasi Produk (Operatie Product) merupakan peristiwa sesudah proklamasi yang dikenal dalam catatan sejarah Indonesia dilakukan oleh Belanda di wilayah kedaulatan Indonesia di Pulau Jawa dan Sumatera pada 21 Juli hingga 5 Agustus 1947. Tujuan dilakukan agresi militer I tersebut adalah untuk merebut daerah – daerah perkebunan penghasil rempah – rempah. Pada saat itu Belanda memang menanggung keuntungan sangat besar dari komoditas rempah – rempah yang berasal dari kekayaan alam Indonesia. Hasil bumi tersebut diperdagangkan secara internasional dan mendatangkan keuntungan besar bagi Kerajaan Belanda, sehingga ketika Indonesia menyatakan kemerdekaan, Belanda akan kehilangan sumber pundi – pundi uangnya.

Serangan Belanda difokuskan di tiga tempat yaitu Sumatra Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Belanda menyasar perkebunan tembakau di Sumatra Timur, menguasai seluruh pantai utara Jawa Tengah dan menyasar wilayah perkebunan tebu serta pabrik gula di Jawa Timur. Istilah Operasi Produk tersebut berasal dari Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook yang tidak lagi mengakui hasil sejarah perjanjian Linggarjati pada 25 Maret 1947. Belanda menggunakan penafsiran mereka sendiri untuk melanggar perjanjian tersebut dan mencari cara untuk kembali menguasai Indonesia. Aksi tersebut sudah tentu menimbulkan dampak agresi militer Belanda I bagi Indonesia dalam beberapa bidang.

Tujuan Agresi Militer Belanda I

Belanda melancarkan agresi dengan dalih aksi polisionil untuk memulihkan kondisi keamanan di Indonesia untuk mempertahankan penafsiran mereka yang sepihak terhadap perjanjian Linggarjati. Pada saat itu memang terjadi perselisihan akan hasil perundingan Linggarjati antara Indonesia dan Belanda,namun Belanda memanfaatkannya sebagai celah untuk kembali menguasai Indonesia. Belanda terus memaksa menjadikan Indonesia sebagai negara persemakmuran dengan Belanda sebagai negara Induk yang ditolak oleh bangsa Indonesia yang menginginkan kedaulatan, lepas dari campur tangan Belanda.

Selain motif ekonomi, Belanda juga memiliki tujuan lain untuk mengepung ibukota RI dan merebut kedaulatan yang telah didapatkan dengan susah payah dan menghancurkan tentara nasional Indonesia. Belanda kemudian menyerang di daerah – daerah Pulau Jawa dan Sumatera sehingga pasukan TNI yang belum siap tercerai berai, namun kemudian mendirikan benteng pertahanan baru dan melakukan strategi perang gerilya Indonesia yang cukup berhasil. Gerakan Belanda menjadi terbatas dan hanya dapat menyerang di kota – kota besar serta jalan raya, sementara tentara Indonesia menguasai wilayah luar kota. Agresi militer Belanda I ini adalah contoh kerugian perjanjian linggarjati dan dampak perjanjian linggarjati bagi Indonesia.

Dampak Positif Bagi Indonesia

  1. Aksi Belanda yang berkedok ‘Aksi Polisionil’ tidak dapat mengelabui dunia internasional yang menentang aksi tersebut sehingga Belanda kehilangan dukungan dari dunia internasional.
  2. Republik Indonesia berhasil mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat internasional.
  3. Beberapa negara Arab kemudian memberikan pengakuan secara de jure akan kemerdekaan RI, dimulai oleh Mesir pada 1947. Diikuti oleh Libanon, Syria, Irak, Afganistan dan Saudi Arabia tahun 1947 juga. Pengakuan tersebut tidak lepas dari peranan penting Sutan Syahrir yang mengirim delegasi pimpinan K.H. Agus Salim ke negara – negara Islam di Timur Tengah.
  4. Dampak agresi militer Belanda I dengan pengakuan negara – negara Arab tersebut memperkuat posisi Indonesia dalam perjanjian internasional.

Dampak Negatif Bagi Indonesia

  1. Dampak agresi militer Belanda I yang negatif adalah bahwa kekuatan militer Indonesia berhasil dilemahkan oleh Belanda, sehingga kekuatan TNI menjadi terjepit .
  2. Belanda berhasil menguasai daerah – daerah penting Indonesia sehingga wilayah Indonesia semakin sempit.
  3. Lebih dari 150 ribu orang pasukan Indonesia dari sekitar 500 ribu orang tewas sebagai dampak agresi militer Belanda I.
  4. Tidak hanya dari militer, warga sipil juga ikut menjadi korban.
  5. Serangan Belanda juga mempengaruhi ekonomi Indonesia termasuk pengeluaran biaya untuk keperluan perang.
  6. Terganggunya stabilitas politik dan pemerintahan RI.
  7. Pembantaian terhadap rakyat Sulawesi Selatan pada Januari 1948 yang dipimpin pasukan Kapten Westerling.
  8. Pembantaian rakyat desa Rawagede sebanyai 491 orang yang dituduh menyembunyikan Lukas Kustaryo dan pasukannya pada Desember 1947.
  9. Pembantaian rakyat di Jawa Timur yang dimasukkan ke dalam gerbong kereta api maut yang ditutup rapat tanpa ventilasi sehingga seluruh tahanan mati lemas kekurangan oksigen.
  10. Daerah perkebunan Indonesia seperti Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur banyak dikuasai oleh Belanda sehingga menimbulkan kerugian untuk Indonesia.
  11. Kerugian negara yang besar secara ekonomi karena biaya perang dan banyaknya bangunan yang hancur.
  12. Tewasnya beberapa tentara muda seperti Komodor Muda Udara dr. Abdurahman Saleh, Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, dan Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo karena pesawat Dakota bersimbol palang merah yang mereka tumpangi membawa sumbangan Palang Merah Malaya untuk TNI ditembak jatuh oleh Belanda pada 29 Juli 1947.

Penyelesaian Agresi Militer I

Reaksi besar dari dunia internasional mengecam agresi militer Belanda I tersebut, berkat desakan India dan Australia pada tanggal 30 Juli 1947 langsung menjadi pembahasan Dewan Keamanan PBB. DK PBB  meminta penghentian permusuhan kedua pihak, namun Belanda tetap tidak mempedulikan reaksi keras dari dunia internasional tersebut. Indonesia juga secara resmi melaporkan agresi militer Belanda ke PBB karena telah melanggar perjanjian internasional yaitu tujuan perjanjian Linggarjati.

Belanda menganggap mereka memiliki hak untuk menentukan perkembangan negara Indonesia dengan menghancurkan RI, namun sekutu – sekutu utama Belanda seperti Inggris, Australia dan Amerika tidak mau mengakui hak tersebut kecuali diakui oleh rakyat Indonesia. Dan hal itu tidak mungkin terjadi, yang berarti Belanda harus terus melakukan penaklukan secara militer. Sebagai hasil dari desakan negara – negara lain, PBB kemudian mengambil langkah pertama untuk menghentikan penyerangan militer di dunia dan memaksa penyerang untuk menghentikan agresinya.

Dengan demikian, PBB menganggap masalah antara Belanda dan Indonesia bukan lagi sebagai masalah antara negara jajahan dan penguasanya namun sudah menjadi masalah internasional yang bisa memicu perang dunia. Pada tanggal 25 Agustus 1947 DK PBB membentuk komite untuk menengahi konflik bersenjata Belanda dan Indonesia yang disebut sebagai Komisi Tiga Negara yang beranggotakan Australia, Belgia dan Amerika Serikat. Indonesia memilih Australia, Belanda memilih Belgia dan AS sebagai pihak netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland, AS oleh Dr. Frank Graham.

Dampak agresi militer Belanda I bisa diminimalkan dan dihentikan juga berkat perjuangan diplomasi pemerintah Indonesia di luar negeri  sebagai bagian dari peran Indonesia dalam hubungan internasional dan peran Indonesia dalam PBB. Para delegasi Indonesia berusaha memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Indonesia layak dan mampu menjadi negara yang berdaulat, terbukti dari munculnya reaksi keras kepada agresi militer yang dilakukan Belanda. Pada tanggal 15 Agustus 1947 pemerintah Belanda akhirnya bersedia menerima resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pertempuran. Walaupun demikian, Belanda kemudian kembali mengingkari gencatan senjata yang disepakati dalam sejarah perjanjian Renville dan mengingkari latar belakang perjanjian Renville dengan operasi militer yang lebih besar dan dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

The post 16 Dampak Agresi Militer Belanda I Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
5 Tokoh Pertempuran Bandung Lautan Api pada 1946 /tokoh/tokoh-pertempuran-bandung-lautan-api Wed, 09 Oct 2019 10:20:18 +0000 /?p=5301 Bandung yang berjuluk Kota Kembang menjadi salah satu pusat pariwisata di Jawa Barat saat ini memang memiliki kisah sejarah kota Bandung  yang sangat terkenal. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Bandung dianggap…

The post 5 Tokoh Pertempuran Bandung Lautan Api pada 1946 appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Bandung yang berjuluk Kota Kembang menjadi salah satu pusat pariwisata di Jawa Barat saat ini memang memiliki kisah sejarah kota Bandung  yang sangat terkenal. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Bandung dianggap sebagai salah satu kota yang letaknya strategis dan karenanya banyak diincar oleh tentara penjajah untuk diduduki. Bandung Lautan Api merupakan sebutan untuk peristiwa terbakarnya kota Bandung yang terjadi pada 24 Maret 1946. Penyebab peristiwa Bandung Lautan Api adalah ultimatum dari pihak sekutu.

Pembakaran terhadap bangunan – bangunan di Bandung dilakukan rakyat dan pejuang untuk mencegah sekutu atau NICA menggunakan Bandung sebagai markas militer, hal yang menjadi latar belakang Bandung Lautan Api. Sekitar dua ratus ribu orang penduduk Bandung membakar rumah mereka dalam waktu tujuh jam  lalu mengungsi meninggalkan kota menuju selatan Bandung dengan sukarela di akhir pertempuran Bandung Lautan Api.

Tokoh Pertempuran Bandung Lautan Api

Sejak tentara Sekutu yang sebagian besarnya terdiri dari tentara Inggris pimpinan Brigade MacDonald memasuki Bandung pada tangga 12 Oktober 1945, kerap terjadi beberapa insiden yang tidak terhindarkan antara sekutu dan pejuang serta rakyat RI. Inggris pertama kali memberikan ultimatum pada 27 November 1945 yang menuntut agar semua senjata yang berasal dari rampasan tentara Jepang untuk diserahkan kepada sekutu. Konflik – konflik yang terjadi kemudian membuat sekutu kembali melayangkan ultimatum kedua dan merupakan peringatan final kepada Gubernur Jawa Barat. Ultimatum itu menuntut pengosongan Bandung Selatan seluruhnya maksimal tanggal 24 Maret pukul 24.00. Beberapa tokoh pertempuran Bandung Lautan Api yang turut terlibat dalam keputusan untuk mengadakan pembumi hangusan dan kronologi Bandung Lautan Api  yaitu:

1. Kolonel Abdul Haris Nasution

Untuk memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan menanggapi ultimatum Sekutu agar mengosongkan Kota Bandung maka diselenggarakan suatu musyawarah pada 23 Maret 1946 di Jakarta. Sebagai Komandan Divisi III, tokoh pertempuran Bandung Lautan Api Kolonel Abdul Haris Nasution bertanggung jawab akan nasib rakyat serta anak buahnya. Ia sangat terlibat pada musyawarah yang dilakukan untuk pengambilan keputusan yang mengarah kepada peristiwa Bandung Lautan Api.

Pertemuan tersebut dilakukan bersama dengan pemerintahan sipil, polisi, DPRD dan Karesidenan. Ia menyampaikan keputusan musyawarah dan memerintahkan evakuasi rakyat Bandung. Pemerintah pusat telah memutuskan untuk mematuhi ultimatum yang diberikan Inggris untuk menghindari pertumpahan darah lagi dan menugaskan militer untuk menjalankan keputusan tersebut. Setelah itu AH. Nasution kemudian mengadakan pertemuan lagi dengan para pejuang, yang menghasilkan keputusan untuk membumi hanguskan kota Bandung.

2. Muhammad Toha

Ia adalah tokoh pertempuran Bandung Lautan Api yang berasal dari BRI atau Barisan Rakyat Indonesia. Muhammad Toha lahir pada tahun 1927 di Bandung. Ia salah satu komandan pejuang yang ditugaskan dalam misi untuk menghancurkan gudang senjata dan amunisi milik pasukan sekutu. Walaupun berhasil meledakkannya dengan menggunakan dinamit, Mohammad Toha harus mengorbankan nyawanya bersama seorang pejuang lainnya yaitu Moh. Ramdan. Namun pengorbanannya tidak sia – sia karena sekutu mengalami kerugian besar dengan kehilangan pasokan senjatanya. Muhammad Toha gugur pada 24 Maret 1946.

3. Mayor Rukana

Mayor Rukana adalah tokoh pertempuran Bandung Lautan Api, seorang komandan Polisi Militer Bandung. Ia adalah orang yang mencetuskan ide untuk membakar Bandung Selatan menjadi lautan api. Awalnya ia menanggapi Letkol Omon Abdurachman yang ditegur Kolonel Nasution karena ingin melakukan perlawanan. Rukana yang juga ingin melawan mengatakan untuk meledakkan terowongan Sungai Citarum yang ada di Rajamandala agar sungai meluap dan membuat Bandung menjadi lautan air. Namun karena emosi, ia malah mengatakan lautan api, dan bukan lautan air.

4. Atje Bastaman

Reputasi surat kabar Suara Merdeka pada waktu itu barangkali bisa disejajarkan dengan surat kabar Suara Rakyat di Surabaya, yang lalu pindah ke Kediri, Malang dan Mojokerto. Kedua surat kabar ini dibredel Belanda pada saat melakukan Agresi Militer I di Jli 2014. Istilah Bandung Lautan Api kemudian dikenal berkat sebuah artikel yang ditulis oleh Atje Bastaman, seorang wartawan muda yang menulis untuk koran Suara Merdeka. Atje menyaksikan peristiwa terbakarnya kota Bandung yang sudah tampak merah dari Cicadas hingga Cimindi dari atas bukit Gunung Leutik di Garut. Ketika tiba di Tasikmalaya keesokan harinya ia langsung menuliskan apa yang disaksikan. Tulisannya tersebut yang terbit di harian Suara Merdeka pada 26 Maret 1946 diberi judul Bandoeng Djadi Laoetan Api. Judul artikelnya kemudian harus dipangkas menjadi Bandoeng Laoetan Api karena keterbatasan ruangan cetak di koran tersebut.

5. Sutan Sjahrir

Tokoh pertempuran Bandung Lautan Api ini pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat. Ketika Kolonel Nasution mengajukan keberatan untuk mengosongkan Bandung, Syahrir justru memutuskan untuk menuruti ultimatum tentara Inggris / Sekutu. Dasar pertimbangannya adalah bahwa TRI belum memiliki sarana yang memadai untuk menjadi tandingan sekutu yang membawa banyak persenjataan. Dalam kondisi demikian, sangat beresiko menimbulkan korban jiwa lagi di pihak Indonesia. Padahal TRI dibutuhkan untuk melawan NICA yang akan datang setelah sekutu. Sutan Sjahrir menghawatirkan tindakan pembakaran akan merugikan rakyat juga karena memerlukan biaya untuk membangunnya kembali.

Bandung Lautan Api adalah suatu peristiwa heroik yang dilakukan rakyat dan pejuang untuk mencegah pihak asing menguasai tanah tumpah darah mereka. Masih banyak rakyat yang tidak mengetahui rencana tersebut walaupun telah diumumkan di radio. Para pejuang dan aparat pemerintahan kemudian gencar meneruskan berita kepada masyarakat sehingga semuanya mendapatkan kabar dan jumlah pengungsi semakin bertambah. Pembakaran kota akan dilakukan malam itu juga selagi penduduk mengungsi dalam rombongan besar. Pertempuran kemudian terjadi di desa Dayeuhkolot sebelah selatan Bandung, dimana terletak  gudang amunisi besar milik sekutu. Disinilah Muhammad Toha dan Ramdan tewas.  Sebagai aba – aba, Bank Rakyat menjadi gedung pertama di Bandung yang diledakkan, lalu pembakaran dilanjutkan di wilayah Banceuy, Cicadas, Braga serta Tegallega. Asrama – asrama TRI juga ikut dibakar.

Kota Bandung sudah kosong dari rakyat dan dari para pejuang pada pukul 24.00, namun kobaran api dan asap tetap tampak dimana – mana. Persiapan minim dan kurangnya peralatan membuat banyak gedung penting yang tidak sempat diledakkan. Banyak juga gedung yang tidak mengalami efek penghancuran seperti yang diinginkan. Situasi yang kacau pada saat itu membuat pembakaran yang tadinya ditujukan pada gedung – gedung pemerintahan atau gedung yang berpotensi digunakan sebagai markas justru meluas hingga pembakaran rumah rakyat.

Pembakaran itu dilakukan oleh rakyat sendiri secara sukarela sebelum mengungsi mulai jalan Buah Batu, Cicadas, Cimindi, Cibadak, Pagarsih, Cigereleng, Sudirman, hingga Kopo. Kobaran api yang terbesar terjadi di Cicadas dan Tegallega, sekitar Ciroyom, jalan Otista, Cikudapateuh dan lainnya. Semangat patriotisme rakyat Bandung untuk mempertahankan tanah airnya dari penyerobotan penjajah asing sungguh terlihat melalui kerelaan mereka untuk mengorbankan rumahnya sendiri. Dampak Bandung Lautan Api berhasil mencegah sekutu menduduki Bandung dan mengobarkan semangat juang di daerah – daerah lainnya sehingga peristiwa Bandung Lautan Api dikenang oleh seniman dan penyair Ismail Marzuki yang turut mengalaminya dalam lagu Halo – Halo Bandung yang menjadi salah satu lagu nasional sampai sekarang.

The post 5 Tokoh Pertempuran Bandung Lautan Api pada 1946 appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
3 Dampak Bandung Lautan Api Bagi Indonesia /indonesia/dampak-bandung-lautan-api Mon, 30 Sep 2019 07:53:52 +0000 /?p=5248 Kemerdekaan Indonesia memang sudah diraih, tapi perjuangan rakyat Indonesia masih belum selesai. Rakyat Indonesia harus berjuang lagi untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Sesudah Jepang pergi, kini orang Belanda…

The post 3 Dampak Bandung Lautan Api Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah kota bandung yang mengulas tentang Akhir Pertempuran Bandung lautan api, latar belakang bandung lautan api. Penyebab Bandung Lautan Api Dampak Bandung Lautan ApiBelanda sepertinya masih berambisi untuk menguasai Indonesia. Tapi ketika Agresi militer Belanda 2 benar-benar hancur. Di tanah Eropa, Belanda diinjak-injak oleh tentara Hitler yang begitu kuat dan di tanah Hindia juga diinjak-injak oleh Jepang. Karena itulah, Belanda perlu bantuan tentara sekutu sembari memulihkan kondisi. Tentara sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Hawthorn dan tentara NICA yang dipimpin Kapten Gray memasuki Bandung pada Oktober 1945. Pasukan Jepang melakukan pembersihan di kota agar tentara sekutu lebih mudah memasuki kota Bandung. Muncul rumor bahwa tentara sekutu akan mengambil alih kota Bandung dan tentunya rakyat menjadi semakin khawatir. Akhirnya ada gelagat bahwa kedatangan sekutu memang bertujuan untuk menempati Bandung sebagai pusat militer sekutu Jawa Barat. Pasukan Inggris terdiri dari orang-orang Sikh dari India yang bersorban, juga dari Nepal atau tentara Gurkha dengan membawa persenjataan lengkap. Orang Sikh dan Gurkha ini dipimpin oleh Kolonel McDonald. Kekuatan militer Belanda di Indonesia saat itu belum maksimal sehingga memanfaatkan tentara Inggris untuk melawan pejuang Indonesia. Tujuan Kedatangan Inggris dan Belanda beda di awal dan akhir. Awalnya bertujuan untuk melucuti para tentara Jepang dan membebaskan tawanan Belanda serta Eropa. Mereka juga ingin membantu upaya penegakan ketertiban karena adanya kemungkinan aksi massa terhadap orang-orang yang dianggap memihak Belanda. Tiba-tiba dengan seenaknya sendiri, Kolonel McDonald langsung menuntut agar laskar bersenjata baik TKR, pejuang dan polisi menyerahkan senjata ke tentara sekutu yang ada di bawah komandonya. Situasi yang panas inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab peristiwa Bandung Lautan Api. Pertikaian meletus pada tanggal 21 November 1945 ketika para pejuang menyerang tentara Inggris Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homann. Penyebab kedua yaitu Ultimatum Kolonel McDonald untuk mengosongkan Bandung Utara. Dikosongkan dari pasukan bersenjata dan penduduk. Ultimatum ini disampaikan pada tanggal 24 November 1945 kepada Gubernur Jawa Barat. Ini adalah faktor kedua yang menjadi alasan kenapa Bandung Lautan Api bisa terjadi. Tentu saja banyak yang tidak terima. Keesokan harinya meletus pertempuran kecil di sejumlah wilayah di Bandung. Seperti di Cihaurgeulis, Pasirkaliki, Sukajadi, Viaduct dan Balai Kereta Api. Inggris juga membalas dengan menerbangkan pesawat untuk menjatuhkan bom ke Cicadas dan Lengkong Besar. Sekutu berusaha membebaskan tawanan perang Eropa di Lengkong Besar. Perundingan dan Ultimatum Penyebab ketiga yaitu hasil dari perundingan RI dan sekutu. Perundingan ini diadakan pada tanggal 25 November 1945 untuk menyelesaikan konflik dan ketegangan. Hasil dari perundingan ini yaitu dibaginya Bandung menjadi dua bagian, yaitu Bandung Utara yang dikuasai oleh sekutu dan Bandung Selatan yang dikuasai oleh RI. Rakyat Indonesia yang berada di Bandung Utara terus mendapat teror dan tekanan dari pihak sekutu. Tentu semua akan muak karena harus meninggal rumahnya masing-masing. Penyebab keempat adalah ultimatum kedua sekutu pada tanggal 23 Maret 1946. Sekutu ingin Tentara Republik Indonesia (TNI di masa itu) meninggalkan kota Bandung Utara secepatnya dan paling lambat adalah 24.00 WIB. TRI mendapatkan instruksi yang membingungkan. Pemerintah menginginkan agar menuruti ultimatum sekutu demi keamanan rakyat dan mencegah pertempuran. Sementara markas TRI di Yogyakarta memerintahkan agar TRI tetap bertahan di Bandung. Sehingga Majelis Persatoean Perdjoeangan Priangan sepakat untuk membumi hanguskan Bandung. Dampak Bandung Lautan Api Seperti yang sudah ditulis di latar belakang, sekutu dan khususnya Belanda menginginkan Bandung. Bandung sangat penting bagi mereka terutama untuk lokasi strategis yang sangat mendukung operasi militer. Bisa kita lihat dari faktor-faktor terjadinya Bandung Lautan Api yang sudah kita bahas di atas. Faktor-faktor tersebut membuktikan bahwa mereka sangatlah mengharapkan Bandung. Tapi, syukurlah, karena pengorbanan warga dan para pejuang Bandung, sekutu gagal menguasai Bandung. Berikut adalah Dampak Bandung Lautan Api.

1. Sekutu tidak bisa memanfaatkan Bandung

Sekutu akhirnya gagal memiliki Bandung. Bandung memang tempat yang cukup strategis untuk militer. Semua tempat munisi, bangunan, taman, rumah dan tempat-tempat lain dibakar oleh para pejuang. Sehingga ketika apinya padam, sekutu hanya mendapati bangunan-bangunan yang hancur. Bandung Lautan Api merupakan strategi bumi hangus. Bumi hangus adalah strategi yang bertujuan untuk menghancurkan semua sumber daya yang berpotensi untuk dimanfaatkan tentara musuh. Sekutu memang berhasil menguasai Bandung pada Oktober 1945. Tapi karena strategi bumi hangus ini sekutu nyaris tidak mendapatkan apapun.

2. Sekutu gagal menambah senjata baru

Di antara bangunan-bangunan yang hancur itu tentu ada gudang senjata. Sekutu jelas menginginkan senjata melalui ultimatum pertama dan keduanya. Sebelum membakar habis Kota Bandung, para pejuang tentu sudah mengemas persediaan senjata untuk dibawa pergi.

3. Banyak prajurit sekutu yang tewas

Mungkin kita sering mendengar berita tentang kebakaran yang memakan beberapa korban jiwa. Tapi yang terjadi di Bandung ini bukan kebakaran biasa. Melainkan kebakaran hebat dengan api yang mampu menghanguskan sebagian besar. Api yang besar seperti ini tentu banyak membunuh tentara sekutu. Tentang kejadian ini, akhir pertempuran bandung lautan api lebih menusuk sekutu.

The post 3 Dampak Bandung Lautan Api Bagi Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Latar Belakang Bandung Lautan Api Secara Singkat dan Lengkap /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/latar-belakang-bandung-lautan-api Wed, 25 Sep 2019 02:50:20 +0000 /?p=5223 Di masa lalu, terjadi peristiwa sejarah yang terkenal pada saat Indonesia berada dalam situasi mempertahankan kemerdekaan sesudah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 yang dikenal dengan Bandung Lautan Api dan akhirnya didirikan…

The post Latar Belakang Bandung Lautan Api Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Di masa lalu, terjadi peristiwa sejarah yang terkenal pada saat Indonesia berada dalam situasi mempertahankan kemerdekaan sesudah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 yang dikenal dengan Bandung Lautan Api dan akhirnya didirikan Monumen Bandung Lautan Api sebagai pengingat peristiwa tersebut. Ini merupakan peristiwa terbakarnya Kota Bandung Utara yang dilakukan oleh rakyat Bandung sebagai bentuk respon pada ultimatum dari tentara sekutu supaya rakyat Bandung pergi meninggalkan kota Bandung di bulan Maret 1945.

Peristiwa besar ini dinamakan dengan Bandung Lautan Api oleh sekitar 200 ribu rakyat Bandung dan pada akhirnya mebuat rakyat Bandung pergi meninggalkan kota dan dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk membaka seluruh rumah dengan harta benda didalamnya. Agar lebih jelas, berikut kami berikan ulasan tentang latar belakang Bandung Lautan Api sebagai tambahan informasi.

Penyebab Bandung Lautan Api

Latar belakang Bandung Lautan Api terdiri dari beberapa peristiwa dan berikut adalah beberapa peristiwa yang menjadi penyebab peristiwa Bandung Lautan Api tersebut.

  1. Tuntutan pada masyrakat Bandung dari Brigade Mac Donald untuk menyerahkan semua senjata dari hasil melucuti senjata tentara Jepang pada pihak sekutu.
  2. Ultimatum dari sekutu dengan perintah untuk mengosongkan kota Bandung Utara selambat lambatnya tanggal 29 November 1945.
  3. Tentara sekutu membagi kota Bandung menjadi dua yakni utara dan selatan.
  4. Rencana untuk membangun ulang markas sekutu di kota Bandung.

Urutan Peristiwa Bandung Lautan Api

Urutan dan latar belakang Bandung Lautan Api dimulai pada saat pasukan sekutu mendarat di Bandung bulan Oktober 1945. Pasukan Inggris dari pasukan Brigade Mac Donald tiba di Bandung ketika pejuang sedang merebut seluruh senjata dari tentara Jepang. Hubungan pemerintah Indonesia dan tentara sekutu pada saat itu juga tidak baik sehingga sekutu mengeluarkan ultimatum untuk semua rakyat termasuk TKR dan polisi agar menyerahkan senjata yang didapat dari Belanda pada sekutu meski mereka baru datang dan langsung memberi perintah untuk menyerahkan senjata hasil pelucutan dari tentara Jepang. Tuntutan tersebut dipertegas lewat ultimatum yang disampaikan sekutu.

Dalam ultimatum tersebut dikatakan jika senjata hasil rampasan dari tentara Jepang harus diserahkan pada mereka. Sekutu juga memberikan perintah pada masyarakat Indonesia untuk keluar dari Bandung maksimal pada tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat. Peristiwa ini semakin diperburuk dengan orang Belanda yang menjadi tawanan dan baru dibebaskan mulai melakukan tindakan meresahkan serta mengganggu keamanan rakyat Indonesia. Dengan terjadinya beberapa peristiwa tersebut, maka semakin mendorong terjadinya bentrokan senjata.

Perlawanan pra Bandung Lautan Api

Sebelum peristiwa tersebut, sudah terjadi bentrokan senjata tentara Inggris dengan TKR pada malam hari tanggal 21 November 1945. TKR adalah bagian dari badan perjuangan rakyat yang kemudian melakukan penyerangan di beberapa markas Inggris di Bandung utara seperti Hotel Homann dan juga Hotel Preanger yang dipakai musuh sebagai markas sehingga memicu serangan.

Tiga hari sesudah penyerangan oleh pejuang, Mac Donald mengeluarkan ultimatum pada Gubernur Jawa Barat yang berisi agar Bandung Utara segera dikosongkan termasuk juga oleh polisi dan tentara namun tidak ditanggapi oleh rakyat dan akhirnya memicu pertempuran sekutu dengan pejuang tanggal 16 Desember 1945.

Sedangkan pada tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali memberikan ultimatum yang memerintahkan supaya Tentara Republik Indonesia segera keluar dari Bandung. Tentara Rakyat Indonesia yang berada di Jakarta kemudian menanggapi hal tersebut dengan memerintahkan rakyat pergi dari Bandung untuk keamanan. Akan tetapi perintah ini tidak sejalan dengan markas TRI di Yogyakarta yang memberikan instruksi supaya semua rakyat Bandung tetap bertahan.

Peristiwa Pembumihangusan Bandung Utara

Dalam kondisi tersebut, sekutu kemudian membagi Bandung menjadi dua yakni Bandung Utara dan Bandung Selatan. Sekutu lalu memerintahkan rakyat untuk segera mengosongkan Bandung Utara yang semakin membuat kondisi Kota Bandung semakin mencekam.Banyak orang yang mulai panik dan bahkan pejuang juga bingung untuk mengikuti perintah yang berbeda beda dari Jakarta dan Yogyakarta. Sampai akhirnya, pejuang Indonesia membuat keputusan untuk menyerang secara besar besaran pada tentara sekutu tanggal 24 Maret 1946.

Pejuang Indonesia kemudian menyerang pos pos sekutu dan melakukan pembakaran seluruh rumah beserta harta yang ada didalamnya di Bandung Utara. Sesudah berhasil membakar dan menghanguskan Bandung Utara, seluruh rakyat kemudian berbondong bondong pergi meninggalkan Bandung. Peristiwa pembakaran ini dilakukan sekitar 200 ribu orang dalam waktu 7 jam yang kemudian membuat Bandung dipenuhi dengan kobaran api seperti Lautan Api sehingga peristiwa ini dikenal dengan sebutan Peristiwa Bandung Lautan Api.

Tujuan Membakar Bandung

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pjuang lebih memilih membakar Kota Bandung kemudian pergi meninggalkan kota tersebut. Ini semua dilakukan untuk mencegah sekutu memanfaatkan Bandung sebagai markas militer. Rencana pembakaran kota Bandung tersebut dinamakan dengan operasi Bum Hangus lewat musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan. Dari hasil musyawarah tersebut adalah pengambilan keputusan untuk membumihanguskan Kota Bandung.

Musyawarah dilakukan di hadapan seluruh elemen perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 23 Maret 1946. Dalam musyawara tersebut juga didapat kesepakatan jika Kolonel Abdul Harus Nasution menjabat sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia kemudian memerintahkan rakyat Bandung untuk mengosongkan kota Bandung yang membuat semua massyarakat mulai berbondong bondong keluar dari tempat tinggalnya.

Peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa pembakaran itu terjadi pada malam hari bersamaan dengan beberapa rakyat yang mulai keluar dari Bandung dan menjadi salah satu sejarah Kota Bandung. Peristiwa ini membuat sekutu tidak bisa memakai Bandung untuk markas militer. Akibat dari kejadian tersebut, Kota Bandung diselimuti dengan asap hitam yang mengepul tinggi dan membuat semua listrik padam. Dalam kondisi yang mencekam, tentara Inggris tidak tinggal diam dan mulai melakukan penyerangan yang menyebabkan pertempuran besar besaran terjadi di Desa Dayeuhkolot di sebelah selatan Bandung sebab ini merupakan gudang amunisi terbesar tentara sekutu.

Perjuangan Indonesia yang dipimpin Muhammad Toha serta Ramdan yakni 2 anggota milisi BRI [Barisan Rakyat Indonesia] mendapatkan misi untuk merusak gudang amunisi tentara Inggris tersebut dan akhirnya berhasil dilakukan Muhammad Thaha dengan cara meledakkan gudang senjata menggunakan dinamit. Namun dalam peristiwa tersebut, kedua pejuang ini juga ikut terbakar karena ledakan yang besar. Karena ledakan itu juga, yang pada awalnya staf pemerintahan Bandung ingin terus menetap kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkan Bandung.

Demikian ulasan singkat dari kami tentang latar belakang Bandung Lautan Api yakni salah satu peristiwa bersejarah yang membuat kota Bandung terbakar hangus dan merah menyala karena api sehingga dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.

The post Latar Belakang Bandung Lautan Api Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Peristiwa Black Armada Secara Singkat /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/peristiwa-black-armada Fri, 13 Sep 2019 09:32:34 +0000 /?p=5147 Peristiwa Black Armada adalah peristiwa sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia berupa pelarangan dari pelabuhan – pelabuhan Australia terhadap kapal dagang dan kapal militer Belanda untuk berlayar ke Indonesia yang baru saja…

The post Sejarah Peristiwa Black Armada Secara Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Peristiwa Black Armada adalah peristiwa sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia berupa pelarangan dari pelabuhan – pelabuhan Australia terhadap kapal dagang dan kapal militer Belanda untuk berlayar ke Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Larangan ini berasal dari pemogokan para pekerja pelabuhan oleh serikat pekerja maritim pada tahun 1945 – 1949. Para pekerja pelabuhan di Australia adalah kelompok pertama dari warga Australia yang menunjukkan dukungan untuk kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Dengan begitu Australia juga menjadi negara pertama yang terang – terangan mendukung dalam sejarah kemerdekaan Indonesia lengkap.

Pada saat ini tidak banyak orang dari kedua negara yang mengingat ataupun mengetahui mengenai peristiwa Black Armada. Padahal, hubungan Australia dan Indonesia dulu jauh lebih baik daripada sekarang dimana telah berkali – kali terjadi ketegangan secara politis antara kedua negara. Memulihkan hubungan antara kedua negara mungkin masih menjadi perjalanan yang sangat panjang. Namun mengetahui dan memahami bahwa Australia pernah menjadi negara pertama yang mendukung Indonesia untuk merdeka melalui peristiwa Black Armada setidaknya akan menjadi pengingat bahwa hubungan kedua negara pernah berada dalam tahap yang lebih baik daripada sekarang.

Hubungan Pelaut Indonesia dengan Australia

Pada saat itu di Australia para pelaut Indonesia yang bekerja untuk Belanda terbagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah para perwira kapal yang merupakan kaum terpelajar, pandai berbahasa Inggris dan Belanda, mudah mendapatkan informasi dan kondisi politik, juga digaji seperti orang Eropa. Kategori lain adalah para buruh kapal yang buta huruf, tidak bisa berbahasa asing dan lingkungan kerja buruk serta bergaji sangat minim. Ketika para pelaut berkontak dengan Australian Seamen’s Union di Sydney, mereka diberitahu mengenai diskriminasi yang terjadi. Para buruh dari Indonesia diberitahu bahwa mereka sekarang bekerja di Australia dan memiliki hak sebagai pekerja juga untuk memprotes ketidak adilan yang dialami.

Sekitar 2000 orang pelaut kemudian berunjuk rasa di Sydney, namun Belanda menyebut mereka sebagai pengkhianat dan dikirim ke penjara. Tetapi pada akhirnya mereka dibebaskan dan dapat bekerja dengan lingkungan yang lebih baik. Itu adalah awal hubungan baik antara pelaut Indonesia dengan Union. Koneksi selanjutnya terjadi ketika para tahanan pengasingan dari Digul yang dibawa ke Australia melapor pada Queensland Trades and Labor Council yang diteruskan pada Waterside Workers Federation (WWF) dan berlanjut pada Peristiwa Black Armada tersebut.  Ketahui juga mengenai sejarah kemerdekaan Australia, sejarah benua Australia dan tujuan organisasi ANZUS.

Dimulainya ‘Black Ban’

Ketika pada 15 Agustus 1945 Kekaisaran Jepang mengumumkan penyerahan diri kepada Sekutu, perang dunia II berakhir dan begitu juga pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Ketika dua hari kemudian pada 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Belanda ngotot menolak dan masih mengklaim Indonesia sebagai miliknya sehingga kembali berusaha untuk memaksakan kembali kekuasaannya. Peristiwa ‘Black Armada’ atau ‘Armada Hitam’ tersebut memboikot tugas bongkar muat pada ratusan kapal milik Belanda yang membuktikan adanya dukungan tersebut.

Peristiwa Black Armada atau pelarangan hitam (black ban) berawal dari sejumlah buruh pelabuhan asal Indonesia yang bermukim di Wooloomooloo, Sydney yang mendengar kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui berita siaran radio gelombang pendek. Keesokan harinya seorang buruh di kapal Belanda bernama Tukliwon menyampaikan kabar itu kepada rekan – rekannya sesama buruh pelabuhan di Australia. Mereka kemudian berjanji untuk memberikan dukungannya karena curiga muatan kapal berbendera Belanda akan mengangkut peralatan yang akan digunakan untuk agresi ke Indonesia kembali.

Para pelaut Indonesia kemudian membuat surat permohonan kepada Federasi Pekerja Pelabuhan Australia (WWF) untuk bergabung dalam boikot, dan sekjen WWF Jim Healy menyatakan bahwa serikat pekerja tidak akan membantu sebagai pihak yang mendukung penindasan terhadap pemerintah Indonesia yang sudah terpilih. Komite perselisihan dari Dewan Perdagangan dan Perburuhan menyetujui larangan oleh serikat pekerja tersebut dan menyatakan enam kapal di Brisbane sebagai target boikot. Beberapa hari kemudian para buruh di kapal ferry Belanda diminta untuk berlayar kembali ke Jawa, namun demi mendukung kemerdekaan Indonesia maka mereka menolak.

Aksi ini langsung memicu adanya dukungan dari serikat pekerja pelabuhan Australia, yang mengeluarkan perintah untuk embargo seluruh kapal yang membawa amunisi dan bahan – bahan lain yang dapat digunakan untk menyerang Indonesia. Tanggal 24 September 1945 terjadi boikot besar – besaran kepada kapal – kapal Belanda di Pelabuhan Brisbane dan Sydney. Tiga buah kapal di Brisbane ditahan karena boikot tersebut begitu juga dengan SS. Karsik di Melbourne. Peristiwa Black Armada lalu menyebar ke Melbourne dann Fremantle.

Asosiasi pekerja pelabuhan lalu dengan cepat juga menyatakan dukungannya mulai dari juru masak, teknisi mesin, tukang cat kapal, tukang kayu dan yang lainnya. akibatnya sekitar 400 kapal Belanda yang berlabuh di Australia tidak dapat melanjutkan pelayaran ke Indonesia karena tidak ada tenaga pengangkut barang untuk membawa barang ke geladak, menyiapkan bahan bakar dan lain sebagainya. Dengan demikian kekuatan militer Belanda lumpuh secara signifikan. Ketahui juga mengenai sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia dan peran Indonesia dalam hubungan internasional.

Puncak Pemboikotan

Pemboikotan pada peristiwa Black Armada ini semakin meningkat dan memuncak pada 28 September 1945 ketika para pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda. Mereka memasang spanduk besar yang mendesak agar Belanda meninggalkan Indonesia. Diikuti dengan perintah dan seruan langsung kepada anggota serikat pekerja pelabuhan Australia untuk tidak memberikan tumpangan pada tentara dan pekerja Belanda, termasuk tidak mengangkat amunisi serta muatan lain ke kapal Belanda, dan semua yang berhubungan dengan Belanda adalah barang terlarang dan harus diembargo. Pada Oktober 1945, Australia membantu pemulangan lebih dari 1400 orang Indonesia tawanan perang Belanda yang berada di Australia menggunakan kapal kargo milik Australia bernama Esperance Bay dari pelabuhan Sydney.

Pada saat itu pemerintah Belanda menanggapi boikot dengan bersikeras bahwa peralatan dan personel militer yang diangkut di kapal – kapal tersebut akan digunakan untuk memerangi milisi yang pro Jepang di Indonesia. Komandan Hubert Quispel dari Dinas Informasi Pemerintah Hindia Belanda bahkan menyatakan bahwa kapal – kapal tersebut adalah kapal ‘belas kasih’ yang membawa makanan, pakaian dan obat – obatan untuk rakyat di Indonesia. Dengan pemboikotan tersebut, serikat pekerja militan Australia justru membantu pihak Jepang dan pemerintah yang disponsori oleh Jepang di Indonesia.

Pemboikotan dihentikan setelah lebih dari empat tahun lamanya setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia melalui sebuah konferensi dari 17 serikat pekerja yang mengesahkan mosi yang diajukan oleh Healy untuk mencabut pelarangan hitam terhadap pelayaran Belanda. Keberadaan pelabuhan Australia sangat penting bagi Belanda karena letaknya yang dekat dengan Indonesia, jadi sangat strategis sebagai lokasi persinggahan sementara sebelum menuju Indonesia. Berkat dukungan Australia ini, agresi militer yang dilancarkan oleh Belanda untuk kembali menguasai Indonesia menjadi tidak maksimal. Persenjataan dan perbekalan Belanda yang tidak dapat disalurkan dengan semestinya telah membuat bangsa Indonesia lebih mudah untuk mempertahankan kemerdekaan, karena jika pada saat itu Belanda menyerang dengan kekuatan penuh dan tanpa peristiwa Black Armada maka bisa jadi saat ini kita masih berada di bawah penjajahan.

The post Sejarah Peristiwa Black Armada Secara Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
6 Penyebab Peristiwa di Hotel Yamato Surabaya pada 1945 /indonesia/penyebab-peristiwa-di-hotel-yamato-surabaya Thu, 12 Sep 2019 08:31:12 +0000 /?p=5164 Tanggal 19 September 1945 akan menjadi hari yang selalu dikenang oleh masyarakat Surabaya karena pada hari terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia yang terjadi di Hotel Yamato Surabaya…

The post 6 Penyebab Peristiwa di Hotel Yamato Surabaya pada 1945 appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Tanggal 19 September 1945 akan menjadi hari yang selalu dikenang oleh masyarakat Surabaya karena pada hari terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia yang terjadi di Hotel Yamato Surabaya yang kini bernama Hotel Majapahit Surabaya dan menjadi salah satu bangunan bersejarah di Surabaya. Peristiwa ini terjadi karena diawali dengan gagalnya perundingan antara Sudirman dan juga Mr.V.Ch Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda dan berikut akan kami berikan penjelasan tentang penyebab peristiwa di Hotel Yamato Surabaya.

1. Kedatangan Tentara Inggris dan Belanda Dalam AFNEI

Penyebab peristiwa di Hotel Yamato Surabaya. Awalnya, Jepang dan juga Indo Belanda yang sudah keluar dari intermiran kemudian menyusun sebuah organisasi Komite Kontak Sosial yang memperoleh bantuan penuh dari Jepang. Dibentuknya komite tersebut disponsori oleh Palang Merah Internasional atau Intercross.

Akan tetapi ternyata, mereka melakukan kegiatan politik dibalik Intercross tersebut. Mereka berusaha untuk mengambil alih beberapa gudang serta tempat yang sudah mereka duduki seperti salah satunya adalah Hotel Yamato dimana peristiwa tersebut masuk dalam catatan sejarah Kota Surabaya. Pada tanggal 18 September 1945, Sekutu dan Belanda dari AFNEI [Allied Forces Netherlands East Indies] bersama dengan rombongan Intercross yang berasal dari Jakarta.

Rombongan Sekutu ini oleh administrasi Jepang yang berada di Surabaya ditempatkan di Hotel Yamato, sementara rombongan Intercross di gedung Setan, Jalan Tunjungan 80 Surabaya tanpa adanya izin dari Pemerintah Karesidenan Surabaya. Sejak saat itu, Hotel Yamato dijadikan sebagai markass RAPWI [Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Inernees] yakni bantuan rehabilitasi untuk Tawanan Peran dan juga Interniran.

2. Pembentukan Organisasi Kipas Hitam

Beberapa hari sebelum pengibaran bendera Belanda, terdengar kabar jika anak muda Belanda Indo membentuk organisasi yang dinamakan Kipas Hitam. Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk melawan gerakan kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, satu bulan sebelumnya. Selain berlindung di belakang Sekutu dari Allied Command, mereka ternyata adalah NICA [Netherlands Indies Civil Administration] yang ingin menguasai Indonesia kembali.Melihat hal tersebut secara jelas dari Kantor Berita Antara, wartawan merasa marah dan segera menyebarkannya pada kelompok pergerakan. Situasi semakin panas ketika akhirnya bendera Belanda tersebut dikibarkan di tiang tertinggi Hotel Yamato tersebut.

3. Pengibaran Bendera Belanda

Penyebab lainnya dari peristiwa di Hotel Yamato adalah karena pengibaran bendera Belanda yang merupakan sejarah monumen Tugu Pahlawan. Kelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. W.V.Ch Ploegman di malam hari tanggal 19 September 1945 pukul 21.00 kemudian mengibarkan bendera Belanda tanpa adanya persetujuan dari Pemerintah RI Daerah Surabaya di tianng tingkat tertinggi Hotel Yamato sebelah Utara.

Esok harinya, para pemuda melihat bendera tersebut dan marah karena menganggap Belanda sudah menghina kedaulatan Indonesia serta ingin mengembalikan kekuasaan di Indonesia sekaligus melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang dilangsungkan di Surabaya.Kabar ini menyebar dengan cepat di semua Kota Surabaya dan Jalan Tunjungan dalam waktu singkat dipenuhi dengan massa yang penuh amarah. Massa terus berdatangan hingga memadati halaman hotel dan juga halaman gedung yang perdampingan. Sementara di belakang halaman hotel, ada beberapa tentara Jepang yang sedang berjaga jaga agar bisa mengendalikan situasi yang tidak stabil.

4. Gagalnya Perundingan Sudirman dan Ploegman

Penyebab selanjutnya peristiwa di Hotel Yamato adalah karena gagalnya perundingan antara Sudirman dan juga Ploegman. Tidak lama sesudah massa berkumpul, residen Sudirman yakni pejuang dan diplomat yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Residen [fuku Syuco Gunseikan] masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu serta sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI tersebut datang dan masuk ke Hotel Yamato dikawal dengan Sidik serta Hariyono.

Sebagai perwakilan RI, ia kemudian berunding dengan Mr. Ploegman serta kawannya untuk meminta supaya bendera Belanda diturunkan secepatnya dari Hotel Yamato tersebut. Dalam perundingan tersebut, Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda sekaligus menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Perundingan itu berlangsung dengan panas dan Ploegman mengeluarkan pistol sehingga terjadi perkelahian dalam ruang perundingan tersebut. Ploegmn tewas karena dicekik Sidik dan kemudian ia juga tewas karena tentara Belanda yang sedang berjaga jaga mendengar letusan pistol milik Ploegman yang terjadi karena dampak insiden Hotel Yamato. Sedangkan Sudirman dan Hariyono melarikan diri keluar dari hotel.

5. Gejala Pihak Belanda Ingin Menjajah Kembali

Para pemuda sadar jika Belanda terlihat ingin kembali menguasai Indonesia meski kemerdekaan sudah diproklamasikan. Untuk mempertahankan kesatuan Republik Indonesia di Surabaya, para pemuda dan anak anak kampung di Surabaya kemudian melakukan perampasan mobil Jepang yang lewat sambil menempelkan kertas merah putih di kaca mobil pembesar Jepang tersebut.

Sebelum tentara Sekutu melucuti senjata serdadu Jepang, para pemuda Surabaya sudah lebih dulu melakukannya dan ini juga dilakukan di markas dan gudang Kempetai. Para pemuda kemudian melakukan koordinasi dan 2 hari kemudian yakni tanggal 21 September sesudah rapat KNID [Komita Nasional Indonesia Daerah] dilakukan di GNI [Gedung Nasional Indonesia], dibentuklah badan perjuangan bernama PRI [Pemuda Republik Indonesia].

Dalam rapat tersebut disepakati jika PRI merupakan organisasi yang tidak memandang perbedaan atau golongan. Dalam rapat dibahas tentang banyak taktik serta cara untuk menghadapi tentara sekutu yang datang untuk melucuti senjata Jepang. Roeslan Abdul Gani atau Cak Roes dalam rapat tersebut kemudian mengobarkan semangat juang pemuda dan menanamkan rasa permusuhan pada tentra sekutu.

6. Perobekan Bendera Belanda

Di luar hotel, para pemuda yang sudah mengetahui perundingan tersebut gagal langsung mendobrak masuk ke dalam hotel dan terjadilah perkelahian di lobi hotel tersebut. Sebagian pemuda berusaha naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang pada awalnya bersama dengan Sudirman kemudian kembali ke dalam hotel dan memanjat tiang bendera bersama dengan Kusno Wibowo kemudian berhasil menurunkan bendera Belanda dan merobek bagian biru dari bendera. Kemudian, mereka menaikkan bendera tersebut ke puncak tiang kembali yang disambut dengan pekik merdeka berulang kali oleh massa di bawah hotel.

Demikian ulasan kami kali ini tentang beberapa penyebab peristiwa di Hotel Yamato Surabaya secara lengkap yang berujung pada perobekan bendera Belanda berwarna merah putih dan biru menjadi bendera Merah Putih. Semoga bisa menambah informasi.

The post 6 Penyebab Peristiwa di Hotel Yamato Surabaya pada 1945 appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>